Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.
KONTAN.CO.ID - Memaksimalkan potensi alam, perkebunan serta peternakan dengan pendekatan wisata edukasi membuat Dusun Kungkuk, Desa Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Wisata Batu mulai berkembang. Dusun yang juga sebagai pusat pertanian jeruk keprok di Punten ini tidak pernah berhenti menerima kunjungan para wisatawan.
Warga pun selalu terlihat sibuk berbenah menyiapkan segala keperluan tamu. Maklum, perlengkapan wisata edukasi hanya akan disiapkan saat tamu berkunjung. Oleh karena itu, setiap rombongan wajib menghubungi pengurus minimal empat hari sebelum tanggal kedatangan.
Tak hanya peralatan dan perlengkapan yang berkaitan dengan kegiatan wisata edukasi, warga juga harus menyiapkan rumah-rumahnya yang hendak dijadikan sebagai homestay. Khusus momen penerimaan mahasiswa baru (September - Oktober), pengurus tidak terlalu repot karena tamu memilih untuk memasang tenda di area kamping.
Perlahan namun pasti, pola pikir dan perilaku warga mulai berubah. Mereka menyadari adanya potensi wisata ini membawa banyak keuntungan. Suwito Pamungkas, Ketua Umum Pengurus Dusun Wisata Kungkuk bilang, warga mulai membuka diri, bersikap ramah, menjaga keindahan lingkungan sekitar dan menjaga ketertiban kampung.
Sebab, sebelum menjelma menjadi desa wisata, warga Dusun Kungkuk ini banyak yang bersikap acuh tak acuh lantaran merasa tidak berhubungan dengan para pengunjung. Selain itu, aktivitas wisata ini telah mengangkat kondisi ekonomi warga terutama para petani buah ataupun bunga. Pasalnya, mereka (petani) bisa menjual langsung hasil panen buah dan bunga kepada pengunjung. "Harga jualnya dapat lebih tinggi dibandingkan dijual kepada tengkulak dan tarif wisata juga jadi masukan tambahan mereka," katanya pada KONTAN, Senin (19/6).
Ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok PKK juga menuai berkah dengan diikutsertakan sebagai penyedia makanan dan minuman para tamu. Sedangkan, warga lainnya mendapatkan untung dari penyewaan rumah sebagai homestay. Para pemuda dusun pun juga dilibatkan sebagai pengurus sampai dengan fasilitator paket wisata edukasi.
Saat ini, kendala yang dihadapi pengurus adalah belum adanya aktivitas dan infrastruktur untuk wisata keluarga. Selama ini, mereka hanya menerima tamu rombongan pelajar dan pekerja.
"Sampai sekarang kami masih menolak tamu keluarga karena takut harga paket edukasi terlalu mahal untuk mereka, bila dibuat murah (tarif paket wisata) takutnya tidak sesuai dengan biaya persiapan pengurus, " jelasnya.
Nampaknya dewi fortuna berpihak pada warga dusun Kungkuk, mereka mendapatkan bantuan modal dari kegiatan CSR salah satu perusahaan swasta dalam negeri. Kini, seluruh pengurus sedang menyiapkan proposal rancangan pembangunan infrastruktur untuk wahana keluarga seperti kolam renang, wahana permainan anak, dan lainnya.
Dengan rencana tersebut, Suwito berharap dapat membuka banyak lapangan pekerjaan. Khususnya untuk warga setempat sehingga tidak ada lagi pengangguran atau mencegah arus urbanisasi.. Dan, dapat meningkatkan pemasukan dusun untuk lebih mandiri.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News