kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jeli lihat peluang, Ali jadi jutawan di usia muda


Sabtu, 10 Februari 2018 / 12:05 WIB
Jeli lihat peluang, Ali jadi jutawan di usia muda


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Cermat mengendus peluang, Muhammad Ali Akbar Taufani sukses menjadi entrepreneur muda Ia mendirikan Rumah Denim dan Jeans yang mendatangkan omzet ratusan juta.  

Bisnis fesyen yang digelutinya ini bermula dari ketertarikan teman-teman akan celana yang digunakan saat pergi kuliah di Universitas Al Azhar. Menangkap adanya peluang, Ali sengaja membuka jasa pembuatan celana dengan sistem pre-order (PO) awal 2010 lalu.

Setelah melihat potensinya yang besar, pada 2011 anak pertama dari tiga bersaudara ini memilih serius berbisnis. Dia menciptakan logo pribadi dengan merek Comic Jeans. Ia memberikan keleluasaan pelanggan untuk membuat celana jins sesuai selera tapi tetap nyaman dipakai.  

Para pelanggan pun bisa memilih bahan yang hendak digunakan. "Saya menyiapkan guide yang akan membantu pelanggan memilih bahan dan desain. Bahkan, pelanggan bisa memasang  logo sendiri," ujarnya.   

Saat ini konsumennya masih didominasi remaja. Jangkauan pasarnya pun cukup luas, bahkan sudah merambah Malaysia, Australia dan Thailand.

Sejak 2015, Ali mulai melebarkan sayapnya dengan menyasar konsumen korporasi. Alhasil, sekarang dia menjadi salah satu produsen beberapa merek jins lokal. Rumah Denim dan Jeans pun kini punya lima workshop di Pamulang, Bintaro, Gandaria dan Bekasi.

Total produksinya berkisar 3.000 sampai 5.000 celana saban bulan. Ada 52 karyawan yang membantunya. .
Selain bahan baku lokal, Ali juga memakai bahan jins dari beberapa negara, seperti China dan Thailand.

Penggunaan bahan baku impor ini lantara kualitas bahan lokal masih kalah dengan bahan impor. Harganya pun lebih terjangkau. "Konsumen juga banyak yang suka pakai bahan celana impor karena memang lebih bagus," jelasnya.

Menjelang perayaan hari raya Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru menjadi masa panen baginya karena permintaan celana dari pembeli ritel atau grosir bakal meningkat. Biasanya, para grosir atau pemilik brand sudah melakukan pemesanan sekitar dua bulan sebelum hari perayaan.       

Jatuh bangun Ali membangun Rumah Denim dan Jeans

Memutuskan membuka bisnis Rumah Denim dan Jeans saat masih berstatus mahasiswa, Muhammad Ali Akbar Taufani mendapat tentangan dari kedua orangtuanya. Apalagi, kuliahnya yang sudah pada tahap skripsi menjadi tertunda hingga 3,5 tahun.  

Ali sendiri memang menginginkan punya usaha sendiri. Dari pengalaman magang kerja, ia merasa tak cocok jadi karyawan.

Lantas, berbekal uang tabungannya, dia membeli satu unit mesin jahit dan mencari ahli jahit celana. Rumah Denim dan Jeans pun akhirnya berdiri pada 2011, menempati rumahnya.

Melihat bisnisnya berkembang, pada 2012, Ali memindahkan usahanya di sebuah ruko di Pamulang, Tangerang, Banten. Saat itu, dia memberanikan diri untuk meminjam modal melalui koperasi sebesar Rp 10 juta, untuk sewa tempat dan menambah mesin jahit.

Setahun pertama usahanya berjalan, anak pertama dari tiga bersaudara ini mengaku tak banyak berpromosi. Nama Rumah Denim dan Jeans makin dikenal karena menjadi perbincangan teman-teman di kampus, sekitar rumah, dan forum Kaskus.

Sayang, baru merasakan laju usahanya, Ali harus rela menanggung rugi belasan hingga puluhan juta rupiah. Saat pesanan menumpuk, kedua penjahitnya memutuskan pulang kampung. "Saya dapat dua penjahit baru, tapi saat pesanan jadi hasilnya hancur semuanya. Alhasil konsumen banyak yang mengembalikan barang dan meminta uang kembali," ceritanya.

Merasa sudah habis-habisan karena konsumen lainnya mulai kecewa dengan hasil produksinya, sempat membuatnya ingin menutup usaha. Namun, jika mengingat perjuangan yang cukup besar untuk menjalankan usaha ini, Ali memilih untuk tetap bertahan. Dia mulai membangun kepercayaan dan menghubungi konsumen untuk meminta maaf serta diberikan gimik-gimik bila kembali memesan celana. Perlahan tapi pasti, usahanya pun kembali berjalan.

Ali pun juga harus menelan pil pahit karena sempat tertipu saat membeli mesin dari China. Selain itu,  pembayaran pelanggan yang keluar dari tenggat waktu juga harus dialaminya. Tapi buatnya kedua masalah tersebut tidak menjadi masalah besar karena, bisnisnya masih tetap berjalan.      

Bekal inovasi mempertebal nyali Ali

Beragam kendala dihadapi Ali saat menekuni usaha jasa pembuatan celana custom. Mulai dari konsumen yang tidak bisa menentukan desain celana  atau justru desain terlalu rumit, hingga sulitnya mencari para penjahit yang terampil dan berkualitas.  

Ia mencari penjahit berpengalaman karena ingin benar-benar serius menekuni dunia bisnis. Laki-laki berusia 27 tahun ini berpandangan,  potensi bisnis pembuatan celana jins ini masih besar.

Namun, alih-alih menciptakan angin persaingan, Ali  justru mengklaim selalu menjalin hubungan baik dengan pemain lain. Dia juga tidak khawatir bersaing dengan merek jins kenamaan lantaran ia ingin belajar dari merek-merek ternama tersebut.  

Inovasi pun menjadi kunci utama bagi Ali untuk mempertahankan keberlangsungan usaha. Kini, dia bersama rekan-rekannya sedang mengembangkan layanan ukur di rumah. Ali menjelaskan layanan ini bakal segera dihadirkan untuk mengakomodir banyaknya permintaan pelanggan terutama dari kalangan korporasi yang minta pengukuran dilakukan di kantor mereka.

Tidak hanya itu, bila tidak ada halangan, akhir bulan ini Rumah Denim dan Jeans bakal meluncurkan celana jins sablon tiga dimensi (3D). Saat ini mereka sedang dalam tahap persiapan. "Akan dilihat dulu respon pasarnya seperti apa dalam waktu satu bulan. Bila bagus akan diteruskan kalau sepi baru akan dikaji kembali," jelasnya.

Sebelumnya, Rumah Denim dan Jeans telah menciptakan formula ukuran celana yang pas dengan hanya memberikan keterangan berat, tinggi badan, dan ukuran celana dijamin bakal pas dengan tubuh konsumen.

Ali sengaja menciptakan formula ini untuk memudahkan pelanggan yang berada di luar kota yang memesan produknya. Selain itu, dia juga memberikan garansi setahun untuk seluruh pelanggan untuk perbaikan ritsleting, mengecilkan dan membesarkan ukuran celana.

Kedepan, bungsu dari tiga bersaudara ini masih fokus untuk branding merek usaha Rumah Denim dan Jeans karena dia merasa gaungnya belum begitu besar di pasar lokal. Makanya, Ali bakal getol untuk melakukan aksi promosi dengan mengikuti pameran maupun bazar yang digelar di luar Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×