kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jinak & nyaman ditunggangi, kuda poni kian dicari


Selasa, 26 September 2017 / 09:05 WIB
Jinak & nyaman ditunggangi, kuda poni kian dicari


Reporter: Mia Chiara, Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Maraknya industri pariwisata mengundang peluang usaha lainnya. Salah satunya, peluang beternak kuda sandalwood atau kuda sandel. Peminat kuda asal Sumba ini terus meningkat lantaran banyak klub-klub berkuda baru yang bermunculan. Biasanya, klub-klub tersebut juga menawarkan wisata berkuda sambil menikmati pemandangan alam.  

Zaki Imaduddin, peternak kuda sandel asal Depok, Jawa Barat mengatakan, kuda sandel ini lebih diminati karena getarannya lebih lembut saat ditunggangi, sehingga tidak sakit dipunggung. Selain itu, kuda yang punya postur kecil ini cocok diajak traveling karena daya tahannya kuat dan jinak. "Saat ini bisnis jual-beli kuda juga sedang bagus, karena makin banyak wisata berkuda dan pehobi," katanya.

Buktinya, dalam setahun saja dia bisa menjual sekitar 10 ekor kuda sandalwood. Namun, penjualan hanya terbatas di Pulau Jawa. Imad, belum melayani pembelian dari luar Jawa lantaran proses pengiriman sulit dan mahal. Padahal, permintaan juga datang dari Sumatra dan Malaysia.  

Tergolong hewan peliharaan mewah, harga jual kuda sandel cukup tinggi. Kuda umur tujuh sampai delapan bulan dibanderol Rp 7 juta-Rp 15 juta per ekor. Sedangkan, untuk indukan mulai dari Rp 12 juta-Rp 30 juta per ekor.

Imad mengaku, penentuan harga tergantung dengan kualitas serta prestasi yang diraih oleh sang kuda. Bila si kuda termasuk juara dalam lomba pacuan kuda, maka harga jualnya dapat naik berkali-kali lipat.

Asal tahu saja, Imad baru menekuni bisnis ini pada tahun 2016 lalu. Sampai sekarang dia mempunyai 15 ekor indukan dan tiga ekor anakan sandelwood.

Peternak lainnya adalah Bobby Cahyadi asal Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Dia sudah fokus menekuni bisnis ini sejak tahun 2008 lalu. Kuda yang dijual pun beragam mulai dari kuda G ( peranakan kuda lokal dan kuda liar), kuda pacu, dan kuda sandalwood.

Karena banyak dimanfaatkan sebagai kuda tunganggan di area wisata, Bobby bilang, bisnis ini ramai menjelang hari libur. Ia mematok harga kuda mulai Rp 10 juta-Rp  15 juta per ekor tergantung dengan karakter serta warna. Dalam sebulan, rata-rata terjual 10-20 ekor. "Untungnya bisa mencapai Rp 5 juta per ekor," katanya.

Berbeda dengan peternak lainnya, Bobby hanya menjual kuda berumur lima tahun, karena dianggap sudah jinak dan mampu lepas dari sang induk.

Bobby menjangkau pembeli lewat media digital, seperti Facebook dan marketplace. Namun, ada juga pembeli yang mengetahui keberadaannya dari informasi yang beredar dari mulut ke mulut.

Kandang Harus Bersih, Pemberian Pakan Mesti Rutin

Pemeliharaan kuda sandalwood atau kuda sandel butuh perhatian khusus, agar perkembangannya maksimal.  Pasalnya, kuda sangel rentan terjangkit penyakit.

Pertama-tama, perhatian utama terletak pada kebersihan kandang. Kotoran kuda harus segera diangkat dalam dua jam. Sebab, "Kuda ini suka guling-guling di kandang jadi kondisinya harus bersih," jelas Zaki Imaduddin, peternak asal Depok, Jawa Barat. Inilah yang membuat kuda rentan mengidap jamur pada kulitnya, jika kotoran tak segera dibersihkan.

Perhatian selanjutnya adalah soal pemberian pakan. Kuda sandel bisa mengalami colig alias sakit perut jika telat makan. Bahkan, Imad bilang, bila terlambat hingga lima jam, kuda bisa mati. 

Makanya, pemberian pakan harus teratur. Kuda makan tiga kali sehari. Pada pagi hari, usahakan diberikan dua jam sebelum kuda beraktivitas.

Jenis makanannya, rumput kering dan pelet. Sebagai tambahan nutrisi bisa diberi singkong dan jagung. "Rumput kering mudah dicerna, tapi kalau malam bisa juga diberi rumput hijau basah karena mengandung kadar air yang tinggi," tambahnya.

Untuk jaga kebersihan badan, kuda juga harus mandi dua kali sehari dengan shampo khusus. Yang tidak boleh lupa, hewan ini wajib diajak jalan-jalan atau dibiarkan berlari-lari minimal 20 kilometer per hari.

Ukuran ideal kandang untuk seekor kuda sandel 3x3 m2.  Sementara, area untuk berlari-lari bagi dua ekor kuda idealnya berukuran 15x20 m2. 

Sepasang kuda sandelwood siap dikawinkan bila sudah berumur dua tahun untuk kuda jantan dan tiga tahun untuk kuda betina. Imad mengingatkan, umur kuda betina saat dibuahi ini tak boleh terlalu muda, karena bisa berakibat keguguran. 

Saat tahap pembuahan, si betina harus diberikan tambahan pakan, baik rumput, jagung, singkong, dan pelet. "Yang tadinya hanya satu ember atau satu gayung menjadi dua sampai tiga gayung," ujar Imad.

Bobby Cahyadi, peternak kuda asal Cikarang, Bekasi, Jawa Barat menjelaskan bila fisik kuda ini sangat kuat bila dibandingkan dengan kuda peranakan luar negeri. Salah satu faktor penyebabnya adalah kondisi cuaca serta geografis di Nusa Tenggara Timur (habitat asal) lebih panas dan hidup liar.

Kuda sandel mempunyai ciri-ciri fisik, tinggi dibawah 140 cm dan pada bagian tubuhnya terdapat cap. Agar tak mudah sakit serta terkena virus, kuda ini wajib diberikan vaksin tetanus dan insulin.

Untuk perawatan anakan dibawah lima bulan, Bobby mengaku hanya melepaskannya di kandang karena butuh menyusu pada sang induk. Sedangkan, untuk induknya harus disikat setiap hari serta dibawa jalan -jalan agar kaki tidak bengkak.

Menurut Bobby, hewan ini tidak memerlukan perawaran khusus, cukup diberikan makan tiga kali sehari dengan minum air mineral. Sampai sekarang tidak ada tambahan pakan khusus atau obat-obatan untuk menunjang pertumbuhan si kuda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×