kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gelembung laba bisnis minuman bubble tea


Rabu, 21 Oktober 2015 / 14:39 WIB
Gelembung laba bisnis minuman bubble tea


Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Tri Adi

Kemitraan bisnis minuman dingin bubble tea semakin menjamur di Indonesia. Tawaran terbaru datang dari Taiwan Tea House. Paket investasinya Rp 200 juta dan Rp 400 juta. Mitra ditargetkan bisa meraup omzet Rp 100 juta per bulan dan balik modal dalam waktu 12-16 bulan.

Belakangan ini, berbagai jenis minuman dingin banyak di jajakan para pelaku usaha di tanah air. Salah satunya adalah minuman bubble tea atau teh segar yang dicampur dengan jelly berwarna hitam.

Pelaku usaha terjun ke bisnis ini adalah Ricky Halim dengan bendera usaha Taiwan Tea House. Bisnis ini didirikan Ricky sejak tahun 2014. Melihat potensi bisnisnya prospektif, Ricky mulai menawarkan paket waralaba sejak awal 2015.

Saat ini, Taiwan Tea House punya enam gerai. Rinciannya, dua gerai milik pusat di Cirebon, Jawa Barat dan Semarang, Jawa Tengah. Sisanya punya mitra di Pekalongan, Tegal, Semarang, dan Lampung.

Bagi calon mitra yang tertarik bergabung, Taiwan Tea House menawarkan dua paket waralaba. Pertama, paket Tea House Rp 400 juta dengan luas gerai 40 meter persegi (m²). Investasi ini sudah termasuk biaya franchise fee Rp 100 juta.

Kedua, paket Island senilai Rp 200 juta dengan ukuran gerai 9 m². Paket investasi ini juga sudah termasuk franchise fee Rp 70 juta. Namun, kedua paket investasi belum termasuk sewa tempat.

Fasilitas yang didapat mitra dari kedua paket investasi, antara lain, penggunaan lisensi Taiwan Tea House, bahan baku awal minuman 250 porsi, peralatan berjualan, pelatihan karyawan, konsultasi bisnis, dan promosi.

Perbedaan paket

Perbedaan kedua paket hanya terletak pada fasilitas bisnis dan desain interior gerai. Untuk paket Tea House, mitra bisa menjual minuman dan makanan.  Selain itu, mitra dapat fasilitas dekorasi ruangan gerai. Sementara paket Island, mitra hanya menjual minuman dinging dan tidak dapat fasilitas dekorasi.

Paket waralaba berlaku lima tahun. Jika kontrak habis, mitra bisa memperpanjang dengan membayar franchise fee sesuai jenis paket investasinya. Mitra juga akan dipungut biaya royalty fee per bulan sebesar 4% dari total pendapatan.  Mitra juga wajib membeli bahan baku dari pusat senilai 40%-50% dari total omzet.

Taiwan Tea House menyajikan sekitar 60 jenis minuman beraneka rasa. Mulai dari milk tea series, chocolate series, coffee series, tea series, fruit tea series, yakult series, smoothies dan rock salt n cheese. “Paling favorit original classic pearl milk tea, susu dan teh plus bubble,” kata Ricky.

Ricky mengklaim, keunggulan Taiwan Tea House adalah mempunyai banyak varian rasa minuman dan harganya terjangkau. Harganya dibanderol Rp 8.000-Rp 25.000 per porsi.

Ricky mengaku, satu gerai Taiwan Tea House bisa meraup omzet Rp 100 juta per bulan. Dengan omzet sebesar itu, Ricky menargetkan mitra bisa balik modal dalam 12 bulan-16 bulan.

Erwin Halim, pengamat waralaba menilai, hal yang perlu diantisipasi oleh mitra pebisnis minuman bubble tea atau milk tea adalah pemilihan lokasi usaha. Jika salah lokasi, gerai mitra bisa sepi pembeli. "Bisnis bubble tea atau tea milk banyak yang gulung tikar," kata Erwin.


Taiwan Tea House  
Ricky Halim
Telp.: 0817457775

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×