kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,02   -1,62   -0.17%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Festival durian menoreh tangkal aksi para calo (3)


Kamis, 01 Oktober 2015 / 14:25 WIB
Festival durian menoreh tangkal aksi para calo (3)


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Tri Adi

Para petani durian menoreh di Desa Banjaroya, Kulon Progo, Yogyakarta, kerap bersaing dengan para calo pedagang durian setempat. Para calo itu kerap membubuhi durian yang dijualnya dengan merek durian menoreh. Untuk itu, para petani dan warga rajin menggelar festival untuk mempromosikan ciri khas durian menoreh.

Para petani durian menoreh di Desa Banjaroya, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, kerap kewalahan memenuhi pesanan pelanggan. Bahkan,  banyak pelanggan memesan durian menoreh ketika musim panen belum tiba.

Padahal, menurut sejumlah petani, hasil panen durian menoreh yang dibudidayakan seringkali tak menentu jumlahnya. Tak pelak, kondisi itu akhirnya dimanfaatkan oleh para spekulan alias calo durian.

Madun, salah satu petani durian menoreh menyebutkan, ketika permintaan sedang tinggi, banyak spekulan yang menawarkan pasokan durian ke Desa Banjaroya. Durian yang dipasok para calo tersebut berasal dari luar sentra ini.

Bahkan, menurut Madun, di pinggir jalan sekitar Desa Banjaroya, banyak pedagang menjual durian menoreh palsu alias bukan hasil budidaya petani setempat.

Para spekulan hanya membubuhi cap ‘durian menoreh’ di kulit durian yang dipasoknya. “Di pinggir jalan, ada beberapa pedagang durian yang mengambil buah di sentra Banjaroya, tapi bukan durian asli dari hasil petani di sini,” ujar Madun.

Nah, agar pelanggan bisa mengetahui ciri khas durian menoreh, para petani di Desa Banjaroya berinisiatif untuk menggelar promosi lewat pameran. “Melalui festival ini, pembeli bisa merasakan langsung buah durian dari pohonnya,” imbuh Madun.

Menurut Madun, festival durian menoreh pertama kali digelar pada tahun 2011. Kala itu, sebanyak 1.000 buah durian habis terjual. Dari ajang ini, pemerintah daerah setempat memberikan respons dengan menyediakan lahan tempat mengembangkan sentra durian menoreh.

Sukses dengan festival pertama, pada Februari 2014, para petani dan warga Desa Banjaroya kembali menggelar even serupa. Kali ini, festival durian menoreh digelar di rest area Potronalan. Sambutan pengunjung lebih antusias ketimbang festival pertama. Sebanyak 8.000 buah durian menoreh langsung ludes terjual hanya dalam kurun waktu tiga jam.

Bahkan, festival durian menoreh akan kembali digelar pada Desember 2015. Konsep promosi yang akan digunakan dalam festival ini adalah menggunakan mobil berkeliling menjual durian.

Tak hanya mengadakan festival untuk memperkenalkan durian menoreh, petani dan warga Desa Banjaroya menjalin kerjasama dengan Pemda, lembaga pendidikan, dan lembaga riset asal Korea Selatan. “Kerjasama tersebut sebagai bentuk promosi ke beberapa daerah mengenai durian menoreh khas Banjaroya,” sebut Madun.

Dengan melakukan promosi lewat ajang festival dan kerjasama, para petani durian menoreh tidak lagi takut bersaing dengan calon durian menoreh palsu.

Petrus Sugito, petani durian menoreh lainnya di Desa Banjaroya bilang, meski ada calo, hasil panen durian menoreh yang dibudidayakan petani tetap laku. Sebab, pelanggan telah mengetahui ciri khas durian menoreh.

Aven, anak dari Petrus menimpali, saat ini petani tidak takut lagi menghadapi persaingan usaha dengan para calo. Dia bilang, rasa durian yang dipetik langsung dari pohonnya terjamin kualitasnya. “Bisa buktikan rasa dan kualitas durian petani dan calo,” ujarnya.      

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×