Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.
KONTAN.CO.ID - Momen Ramadhan dan Idul Fitri dimanfaatkan umat muslim untuk meningkatkan kualitas ibadah dan menjalin silaturahmi dengan sanak saudara serta rekanan. Mereka pun sibuk dengan berbagai kegiatan tersebut.
Di pengujung bulan puasa, masyarakat mulai disibukkan untuk persiapan Lebaran. Belanja berbagai keperluan hari raya. Beberapa diantaranya juga sibuk mempersiapkan mudik alias pulang ke kampung halaman.
Tidak hanya bersilaturahmi dengan saudara dan kerabat, momen tersebut banyak yang memanfaatkannya untuk berlibur bersama keluarga. Maklum, para orang tua mendapatkan hari libur yang cukup panjang. Apalagi, libur Lebaran kali ini bertepatan dengan libur sekolah.
Padatnya aktivitas selama libur Lebaran rupanya memberi berkah untuk penyedia jasa pijat dan refleksi. Pasalnya, setelah lelah beraktivitas, banyak orang yang berburu tempat pijat untuk mengendurkan otot-ototnya. Apalagi, bagi mereka yang mudik dengan berkendara sendiri dan melewati jalur yang panjang.
Hal tersebut diamini oleh Dharmawan Wijaya pemilik Shinto Refleksi. "Setelah berlibur dan kembali (arus balik), mereka baru merasa letih dan mencari tempat pijat agar badan kembali fit, " katanya kepada KONTAN, Rabu (27/6).
Antusias konsumen tersebut mengerek jumlah kunjungan sampai 20%, bila dibandingkan hari-hari biasanya. Dia memprediksikan, tingginya permintaan ini akan terjadi sampai satu minggu setelah hari raya Idul Fitri.
Agar tidak terjadi penumpukan konsumen, Dharmawan telah menyiapkan sejumlah terapis yang siap melayani konsumen. Bila masih belum dapat memenuhi permintaan, dia mendatangkan ahli pijat dari luar yang disesuaikan dengan standar Shinto Refleksi.
Uniknya, selama Lebaran para penyedia jasa pijat menaikkan tarifnya. Seperti Shinto yang menaikkan sampai dengan 40% - 50% dari harga normal yang dibanderol mulai dari Rp 100.000.
Alasannya, kenaikan harga tersebut untuk memberikan kompensasi gaji untuk para terapis yang masuk selama libur Lebaran.
Asri Hartani, pemilik Nirwana Pijat Refleksi pun juga menaikkan tarifnya sekitar 25% sampai 30% dari tarif normal yang sebesar Rp 100.000 sampai dengan Rp 200.000.
Meski ada kenaikan tarif, permintaan permintaan konsumen tetap meningkat. Tempat pijat sekaligus traning center ini menerima peningkatan jumlah kunjungan sekitar 20% dari hari biasanya.
Kenaikan ini dirasakannya sejak hari pertama Lebaran dan diprediksi akan terus naik sampai dua minggu pasca perayaan Idul Fitri. Rata-rata para pengunjung memilih layanan untuk pijat seluruh badan. Dia mengaku untuk tidak segan mengambil terapis dari luar bila jumlah terapis miliknya tidak mampu memenuhi seluruh permintaan konsumen.
Gerai pijat banyak bermunculan, persaingan bisnis pun menegang
Selain mengusir rasa letih, banyak orang datang ke penyedia layanan pijat juga untuk relaksasi. Mereka ingin mendapatkan kembali tubuh yang bugar, demi menjaga daya tahan tubuh. Maklum, setelah dipijat, biasanya akan terasa tubuh lebih enteng dan segar.
Penyedia jasa pijat dan refleksi pun banyak diburu saat akhir pekan atau usai libur panjang. Meski tidak memasang gimik khusus untuk menarik konsumen, rumah pijat selalu penuh
Ini menjadi salah satu faktor yang membuat penyedia jasa pijat dan refleksi tumbuh subur khususnya di wilayah perkotaan. Persaingannya juga kian mengencang.
Dharmawan Wijaya, pemilik Shinto Refleksi mengamini adanya persaingan ketat ini. Namun, dirinya tetap optimistis, sebab, setiap gerai pijat punya ciri khas yaitu teknik pijat atau suasana yang bisa membuat tamu lebih rileks.
Untuk mendongkrak okupansi pada hari-hari biasa. Dharmawan biasanya memasang promo harga khusus pada jam-jam tertentu. Sebagai pengimbang, dia juga menyiapkan tenaga terapis yang telah dilatih sesuai dengan standar. "Promosi harga menjadi strategi saya untuk menghadapi persaingan," tegasnya pada KONTAN, Rabu (27/6).
Melengkapi fasilitas, dia menjalin kerjasama dengan produsen krim pijat untuk membuat krim dengan wewangian khusus yang digunakan saat proses pijat.
Melihat tingginya antusias disektor ini, Dharmawan bakal mengembangkan sayap usahanya melalui sistem kemitraan. Sampai hari ini sudah ada tiga mitra yang menjalin kerjasama.
Asri Hartani, pemilik Nirwana Pijat Refleksi juga tidak banyak memberikan gimik untuk menarik konsumen. Karena dikenal sebagai tempat training pijat, pasar pun datang dengan sendirinya.
Meski begitu untuk mempertahankan usaha agar tetap eksis, kualitas pijat para terapis terus dia pertahankan. Seluruh terapis dilatih dengan standar yang sama sehingga konsumen dapat merasakan nyaman dengan seluruh ahli pijat yang ada .
Lainnya, Asri memilih untuk menggunakan minyak herbal yang diramu khusus untuk pijat. Sedangkan, untuk teknik pijat yang digunakan banyak diadaptasi dari negeri tirai bambu China.
Untuk mengenalkan merek usahanya, Asri juga menggunakan media sosial. Ia memilih media sosial sebagai media promosi karena hampir seluruh masyarakat kini menggunakan media ini untuk mengakses informasi.
Meski banyak tempat pijat baru bermunculan, Asri belum melihat dampak bagi usahanya. Sejauh ini, ia mengaku tidak mengalami kendala bearti dalam menjalankan bisnisnya.
"Bila jumlah tamu mulai banyak dan tenaga tidak cukup, saya mengambil tenaga dari luar, namun yang sudah di latih sesuai dengan standar kami," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News