kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Health2Sync jadi sahabat penderita diabetes


Minggu, 21 Januari 2018 / 07:25 WIB
Health2Sync jadi sahabat penderita diabetes


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Dalam beberapa tahun terakhir, para profesional di bidang kesehatan di Asia menjadi semakin vokal tentang diabetes. Tentu, ini untuk alasan yang baik.

Maklum, Asian Diabetes Prevention Initiative, organisasi yang mendapat dukungan dari National University of Singapore, menyebutkan, orang Asia memiliki risiko genetik diabetes yang lebih tinggi ketimbang orang Eropa. Meskipun, cukup banyak kasus obesitas di Benua Biru itu.

Dan, penderita diabetes mesti menjalani pengawasan secara ketat sepanjang hidupnya. Mereka harus mengontrol betul asupan makanan untuk menjaga kadar gula darah mereka.

Dalam banyak kasus, ini bisa dijaga dengan suntikan insulin secara teratur. Jelas, itu adalah kehidupan yang rumit bagi pasien.

Tapi, teknologi bisa memainkan peran positif dalam membantu mereka mengelola kondisi. Selain perangkat bioteknologi dan medis, sejumlah platform berbasis aplikasi telah muncul untuk melakukan itu.

Salah satunya: Health2Sync yang berbasis di Taiwan, yang awal Desember 2016 lalu mengumumkan, telah mengantongi pendanaan putaran kedua alias seri B sebesar US $ 6 juta.

Sompo Holdings, perusahaan asuransi asal Jepang, memimpin konsorsium investor dalam pendanaan untuk perusahaan rintisan (start-up) teknologi kesehatan tersebut. Alibaba dan WI Harper, modal ventura dari Amerika Serikat yang fokus ke China masuk dalam konsorsium ini.

Bagaimana Health2Sync bekerja? Aplikasi bergerak ini memungkinkan penderita diabetes untuk mengetahui kadar glukosa darah, tekanan darah, dan berat badan. Termasuk, faktor-faktor yang memengaruhi penyakit itu, seperti diet, olahraga, pengobatan.

Health2Sync menawarkan analisis, pengingat, dan konten pengetahuan yang bisa membantu para penderita penyakit gula dalam mengelola kondisi harian mereka. Bukan cuma itu, anggota keluarga dan teman-teman pasien juga bisa terhubung melalui aplikasi ini, yang memungkinkan mereka memberikan dukungan.

“Kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang kami bangun di dalam aplikasi Health2Sync berarti pembinaan bisa terjadi secara real-time, yang memungkinkan edukator diabetes untuk merawat dari jarak jauh untuk beberapa pasien sekaligus secara bersamaan,” kata Ed Deng, Co-Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Health2Sync, seperti dikutip Tech in Asia.

Selain itu, kecerdasan buatan yang tertanam dalam aplikasi Health2Sync mengurangi beban kerja pendidik diabetes dalam melakukan pembimbingan. Soalnya, terus-menerus menganalisis data pasien, lalu merangkumnya untuk pasien, dan memberikan pengingat tepat waktu. Sekaligus, konten pendidikan interaktif yang sesuai dengan kondisi yang dialami pasien.

Tak hanya aplikasi yang berfokus pada penderita diabetes, Health2Sync juga mengembangkan sistem manajemen pasien berbasis web untuk profesional kesehatan. Dengan menggunakan sistem ini, mereka bisa memantau pasien dari jarak jauh dan terlibat dalam percakapan secara online dengan pasien.

Dengan lebih dari 196.000 pengguna terdaftar yang tersebar di Taiwan, Jepang, Hong Kong, dan Malaysia, aplikasi ini telah menunjukkan keampuhannya. Setelah menggunakan Health2Sync selama tiga bulan, rata-rata glukosa darah pengguna berisiko tinggi turun 22%. 

Ini berarti, pengurangan risiko komplikasi diabetes secara signifikan. “Aplikasi ini bisa membantu pasien mengubah perilaku mereka menjadi lebih baik,” ujar Deng yang mendirikan Health2Sync karena minimnya pendidik diabetes di negara-negara Asia.

Ekspansi ke Jepang

Setelah mengantongi pendanaan seri B, start-up yang berdiri 2013 lalu, akan ekspansi ke Jepang. Negeri matahari terbit jadi pilihan lantaran jumlah penderita diabetes di negara tersebut meroket dalam beberapa tahun terakhir, mencapai 10 juta orang atau hampir 8% dari populasi Jepang.

Health2Sync juga berencana memakai suntikan dana itu untuk mengembangkan kemampuan data dan membangun fitur yang terkait kemitraan mereka dengan perusahaan asuransi termasuk investor utama Sompo Holdings.

Di banyak negara di Asia, Deng mengungkapkan, perusahaan asuransi menolak penderita diabetes. Tapi, banyak penderita diabetes, yang jumlahnya mencapai 10% populasi orang dewasa di Asia, sebenarnya sudah bisa mengendalikan kadar glukosa darah dengan cukup baik.

Nah, dengan menggabungkan produk asuransi kesehatan dengan Health2Sync, maka perusahaan asuransi bisa mengurangi lebih banyak risiko.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×