kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Geliat bisnis waralaba di Indonesia mulai bangkit kembali


Jumat, 13 September 2019 / 16:03 WIB
Geliat bisnis waralaba di Indonesia mulai bangkit kembali
ILUSTRASI. Pameran waralaba


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Geliat bisnis waralaba di Indonesia mulai bangkit kembali pasca berakhirnya Pemilu 2019 pada bulan April lalu. Tak hanya brand waralaba dalam negeri yang menggeliat, brand asal negara lain juga tumbuh subur di Indonesia.

Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) mencatat ada sekitar 2.000 merek dagang yang diwaralabakan, baik dari dalam maupun luar negeri. Sebanyak 35% merupakan merek waralaba asal luar negeri dan sebanyak 65% adalah merek waralaba lokal.

Ketua Umum Wali sekaligus Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Waralaba, Lisensi dan Kemitraan, Levita Ginting Supit mengatakan masuknya brand waralaba asing seharusnya dapat dijadikan ajang pembelajaran bagi brand waralaba lokal untuk mengembangkan bisnisnya.

Baca Juga: Kemendag sederhanakan regulasi izin usaha franchise

“Saya selalu menghimbau pelaku usaha brand lokal untuk terus berinovasi dan kreatif. Justru hadirnya brand waralaba asing ini buat pembelajaran, kita ambil sistem yang baik dari mereka," tutur Levita pada Kontan.co.id di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (13/9).

Menurut Levita hadirnya brand waralaba asing bisa memunculkan persaingan sehat dalam ekosistem bisnis waralaba Tanah Air. Ia mengatakan jiwa kompetitif pelaku usaha waralaba dalam negeri.

"Jadi pelaku usaha lokal tidak ada di zona nyamannya terus. Ada kompetisi yang harus mereka hadapi. Sebenarnya tantangan ini bikin bisnis mereka makin berkembang," tandasnya.

Baca Juga: Dyandra (DYAN) genjot pendapatan dengan menggelar banyak event di semester II ini

Selain itu, Levita juga mengungkapkan brand waralaba asing yang melebarkan sayapnya ke Indonesia sejatinya tetap memberikan kontribusi langsung terhadap pertumbuhan perekonomian Tanah air.

Meskipun brand waralaba yang diusung asal negara lain, namun pengelolaannya ditangani langsung oleh pelaku usaha Indonesia dan menyerap tenaga kerja lokal.

Brand-nya memang dari luar, tapi semua operasional dijalankan oleh lokal. Dan yang menjalankan bisnisnya ya orang Indonesia, bahan baku ambil dari Indonesia, menyerap tenaga kerja dari Indonesia juga. Ini yang menggerakkan perekonomian," ujar Levita.

Ia melihat dari sisi jumlah brand, waralaba lokal tetap masih lebih unggul dibanding jumlah brand waralaba asing. Pasalnya, waralaba di kota-kota lain juga mulai bermunculan. Tapi jika dilihat dari jumlah gerai, brand waralaba asing memang lebih mendominasi.

"Brand asal Indonesia juga ada yang sudah menembus pasar luar negeri. Seperti di Malaysia, ada restoran makanan Padang yang ramainya luar biasa. Lalu di Arab Saudi juga mereka tertarik dengan restoran Indonesia. Sektor kuliner paling banyak dicari," ungkap Levita.

Hal senada juga dilontarkan oleh Burang Riyadi, Partner & Founder International Franchise Business Management (IFBM). Ia mengatakan waralaba asing yang banyak terjun ke pasar internasional bisa menjadi sumber pembelajaran bagi brand lokal. Mengingat ilmu tentang waralaba tidak didapatkan dalam pendidikan formal.

Baca Juga: Kisah artis Wulan Guritno membangun bisnis spa dengan modal Rp 15 juta

"Di Indonesia belajar seputar bisnis waralaba ya dari pengalaman. Enggak ada sekolah franchise. Jadi akan lebih bagus kalau kita belajar dari waralaba asing," tandas Burang.

Ia menjelaskan ada beberapa hal yang bisa diambil pelajarannya dari bisnis waralaba asing, antara lain sistem waralaba, teknologi, legalitas, dan strategi marketingnya.

Harapannya, dengan mengadopsi beberapa hal tersebut, bisa mendorong munculnya brand lokal sebesar brand waralaba asing seperti Starbucks, KFC, McDonalds, dan sebagainya.

"Pelaku usaha lokal bisa belajar mengelola bisnisnya lebih profesional dan berbenah. Dan bisa belajar gimana caranya mengembangkan bisnis untuk masuk ke pasar global," jelasnya.

Baca Juga: Sebanyak 350 merek waralaba lokal akan ramaikan pameran bisnis FLEI, RSEI dan CBI

Burang juga bilang jika strategi tersebut kerap dilakukan oleh negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia untuk mengembangkan produk lokalnya ke pasar global. Ia pun berpendapat jika banyak waralaba asing yang tertarik masuk ke pasar Indonesia karena melihat potensi pasar yang besar.

"Jumlah penduduk negara kita termasuk peringkat terbanyak di dunia. Peluangnya besar untuk bisnis waralaba di sini. Seharusnya pemain lokal juga bisa memaksimalkan potensi ini," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×