kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fatichun mendongkrak pamor batik Salatiga (3)


Rabu, 02 Januari 2013 / 11:26 WIB
Fatichun mendongkrak pamor batik Salatiga (3)


Reporter: Marantina | Editor: Havid Vebri

Walau diciptakan tahun 2004, batik khas Salatiga baru serius dikembangkan oleh pemerintah setempat pada 2008 lalu. Fatichun termasuk salah seorang pelopor industri batik Salatiga dengan merek dagang Selotigo.

Sebetulnya, menjadi pelopor industri batik Salatiga jauh dari impian Fatichun. Apalagi, sejak awal pria pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) ini tak pernah memiliki keinginan menjadi pengusaha.

Keinginan untuk berwiraswasta baru muncul saat Fatichun pensiun sebagai pegawai Pemerintah Kabupaten Semarang tahun 2006. "Walau sudah pensiun, saya tidak betah berdiam diri tanpa pekerjaan," kata ayah dua putri ini.

Perkenalannya dengan dunia batik terjadi saat mengikuti pelatihan yang digelar Dinas Pariwisata Kota Salatiga pada 2008. Sejak mengikuti pelatihan itu, Fatichun belajar banyak seputar dunia batik khususnya batik Salatiga.

Fatichun mengatakan, batik Salatiga sering juga disebut dengan batik plumpungan. Motif batik plumpungan diciptakan pertama kali tahun 2004 dan menjadi motif batik yang paling terkenal di Salatiga.

Nama plumpungan berasal dari Prasasati Plumpungan yang sarat nilai filosofi dan sejarah bagi Salatiga. Gagasan dasarnya ialah mengambil bongkahan batu tulis yang terdapat pada Prasasti Plumpungan.

Makanya, yang menjadi ciri khas batik plumpungan adalah gambar dua bulatan batu yang terdiri dari batu besar dan kecil yang saling berimpitan.

Selain plumpungan, batik Salatiga juga memiliki beberapa motif lain, seperti bayang-bayang, cempaka mekar, gendongan, genggong, dan watu rumpuk plumpungan. Semua motif ini ada di butik milik Fatichun.

Menurut Fatichun, batik Salatiga mempunyai beberapa kelebihan. Misalnya, warna yang awet dan tidak mudah luntur. Mayoritas kelirnya juga cerah sehingga disukai banyak kalangan masyarakat. "Saya sengaja pakai warna ngejreng pada batik saya supaya anak muda juga suka," ujarnya.

Kendati sudah sukses, Fatichun belum puas dengan usaha batiknya saat ini. Ia terobsesi membuka sekolah membatik bagi warga Salatiga. Sebab, pembatik yang terampil di Salatiga realtif jarang.

Rencananya, Fatichun akan menjadikan butik batiknya sebagai tempat pelatihan membatik. Dengan membuka tempat pelatihan, dia berharap, semakin banyak orang yang tertarik mendalami batik Salatiga  dan mengembangkannya di masa mendatang.

Fatichun juga berkeinginan, kelak Salatiga bisa terkenal sebagai kota penghasil batik, semisal Pekalongan dan Solo. "Kalau daerah lain saja bisa mendapatkan identitas penghasil batik, tentunya Salatiga juga bisa," ucapnya yakin.

Batik Salatiga, Fatichun bilang, sangat potensial dikembangkan. Saat ini saja, peminat produk batiknya meliputi hampir semua kalangan.

Dari kalangan artis, contohnya, butik batiknya pernah dikunjungi Dwi Andika sdan Shezi Idris. Tapi, lantaran usianya sudah tidak muda lagi, dia berencana mewariskan bisnis batiknya ke anaknya.      

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×