kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gurihnya laba dari warung mi jawa


Senin, 05 September 2011 / 12:42 WIB
Gurihnya laba dari warung mi jawa
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah di Kantor Cabang Pembantu (KCP) Maybank ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: Handoyo | Editor: Tri Adi

Selain bakso, kudapan yang tak kalah populernya adalah mi. Makanan berbahan baku tepung terigu yang diolah dan dibentuk kecil memanjang ini disuka hampir semua kalangan. Salah salah satu olahan mi yang juga banyak penggemar adalah bakmi jawa.

Bakmi jawa bisa disajikan beragam masakan, mulai dengan kuah atau bentuk mi goreng. Popularitas bakmi jawa ini pula yang membuat Bakmi Jawa Oncor kemudian menawarkan konsep bisnis waralaba, sejak Maret 2011 lalu.

Berdiri sejak tujuh tahun lalu, Bakmi Jawa Oncor hadir dengan konsep modern, namun tetap mempertahankan keaslian cita rasa bakmi jawa. "Semua menggunakan bumbu tradisional," kata Dwi Bagus Kurniawan, Manajer Waralaba Bakmi Jawa Oncor. Oncor saat ini telah memiliki tiga gerai yang berpusat di Semarang, Jawa Tengah.

Keaslian rasa inilah yang membuat tawaran waralaba Bakmi Jawa Oncor ini laris manis. Bahkan, belum lama ditawarkan, saat ini Bakmi Jawa Oncor telah memiliki delapan terwaralaba yang tersebar di Semarang, Kudus, Jepara, Demak, Solo, Tangerang, dan Tebet.

Jika tertarik bergabung, Bakmi Jawa Oncor menarik biaya kerjasama sebesar Rp 60 juta plus suport perlengkapan senilai Rp 10 juta. Perlengkapan ini berupa peralatan masak dan perlengkapan makan. Sedangkan terwaralaba menyediakan, "Ruko seluas sekitar 5 m x 10 m," kata Bagus. Ruko itu boleh sewa, boleh juga milik sendiri.

Terwaralaba juga akan mendapat pendampingan pelaksanaan standard operasional prosedure (SOP), pembukaan gerai, sarana promosi, serta pelatihan karyawan. Selain itu juga ada konsultasi bisnis selama berusaha.

Selain membayar biaya kerja sama, terwaralaba juga wajib membeli bumbu dari pewaralaba. Menurut Bagus, kewajiban membeli bumbu itu untuk menjaga standar rasa masakan. Agar pengiriman lebih mudah, pewaralaba akan mengirim bumbu sudah berupa kemasan saset seharga Rp 1.000. "Penyajian jadi sangat mudah karena setiap saset bumbu untuk satu porsi makanan," katanya.

Dengan menu andalan mie goreng dan mie godog, Bakmi Jawa Oncor juga menyediakan menu tambahan seperti nasi goreng, capjay, dan paklay. Harga yang ditawarkan juga terjangkau. Satu porsi nasi goreng Rp 12.000, sedangkan untuk menu berbahan dasar mi harganya Rp 10.000. "Tidak lebih dari Rp 15.000," katanya.

Adapun untuk menu minuman, harganya Rp 5.000 untuk jus dan Rp 7.000 untuk es campur dan es teler. Selain itu, agar balik modal lebih cepat, terwaralaba dibebaskan menambah jenis minuman. Namun untuk makanan, penambahan menu harus didiskusikan dengan pewaralaba.

Dengan perkiraan 86 pelanggan tiap hari, terwaralaba bisa mendapatkan omzet harian sekitar Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta atau sedikitnya Rp 30 juta per bulan.

Nah, dari omzet bulanan itu, terwaralaba wajib menyisihkan 5% untuk royalty fee. Jika semua prakiraan itu tercapai, terwaralaba akan balik modal kurang dari satu tahun.

Peni Rahayu, konsultan bisnis waralaba mengatakan, calon terwaralaba harus benar-benar mengetahui apa yang didapat dari kerja sama ini. Sebab, bisnis franchise adalah brand, franchisor harus bertanggung jawab membina mitra. "Rasa boleh sama, tetapi service harus tetap berbeda," ungkap Peni.

Bakmi Jawa Oncor
Jl. Ngesrep Timur III-24
Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah
Telp: 024747 5564

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×