Reporter: Rani Nossar | Editor: Tri Adi
Berawal dari tugas kuliah, Fajri Mulya Iresha berhasil membangun bank sampah di Depok dan memberdayakan masyarakat di sekitar. Selain bisa mengatasi masalah lingkungan, usaha ini bisa memberikan tambahan penghasilan.
Inspirasi bagi masyarakat sekitar bisa datang dari mana saja, tak terkecuali dari fenomena sampah yang menumpuk di lingkungan sekitar tempat tinggal.
Sampah ini bisa menjadi bencana apabila tidak dikelola dengan baik, tapi bisa pula sebaliknya, sampah bisa menjadi berkah ditangan orang-orang inspiratif.
Fajri Mulya Iresha, pemuda asal Depok, Jawa Barat pada tahun 2014 mendirikan bank sampah yang diberi nama CV Zero Waste Indonesia.
Lewat bendera usaha ini, Fajri mampu memberdayakan masyarakat yang berada di wilayah Sukmajaya. Depok untuk mengumpulkan sampah dan disetor ke bank sampah. Untuk sampah plastik, biasanya bank sampah akan membeli dari warga seharga Rp 3.000 per kilogram (kg) dan sampah botol dan kemasan seharga Rp 5.000 per kg.
Fajri mengaku kapasitas penampungan sampah milik Zero Waste ini mampu mengumpulkan sampah hingga 1 ton per hari.
Saat ini. Zero Waste Indonesia telah memiliki 15 relawan dan 3.000 nasabah yang tersebar di 20 titik disekitar wilayah tersebut.
Ide awalnya muncul tahun 2013, saat Fajri mendapat tugas kuliah di kampusnya, Fakultas Teknik Sipil di Universitas Indonesia (UI). "Awalnya ini adalah proyek untuk tugas, dan saya tidak sendiri tapi dibantu oleh 11 orang kawan di kampus, " katanya.
Setelah tugas selesai, Fajri mengikuti lomba dalam program ITB Entrepreneur Challenge tingkat mahasiswa yang diadakan di Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 2013 lalu. Hasilnya, Fajri menang juara I dan mendapat bantuan modal sebesar Rp 10 juta. Uang itu digunakan untuk menyewa tempat di bilangan Depok, Jawa Barat sebagai pusat bank sampah.
Setahun kemudian tekad Fajri membangun bank sampah benar-benar terealisasi. Dia pun menerapkan sistem pembayaran kepada para nasabah bank sampahnya tiga bulan atau enam bulan sekali sehingga hasil yang diperoleh warga bisa maksimal.
Sampah yang dikumpulkan Zero Waste ini kemudian diolah lagi dengan mesin penghancur sampah, ada juga yang dijual ke perusahaan yang membutuhkan.
Fajri bilang ada perusahaan di Tangerang yang menjadi langganannya. Hingga saat ini omzet yang berhasil diperoleh dari kegiatan bank sampah Zero Waste ini lebih dari Rp 100 juta per bulan.
Namun, Fajri bilang semua keuntungan pada akhirnya diputar lagu untuk mengembangkan Zero Waste Indonesia dan untuk kepentingan lingkungan.
Dia mengaku rajin menyelenggarakan edukasi pemilihan sampah kepada masyarakat dan juga membangun infrastruktur pendukung lingkungan bagi warga sekitar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News