kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Iseng-iseng jual pempek hingga tur bahasa Prancis


Sabtu, 04 Juli 2015 / 10:00 WIB
Iseng-iseng jual pempek hingga tur bahasa Prancis


Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi

Wah, enggak terasa ya kita sudah menjalani puasa 17 hari. Semoga kita bisa menjalani puasa Ramadan sampai akhir.  Ngomong-ngomong soal Ramadan jadi ingat sama kurma. Nah, di Indonesia kurma memang hanya kerap terlihat dan ramai pada bulan puasa.   Jadi enggak salah dong kalau ada yang berjualan kurma hanya saat Ramadan saja.

Kita temui Wulan, pemilik toko Al-Madinah yang berlokasi di kawasan Blok B Tanah Abang, Jakarta. Wulan bercerita, dirinya menjual kurma hanya saat momen Ramadan. Wanita yang membuka toko di Tanah Abang sejak dua bulan lalu ini mengaku pendapatannya dari berjualan kurma pada bulan puasa tahun ini meningkat 70%−80% ketimbang tahun kemarin. Ada lima jenis kurma yang dijual di tokonya mulai dari jenis kurma madu Iran, kurma Mesir, kurma Tunisia, kurma Madinah, dan kurma ajwa.

Harga jual kurma beragam, sesuai dengan jenisnya. Misalnya kurma Madina, kurma madu Iran dan Tunisia dijual Rp 40.000 per kg; untuk kurma ajwa mencapai Rp 350.000 per kg. “Yang sedang digemari saat ini adalah kurma madu Iran dan Tunisia,” ujarnya. Lantaran penjualan saat ini sedang tinggi Wulan bisa menjual 20 dus dalam empat hari. Kurma di tokonya diambil dari salah satu agen besar di daerah Kebon Jeruk, Jakarta, yang dipasok langsung dari Arab. Rata-rata Wulan bisa meraup omzet hingga Rp 20 juta per hari dengan margin usaha lebih dari 60%.

Nah, untuk hidangan buka puasa nanti, enggak ada salahnya kita mencoba  Ayam dan Ikan Bakar Madu besutan Okki Indiyanto asal Bekasi yang menjalankan usaha Salira Ayam dan Ikan Bakar Madu. Berada di bawah naungan Salihara Group, gerai ini berdiri sejak Januari 2013 dan mulai menawarkan kemitraan pada April 2013.

Ayam dan Ikan Bakar Madu menyediakan varian menu mulai dari ayam bakar madu, ayam goreng, cumi bakar madu, gurami bakar madu, dan lain-lain. Harga jual mulai dari Rp 13.000 hingga Rp 45.000 per porsi. Estimasinya, mitra bisa mencetak omzet sekitar Rp 10,5 juta per bulan. Setelah dikurangi biaya operasional, mitra masih bisa mendapatkan keuntungan bersih 40%−60% dari omzet. Dengan begitu, mitra bisa balik modal sekitar tiga bulan.  

Boleh juga kalau mau berinvestasi di situ, atau pengin mencicip dulu ayam dan ikan bakar madunya untuk buka puasa nanti. Silakan. Tapi, kalau enggak suka ikan atau ayam, jangan takut masih ada Pempek Lince. Pempek ini dijajakan secara online, kalau minat silakan mampir ke pempeklince.com. Yang mendirikan usaha ini adalah sepasang suami-istri, Anton dan Lince.

Usaha ini sudah dirintis sejak 2010. Kini omzet Pempek Lince paling tidak mencapai Rp 350 juta. Siapa sangka, usaha dengan omzet fantastis itu berawal dari iseng. Ceritanya, Anton punya hobi membuat website. Pada 2008, ia membuat website bernama pempeklenjer.com, yang berisi informasi seputar Palembang. “Di situ saya iseng pasang status, menyediakan paket pempek,” tutur Anton. Ternyata, status iseng itu mendapat respons dari pengunjung situs bikinan Anton.

Karena tak punya modal, Anton iseng menawarkan kemitraan lewat situsnya dan akun Facebook miliknya. Ternyata, lima orang teman online-nya bersedia menjadi mitra dengan menyetor modal masing-masing Rp 2 juta. Dus, terkumpullah modal Rp 10 juta. Karena telanjur ada transfer modal, mertua Anton sedia membantu meski sedikit menggerutu. “Dari situ, saya beli freezer, mixer, bahan baku untuk bikin,” ujar Anton mengenang awal usahanya.


Spa bayi, travel, dan tur berbahasa Prancis
Salut sama Anton dan Lince atas kegigihannya. Tapi, seperti enggak etis ya ketika sedang menjalankan ibadah puasa kita malah bicara soal makanan. Sekarang kita mau lihat spa bayi. Usaha ini ternyata makin menarik saja.

Salah satu spa bayi adalah Bubble N Me besutan Fifi Lim. Usaha spa bayi ini sudah berdiri sejak tahun 2010. Pada saat yang sama dia menawarkan kemitraan usaha. Ketika KONTAN mengulasnya pada 2010 silam, spa ini hanya menawarkan satu paket investasi saja sebesar Rp 250 juta. Seiring berjalannya waktu, paket investasinya kini makin beragam yakni senilai Rp 185 juta, Rp 300 juta dan Rp 400 juta.

Fasilitas untuk paket termurah berupa pelatihan bagi empat terapis, bak kaca, bath tub, meja kasir, changing table, sistem komputer terintegrasi dengan pusat. Biaya tersebut di luar biaya sewa tempat dan juga renovasi ruangan.  Adapun paket Rp 300 juta dan Rp 400 juta akan dapat renovasi ruangan, serta perlengkapan usaha yang lebih lengkap dari paket pertama. Tempat usaha disarankan minimal seluas 75 m².

Saat ini Bubble N Me telah memiliki 13 gerai, yang terdiri dari empat gerai milik pusat dan sembilan gerai milik mitra yang tersebar di Jakarta, Depok, Bali, Aceh, Bandung, dan lainnya. Harga jasa berkisar Rp 80.000 sampai Rp 100.000 per perawatan. Rata-rata tiap gerai bisa melayani 10 bayi sampai 30 bayi per hari. Dihitung-hitung, mitra bisa meraup omzet sekitar Rp 90 juta per bulan. Dengan laba bersih sekitar 20% per bulan, mitra diperkirakan bisa balik modal sekitar 20 bulan. Jika berminat, cermati tawarannya terlebih dahulu (klik di sini).

Di bulan baik ini kita disarankan untuk banyak melakukan ibadah ataupun kebaikan. Pasalnya,  ganjaran pahala yang kita terima akan berlipat-lipat.  Tapi, terkadang niat untuk bersedekah atau mendonasikan sedikit dari penghasilan kita untuk membantu kegiatan amal urung kita laksanakan karena proses donasi yang cukup berbelit dan jumlah minimal donasi yang terlampau tinggi.

Jangan takut sekarang ada Pushla yang membuat kita bisa bersedekah lebih mudah. Jika dibandingkan dengan memberikan donasi melalui kotak amal atau ke pengemis, donasi via transfer ATM cukup menyulitkan. Sementara itu berdonasi lewat kotak amal tidak bisa menjangkau wilayah yang luas.  Adalah  Rafi bersama keempat teman-temannya yakni Ginanjar Ibnu Solikhin, Luqman Sungkar, Laila Mauhibah, dan Katri Adiningtyas yang mengembangkan Pushla, suatu aplikasi berdonasi menggunakan pulsa yang bisa  dijangkau orang banyak dan nominal donasinya tidak terlalu besar.

Awal mula merintis bisnis ini, Rafi bercerita hanya membutuhkan biaya sekitar Rp 500.000 yang digunakan untuk biaya server, domain, dan akun di Google Play Store. Sistemnya adalah berdonasi lewat pulsa ponsel. Rafi beralasan, memilih donasi lewat sistem potongan pulsa mengingat di Indonesia cara pembayaran yang ada masih cukup menyulitkan. Apalagi penggunaan ponsel sudah jamak dalam keseharian masyarakat sehingga akan jauh lebih efektif jika melalui pulsa. Bravo Rafi.

Kita sudah tercengang dengan kepandaian Rafi dan kawan-kawannya, bagaimana kalau kita hadiahi mereka pepes ikan untuk buka nanti. Ah, sembarangan sekali dari mana dapat ikannya? Dari Waduk Cirata.  

Waduk Cirata sudah dikenal sebagai penghasil ikan air tawar terbesar di Jawa Barat yang telah beroperasi sejak tahun 1988. Waduk ini memiliki luas 6.200 hektare (ha) dan ketinggian 221 meter (m). Wilayah ini terdiri dari tiga kabupaten, yaitu Cianjur, Purwakarta, dan Bandung Barat. Saat ini, terdapat kurang lebih 5.000 pembudidaya dengan total 70.000 petak kolam di Waduk Cirata yang membudidayakan aneka jenis ikan dan lobster. Untuk di Bandung Barat saja, ada sekitar 1.500 pembudidaya dengan memiliki total sekitar 25.000 petak kolam.

Salah satu pembudidaya ikan di sana adalah Asep Sulaiman. Dia  membudidayakan ikan mas dan ikan nila sejak tahun 2004. Dia memulai menjadi pembudidaya dimulai dari bawah. Saat itu, dia rela menjual tanah untuk membeli dua petak kolam di Waduk Cirata, Kabupaten Bandung Barat. Lebih dari 10 tahun, saat ini, Asep sudah memiliki 20 petak kolam. Dengan hasil panen sebanyak 3 kuintal per empat petak per tahun, dia mengaku bisa meraup mendapat omzet Rp 10 juta per bulan.

Masih ngomong-ngomong soal ikan, nih ada ikan demasoni. Ini bukan untuk dikonsumsi lo, melainkan ikan hias. Ikan ini termasuk ikan yang sedikit agresif seperti jenis ikan cichlid lainnya. Ukuran tubuhnya bertumbuh pada ukuran maksimal 10 cm-12 cm saja. Cara pembudidayaan ikan berukuran mini ini tidak terlampau sulit.

Aliyudin Purnama, pembudidaya ikan hias demasoni asal Subang, Jawa Barat mengatakan, mulai dari pembibitan hingga menjadi siap dikawinkan membutuhkan waktu sekitar setahun. Setelah itu, dalam perkembangbiakannya dari pemijahan sampai panen butuh waktu maksimal empat bulan. Dalam proses pembiakan, Aliyudin dibantu oleh 10 petani lain yang menjadi binaannya.

Saat ini dia membudidayakan demasoni di atas lahan 1.000 meter persegi (m²) dengan ratusan kolam berukuran 2 m x 2 m dan 4 m x 2 m. Pakan yang dibutuhkan berupa cacing pelet bentuk granule sebanyak 5 kilogram (kg) per bulan. Aliyudin menggunakan pelet jenis Tetra Bits dengan rata-rata biaya sekitar Rp 500.000 per bulan. Sekali panen Aliyudin bisa menghasilkan lebih dari 3.000 ekor ikan yang siap dijual. Saat ini, fokus pasar yang disasar masih di dalam negeri. Sebab, permintaan dari dalam negeri cukup besar, namun terkadang suplai ikan ini sulit didapat oleh pecinta ikan hias.

Memang nikmat melihat ikan demisoni, warna-warni di tubuhnya enak untuk dilihat. Kalau mau melihat keindahan alam, itu Esti Wijaya ahlinya. Ya, Esti memang mempunyai usaha bisnis jasa tur dan wisata di Bali. Nama usaha Bali Must Be Crazy. Tapi, yang ditawarkan Esti adalah jasa tur berbahasa Prancis. Esti juga menawarkan tur ke objek wisata yang turistik dan otentik.

Turis yang datang akan diajak benar-benar mengunjungi Bali hingga ke pelosok. Selain melihat keindahan alam Bali, tamunya diajak mengunjungi penduduk desa. "Mereka saya ajak ke sekolah, ke penangkaran kopi luwak, ke sentra industri seperti pembuatan garam tradisional, ke pasar tradisional, dan belajar masak menu masakan Bali," kata Esti.

Lewat situs balimustbecrazy.com yang juga berbahasa Prancis, Esti membuat tawaran paket dan promosi dengan tampilan yang mudah diakses oleh semua kalangan umur. Tarif jasanya untuk driver only senilai Rp 750.000 per hari dan tarif driver plus guide senilai Rp 1,1 juta per hari. Untuk korporasi atau rombongan dikenakan biaya Rp 1,4 juta per hari. Saat ini Bali Must Be Crazy memiliki dua kantor di Ubud sebagai pusatnya dan cabang di Sanur, Denpasar. Dengan dibantu 10 orang karyawan, konsumen yang menggunakan jasa turnya terus berdatangan tanpa mengenal musim.

Eit, hampir ketinggalan ada Dewi Arief. Perempuan yang satu ini juga menyediakan makanan untuk berbuka dan sahur. Dewi adalah pemilik usaha Salamah Catering untuk menu berbuka dan sahur sejak 2012 silam. Dewi mengaku sampai harus menambah karyawan lepas untuk memenuhi pesanan menu berbuka dan sahur yang datang ke tempat usahanya di Pamulang, Tangerang Selatan, Salamah Catering juga menyajikan paket makan nasi kotak untuk buka dan sahur seharga Rp 20.000 per kotak.Sejauh ini dia melayani wilayah pengantaran sekitar Pamulang, Ciputat, Bintaro, BSD, dan sekitarnya. Dewi sudah melayani katering 150 individu rumah tangga dan 120 orang di korporat. Ini belum termasuk pesanan mendadak untuk prasmanan buka puasa bersama dan nasi kotak. Dewi menghitung bisa meraup omzet Rp 5,4 juta per hari dengan laba bersih sekitar 30%−40%.

Ada juga penyedia jasa antar makanan online seperti Foodpanda yang ikut mencecap gurihnya berkah Ramadan. Sejak hari pertama Ramadan, usaha yang berada di bawah bendera PT Maha Boga Nusantara ini mulai meluncurkan layanan pesan antar 24 jam untuk melayani pengantaran menu buka puasa dan sahur. Pembukaan layanan antar 24 jam disebabkan makin banyaknya tempat makan yang juga membuka layanan 24 jam. Saat ini, sudah ada sekitar 1.200 vendor resto dan tempat makan yang bergabung dalam Foodpanda. Cakupan layanan antar selama 24 jam ini hanya untuk wilayah Jakarta.

Memang, Ramadan memberi berkah bagi semua orang. Sayangnya, sudah saatnya kita untuk berpisah. Selamat menjalankan ibadah puasa dan selamat berakhir pekan. Salam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×