kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hasil jualan ulos untuk membiayai keluarga (2)


Kamis, 27 November 2014 / 15:43 WIB
Hasil jualan ulos untuk membiayai keluarga (2)
ILUSTRASI. Ingin Memiliki Anak Laki-Laki? Coba Konsumi 5 Makanan ini Selama Kehamilan


Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Havid Vebri

Berdagang bagi Boru Rumapea sudah menjadi mata pencaharian utamanya sejak tahun 1991. Oleh sebab itu, jatuh bangun dalam menjalani usaha penjualan kain ulos dan songket yang dia alami sudah menjadi seperti makanan sehari-hari.

Awal menjajal peruntungan sebagai pengusaha ulos, Boru menyewa sebuah kios di Pasar Sentral, Medan. Berbekal modal usaha sekitar Rp 40 juta, Boru membeli persediaan kain untuk di jual dan untuk bayar sewa serta tetek bengek memulai usaha.

Dia terkenal tangguh dan tidak mudah berputus asa, terutama di mata anak-anaknya. Lantaran harus bisa menghasilkan uang dari berjualan kain ulos untuk menghidupi kesembilan anak-anaknya, mau tidak mau wanita ini harus banting tulang agar kainnya bisa terjual.

Wanita yang memiliki sembilan anak ini juga dikenal ramah kepada semua pengunjung dan pelanggan setianya. "Kita selalu berusaha menjalin hubungan erat dengan pelanggan melalui ikut penerapan komunikasi dengan mengenal marganya," ujar Boru Rumapea kepada Kontan. Itulah kunci berkembangnya usaha Boru Rumapea bertahun-tahun menjual kain ulos.

Dia bilang, dengan mengenal marga masing-masing pelanggan, dia bisa menyesuaikan cara berkomunikasinya. "Karena beda marga, beda tata cara berkomunikasinya. Hal itu penting dalam menyasar pelanggan lebih luas lagi," kata dia.

Menjalani usaha ini menurut Boru memang tidak mudah. Ada kalanya kondisi usaha sedang sulit, dia harus berutang agar kebutuhan hidup bisa tetap terpenuhi. Hingga sempat pada tahun 1995 atau tepat empat tahun setelah memulai usaha, dia sempat terlilit utang. Sampai-sampai dia harus menjual tanah miliknya karena harus membayar tunggakan utang yang dia miliki.

Melihat kondisi sang ibunda yang sedang dalam kesulitan, anak-anaknya bergotong royong membantu usaha ibunya di kios, selepas sepulang sekolah. Hari demi hari mereka lalui, sedikit demi sedikit usaha penjualan kain ulos miliknya mulai kembali bangkit.

Kain ulos makin banyak yang berhasil terjual lantaran pengembangan yang terus dia lakukan. Salah satu anak Boru Rumapea yang bernama Tora Turnip mengatakan, ibunya adalah sosok wanita yang tegas, jujur dan rajin. "Jiwa bisnisnya yang bisa ditiru yaitu selalu ingin menambah usahanya tapi tetap berusaha hidup sederhana dan selalu berhemat," ujar Tora.

Lewat bisnis berjualan kain ulos selama 23 tahun, Boru berhasil menyekolahkan anaknya hingga lulusan SMK, S1 bahkan ada juga yang menjadi lulusan S2. Menurut Boru, kain ulos di masyarakat batak memiliki makna budaya yang mendalam. Oleh sebab itu, mengerti tentang produk yang dijual juga menjadi salah satu kesuksesan dalam berbisnis.

Sudah berpuluh tahun menjalani usaha kain ulos dan pernak-pernik pernikahan adat batak membuat wanita ini tidak kesulitan lagi mencari pemasok ke kiosnya yang kini totalnya berjumlah tujuh kios. Untuk kain-kain ulos dan songket, Boru bekerjasama dengan para perajin kain yang juga merupakan penduduk asli masyarakat batak.           

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×