Reporter: Revi Yohana, Noverius Laoli | Editor: Havid Vebri
Tanaman kemenyan atau Sytrax benzoin memiliki banyak manfaat buat kehidupan manusia. Selain untuk bahan dasar dupa, getah kemenyan juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar parfum, obat-obatan, bahkan campuran keramik.
Tak heran, bila permintaan getah kemenyan ini cukup tinggi di pasaran. Tak pelak, budidaya tanaman ini pun menjanjikan keuntungan yang lumayan.
Salah satu petani yang membudidayakan kemenyan sejak puluhan tahun lalu adalah Edison Nababan.
Pria asal Tapanuli, Sumatera Utara ini mewarisi tanaman kemenyan sejak zaman neneknya. "Setahu saya, tempat paling baik di Indonesia untuk menanam kemenyan adalah di Tapanuli," ujar Edison bangga.
Di lahan seluas satu hektare (ha), ia memiliki sekitar 3.000 pohon. Dengan jumlah pohon sebanyak itu, Edison bisa memproduksi dua hingga empat ton kemenyan setiap bulannya. Kemenyan yang yang ia jual terbagi menjadi tiga tingkatan.
Pertama, kemenyan super yang dijual dengan harga Rp 160.000-Rp 170.000 per kilogram (kg). Kedua, kemenyan kualitas di bawah super dengan harga Rp 130.000 per kg. Terakhir adalah abu kemenyan dengan harga Rp 50.000 per kg.
Menurut Edison, permintaan kemenyan saat ini justru lebih banyak datang dari luar negeri ketimbang domestik. "Sebanyak 90% kemenyan saya jual ke Jepang, China, India, Prancis, Italia dan beberapa negara Eropa lainnya," tandas Edison.
Penggunaan getah kemenyan berbeda di tiap negara. Di Eropa kemenyan banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuat parfum. "Getah kemenyan ini sifatnya mengikat aroma sehingga di Prancis banyak pakai sebagai dasar parfum," jelas Edison.
Sementara di Italia, kemenyan digunakan sebagai salah satu campuran keramik. Adapun di kawasan Asia, kemenyan digunakan sebagai bahan pembuat dupa dan obat-obatan. "Untuk dupa, bisa dengan kemenyan standar atau abu kemenyan," jelas Edison.
Di pasar domestik, permintaan cukup tinggi ada di Jakarta dan Surabaya. Dari tanaman kemenyan ini, omzet Edison mencapai lebih dari Rp 150 juta per bulan. Adapun laba bersihnya mencapai 50% dari omzet.
Selain getahnya, bisnis pengadaan bibit kemenyan juga lumayan menjanjikan. Salah satu pemain bisnis ini adalah Dwi Anto, pemilik Travin Pot Bunga di Bojong Megah Raya, Bekasi, Jawa Barat.
Ia menjual bibit pohon kemenyan dengan tinggi sekitar 1,5 meter - 2 meter. Bibit itu dibanderol Rp 500.000 per pohon. Anto sendiri memiliki lahan pembibitan kemenyan seluas 3.000 meter persegi.
Dalam sebulan Anto bisa menjual 10 bibit-12 bibit dengan omzet rata-rata Rp 5 juta per bulan.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News