kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hujan, bisnis binatu sepatu ketiban berkah


Kamis, 28 April 2016 / 17:01 WIB
Hujan, bisnis binatu sepatu ketiban berkah


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Rizki Caturini

Jasa laundry atau binatu kini tidak hanya untuk pakaian, seprei atau bed cover. Kebutuhan masyarakat yang ingin serba praktis dan instan memperlebar jasa binatu hingga ke produk alas kaki seperti sepatu. Beberapa tahun belakangan, merebak gerai-gerai binatu sepatu di berbagai tempat terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung.

Namun, seiring berjalannya waktu, tren jasa binatu juga telah menjangkiti daerah-daerah. Salah satunya adalah Shoelicious besutan Gerry Sugianto dari Pontianak. Dia baru saja mendirikan usaha ini sejak Maret 2015.

Gerry mengatakan, ide mendirikan binatu sepatu muncul dari masalah yang dia hadapi sendiri ketika harus merawat koleksi sepatu lari miliknya. Dari situ, dia belajar cara membersihkan sepatu dari berbagai sumber dan tercetus untuk membisniskannya.

Jasa perawatan sepatu yang dia tawarkan seperti mencuci sepatu (cleaning), mewarnai kembali (re-colour) dan mengelem (re-glue). Harga jasa membersihkan sepatu sekitar Rp 20.000 hingga Rp 60.000 per pasang. Sementara untuk jasa pewarnaan kembali dipatok Rp 100.000 hingga Rp 150.000 per pasang dan reglue dibanderol Rp 40.000 per pasang sepatu.

Dia bilang, intensitas hujan yang lumayan tinggi beberapa bulan terakhir, ikut mendongkrak omzet usahanya. Maklum saja, sepatu jadi cepat kotor jika terkena hujan. Dari rata-rata omzet Rp 10 juta per bulan, kini bisa mencapai Rp  15 juta per bulan. Selain itu, peningkatan omzet karena memang kebutuhan jasa cuci sepatu makin tinggi. “Kini saya memiliki dua gerai di Pontianak yang dikelola sendiri,” ujarnya.

Gerry mengaku saat ini masih mengalami kendala dari sisi SDM yang memang harus memiliki keahlian khusus untuk mengerjakan jasa perawatan sepatu. Sehingga, dia harus memberi pelatihan dahulu agar pelayanan yang diberikan memuaskan.

Saat ini obat pembersih sepatu yang digunakan sebagian masih impor dan sisanya dari produk buatan sendiri. Ke depannya, Gerry berhasrat untuk bisa memperbanyak produksi obat pembersih sepatu sendiri agar usahanya kian berkembang. Selain itu, dia juga ingin menambah gerai baru.

Pelaku usaha lainnya yang juga merasakan peningkatan pelanggan adalah Ditto dengan bendera usaha Wipe. Dito bilang, sejak awal tahun ini, pelanggan yang datang meningkat sekitar 25%. Di bulan Januari, dia bisa mengerjakan 140 pasang sepatu sebulan. Sementara di Februari meningkat menjadi 200 pasang dan Maret sepanjang 250 pasang dan bulan ini sekitar 300 pasang.

Ditto menyebut jasa yang ditawarkan seperti cleaning, re-paint, treatment, unyellowing, leather dan whitening. Harga yang dibanderol untuk jasa tersebut berkisar antara Rp 35.000 hingga Rp 85.000 per jasa. Ditto menjelaskan, omzet usahanya rata-rata mencapai Rp 25 juta hingga Rp 30 juta per bulan.          n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×