kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hangatnya laba kedai cepat saji ayam goreng dari Yogyakarta


Kamis, 13 Oktober 2011 / 12:55 WIB
Hangatnya laba kedai cepat saji ayam goreng dari Yogyakarta
ILUSTRASI. Guru honorer di Madrasah dapat BLT Rp 1,8 juta tanpa potongan dari Kemenag. ANTARA FOTO/Rahmad/nz.


Reporter: Hafid Fuad, Dea Chadiza Syafina | Editor: Tri Adi

Makanan berbahan dasar ayam tak pernah ada matinya. Walaupun pesaing produk ini sudah sangat banyak, tawaran waralaba ataupun kemitraan makanan berbahan baku daging ayam tak kunjung surut.

Salah satu pengusaha yang menawarkan waralaba ayam goreng adalah Irawan Kusumo di Yogyakarta. Mengusung nama Dobbi Burger and Fried Chicken, Irawan memulai usaha ayam goreng sejak 2003 silam. "Jumlah daging ayam saat itu sangat banyak sehingga dimulailah usaha ayam goreng," ujar Sigit Wahyudi, Manajer Franchise PT Dobbi Mulia Sejahtera.

Irawan memang punya stok daging ayam yang melimpah. Maklum, sebelum berbisnis ayam goreng, dia sudah lebih dulu berkecimpung di usaha pemotongan ayam dan pemrosesan daging ayam. Bisnis ayam goreng Dobbi baru dimulai tahun 2003.



Variasi menu

Saat ini Dobbi telah memiliki 60 booth yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, sebanyak 30 restoran ayam goreng cepat saji juga telah dimiliki di Jawa Barat, Jawa Timur, Palembang, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Sebagian besar booth dan restoran cepat saji tersebut merupakan milik mitra.

Menurut Sigit, bentuk restoran cepat saji dipilih untuk menggantikan model booth yang ternyata tidak dijalankan secara serius oleh investor. "Dengan modal lebih besar diharapkan pengusaha bisa lebih serius," jelas Sigit.

Seperti pewaralaba di bisnis kuliner lainnya, Dobbi juga rajin menambah variasi menu untuk menambah jumlah pelanggan. Inilah sebabnya Dobbi tidak hanya menjual ayam goreng saja, tapi juga menyediakan burger dan hotdog. "Enam bulan sekali selalu ada menu baru," ujar Sigit.

Untuk menjadi terwaralaba, Dobbi Burger and Fried Chicken menawarkan berbagai paket pilihan. Pertama, paket silver dengan investasi Rp 140 juta untuk Pulau Jawa dan Rp 180 juta untuk wilayah luar Jawa. Kedua, paket gold dengan investasi Rp 280 juta. Ketiga, paket platinum senilai Rp 400 juta. Nilai investasi tersebut di luar biaya sewa tempat dan renovasi.

Selain membayar biaya investasi untuk mendapatkan peralatan usaha dan perlengkapan promosi, calon investor juga harus menyediakan tempat usaha. Untuk paket silver, setidaknya membutuhkan luas minimal 100 m­2, sedangkan paket gold 150 m² sampai 200 m² dan paket platinum dengan luas ruangan di atas 200 m². "Investor bisa mengembangkan usaha mulai dari paket silver," saran Sigit.

Jika Anda tertarik, pertama kali Anda bisa membayar commitment fee sebesar Rp 25 juta. Setelah survei lokasi, tim Dobbi akan membantu persiapan usaha mulai dari analisis usaha, penyediaan perlengkapan usaha, sampai training karyawan.

Setelah usaha berjalan, investor bisa mulai membayar royalti fee sebesar Rp 30 juta. Dengan estimasi penjualan per hari Rp 2,5 juta, Sigit menghitung balik modal akan dicapai dalam waktu 24 bulan untuk paket silver.

Endra Wijaya Kusuma adalah terwaralaba Dobbi di Samarinda, Kalimantan Timur. Dengan paket gold, Endra yang memulai usaha September 2009, kini telah mampu menjual 200-300 porsi dengan omzet hingga Rp 4,5 juta per hari. "Dobbi Burger jadi tempat nongkrong anak muda di sini," katanya.


Dobbi Mulia Sejahtera
Ruko Citra A1, Ring Road Utara, Gandok,
Sleman, Yogyakarta 55281
Telp: 02746411600

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×