kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45911,97   -11,52   -1.25%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jadi broker waralaba, omzet Rachmat ratusan juta


Selasa, 25 Desember 2012 / 16:44 WIB
Jadi broker waralaba, omzet Rachmat ratusan juta
ILUSTRASI. Prediksi Napoli vs Juventus di Serie A: Bianconeri masih superior dari Partenopei


Sumber: Kontan 24/12/2012 | Editor: Havid Vebri

Menjadi broker waralaba sejak dua tahun silam, Rachmat Agung Nugroho sukses meraup omzet tebal dari ceruk usaha ini. Dalam sebulan, ia dapat meraup omzet Rp 500 juta–Rp 750 juta per bulan.

Rachmat terjun ke bisnis ini pada tahun 2010 dengan mendirikan Franchise First Indonesia yang bermarkas di Business Park, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Kendati pemain baru di bisnis ini, Rachmat sukses memasarkan beberapa usaha waralaba. Salah satu kliennya saat ini adalah gerai Toni Jack's di Solo, Jawa Tengah yang kini berganti nama menjadi Jack Star.

Rachmat merasa tertarik terjun ke bisnis ini karena peluang pasarnya besar. Namun, ia mengaku, awal-awal terjun ke bisnis ini tidak mudah.

Pasalnya, banyak pelaku usaha atau pemilik franchise yang belum mengenalnya. "Untuk mengenalkan diri, saya rajin mendatangi pameran-pameran waralaba," katanya.

Selain itu, Rachmat juga mencoba aktif di beberapa  organisasi waralaba. Dari situ, ia banyak berkenalan dengan konsultan waralaba. "Dari situ, pelan-pelan timbul rasa percaya kepada saya," ujarnya.

Kini, Rachmat sudah tidak kesulitan mencari pemilik usaha yang akan diajak bekerjasama mengembangkan waralaba. Bahkan, biasanya mereka yang menawarkan diri. "Nanti kami yang  menyeleksi," ujarnya.

Tantangannya, kata Rachmat, bagaimana mencari investor. Makanya, sebelum ditawarkan, usaha  tersebut harus dibenahi terlebih dahulu.

Awalnya, Rachmat akan menganalisis kelayakan suatu usaha franchise sebelum menawarkannya kepada pencari waralaba.

Proses ini dilakukan dengan cara mengaudit sebuah usaha dari segi status, seperti kepemilikan merek. Kemudian dilanjutkan dengan audit finansial, apakah usaha itu sudah untung atau belum.

"Audit terhadap suatu usaha yang menawarkan franchise sangat penting, karena selama ini, posisi pencari waralaba sangat lemah," ujar Rachmat.

Setelah semuanya memenuhi prasyarat menawarkan franchise, barulah Rahmat mulai mencari calon investor. Dalam menjaring investor ini, Rachmat sudah punya kiat khusus.

Salah satunya dengan menggandeng  broker properti di sejumlah kota di Indonesia. Melalui mereka ini, Rahmat menawarkan franchise plus lokasi usaha.

Contohnya, ada suatu bangunan ruko ingin dijual oleh agen properti, maka tim Franchise First melakukan survei terkait bisnis yang cocok dikembangkan di daerah itu.

Setelah menemukan bisnis yang potensial, Rahmat memasang spanduk iklan di ruko tersebut. Bunyinya  kira-kira seperti ini, "Di ruko ini cocok untuk bisnis minimarket dengan investasi sekian, hubungi segera si anu".

Bisa juga, Rachmat menyurvei suatu lokasi, kemudian mengelompokkan beberapa bisnis franchise yang berpotensi laku keras di daerah itu, lantas mengiklankannya.

Dengan cara ini, para pencari bisnis waralaba mendapat jaminan bahwa broker franchise seperti dirinya sudah melakukan survei yang maksimal.

Selain mendapat komisi dari franchise yang terjual, Rachmat juga mendapat komisi dari penjualan atau penyewaan properti.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×