Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.
KONTAN.CO.ID - Jika Anda penggemar makanan laut alias seafood, pasti sudah tak asing lagi dengan ikan kuwe. Ini adalah jenis ikan favorit di kedai seafood. Jenis ikan laut ini biasanya diolah menjadi ikan bakar atau dibuat sup. Tak heran bila penggemar ikan kuwe terus ada di sejumlah kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Makassar, Medan dan lainnya.
Asep Hendra, pembudidaya ikan kuwe asal Pangandaran, Jawa Barat mengatakan permintaan ikan kuwe terus meningkat sejak tiga tahun belakangan. "Masih banyak yang mencari ikan kuwe dan pasarnya hampir serupa dengan bawal bintang," katanya ke KONTAN.
Ia sendiri sudah membudidayakan dan menjual bibit ikan kuwe sejak tujuh tahun lalu. Satu ekor bibit ikan kuwe milik Asep yang juga dipasarkan via bibit-ikanlaut.com dibanderol Rp 1.000 per centimeter (cm). Asep bilang, biasanya konsumen membeli bibit ikan kuwe yang sudah berukuran 5 cm dalam jumlah banyak. Biasanya 1.000 bibit (ekor).
Menurut pengakuan Asep, bibit ikan kuwe didapatkan secara alami di sekitar hutan mangrove. Setiap hari, para nelayan di sekitar Pangandaran bisa menangkap 100-300 ekor bibit ikan kuwe. Dalam sebulan, biasanya bisa terkumpul sekitar 8.000 bibit ikan kuwe.
Karena permintaan pasar yang sangat tinggi, dalam sebulan sebanyak 8.000 bibit ikan kuwe bisa tandas. Praktis, ia bisa kantongi omzet dari bibit kuwe antara Rp 30 juta-Rp 40 juta per bulan. "Sering habis, malah kadang banyak yang cari tapi stok kosong," sahutnya.
Kebetulan Asep membudidayakan ikan kuwe jenis giant trevally (GT). Ikan kuwe GT adalah salah satu ikan kuwe yang banyak dicari pembudidaya karena pertumbuhannya yang cepat dan perawatannya mudah.
Banyaknya permintaan bibit ikan kuwe juga diutarakan Sarjono asal Cilacap, Jawa Tengah. Ia membudidayakan ikan kuwe sejak lima tahun lalu. Harga satu ekor bibit ikan kuwe 5 cm yakni Rp 6.000. "Saya tidak menjual bibit di bawah 5 cm karena rentan mati," tukasnya.
Sama seperti Asep, Sarjono mencari bibit ikan kuwe di perairan lepas. "Bibitnya langsung saya dapat di alam," ujarnya.
Dalam sehari, ia bisa mendapatkan sekitar 100-200 ekor bibit ikan kuwe. Praktis, dalam sebulan, ia bisa mendapatkan sekitar 5.000 bibit ikan kuwe. Perkiraan omzet yang bisa didapat oleh Sarjono mencapai Rp 30 juta.
Pelanggan Sarjono berasal dari kalangan sesama pembudidaya. Kebanyakan dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera dan Jawa Timur. Nah, harga ikan kuwe konsumsi di tingkat petani sudah Rp 70.000 per kilogram (kg). Harga ini bisa lebih mahal bila sudah sampai ke Jakarta dan kota besar lainnya, yakni bisa mencapai Rp 120.000 per kilogram.
Harus siap menanggung besarnya nafsu makan si ikan
Caranx Sp atau yang lebih dikenal dengan sebutan ikan kuwe merupakan jenis ikan yang hidup di air asin. Sampai saat ini, para nelayan mendapatkan bibit ikan kuwe langsung dari habitatnya di lautan lepas atau sekitar hutan mangrove. Pasokan bibitnya pun terbatas karena bergantung pada siklus alam.
Asep Hendra, pembudidaya ikan kuwe asal Pangandaran, Jawa Barat mengatakan, bibit ikan kuwe di alam melimpah hanya pada bulan-bulan tertentu. "Pasokan melimpah itu mulai Oktober sampai Maret hampir April. Di luar masa itu, kami hanya dapat seadanya," terangnya.
Budidaya ikan kuwe biasanya dilakukan di karamba atau tambak dengan media air payau. Menurut Asep ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan kuwe. Yakni, media budidaya, salinitas dan pemberian pakan. "Sebenarnya, tempat paling baik untuk budidaya ikan kuwe adalah laut. Tapi, ikan kuwe juga bisa dibudidayakan di air payau," jelas Asep.
Selain di laut, budidaya ikan kuwe ini menggunakan karamba jaring apung. Asep menyatakan, jika budidaya menggunakan karamba, kerapatan karamba tidak boleh terlalu rapat. Alasannya, pemerataan pakan bisa tidak merata karena jarak antar karamba terlalu rapat.
Sedangkan untuk pemberian pakan, Asep yang membudidayakan ikan kuwe jenis Giant Trevally (GT) menggunakan ikan-ikan kecil sebagai pakan. Aneka ikan kecil ini dibeli dengan harga sekitar Rp 4.000 per kilogram (kg). "Kebetulan ikan kuwe jenis GT ini makannya rakus dan tidak bisa jika kekurangan pakan," tuturnya. Pemberian pakan ikan kuwe diberikan sekali dalam sehari.
Borosnya pemberian pakan juga diakui oleh Sarjono, pembudidaya ikan kuwe rambut asal Cilacap, Jawa Tengah. "Jenis kuwe apapun, makannya memang kenceng-kenceng, rakus sih. Karena memang secara ukuran, ikan kuwe bisa cepat besar. Bahkan bobotnya bisa sampai 80 kg satu ekor untuk yang jenis kuwe GT," ujar Sarjono.
Maka dari itu, biaya pakan mengambil porsi paling besar dari biaya operasional. Apalagi, jika pakan diberi dua kali dalam sehari. Asal tahu saja, ikan kuwe rentan mati jika kekurangan pakan, maka pemberian pakan harus rutin.
Sarjono menjelaskan, ikan kuwe biasanya butuh waktu pembesaran sekitar 4-5 bulan sampai siap panen. Jika bibit yang ditebar berukuran 5-7 cm, lima bulan masa pemiliharaan sudah siap panen. "Syaratnya pemberian pakan harus rutin agar cepat besar dan bisa cepat dipanen. Kalau pakan tidak rutin atau kurang ya lumayan lama panennya," jelasnya.
Selain pemberian pakan yang harus rutin, kebersihan air, kandungan oksigen dan salinitas juga harus diperhatikan dalam budidaya ikan kuwe. Asep menjelaskan, ikan kuwe membutuhkan air yang memiliki kandungan salinitas sekitar 5-10 ppt.Khusus kuwe GT, lebih bagus lagi airnya memiliki salinitas di atas 15 ppt. "Tiap jenis ikan kuwe berbeda-beda karena memang ada beberapa yang tidak bisa hidup di air payau, hanya bisa di laut," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
Regional