kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jurus Synergo mendongkrak kinerja karyawan


Selasa, 10 Oktober 2017 / 10:00 WIB
Jurus Synergo mendongkrak kinerja karyawan


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Setiap perusahaan tak jarang bahkan kerap mendapat karyawan yang enggak sesuai harapan. Tapi, kadang ini muncul karena ulah perusahaan itu sendiri.

Misalnya, ketika manajemen tidak menyampaikan deskripsi pekerjaan (job description) secara detail, maka karyawan yang kurang inisiatif tak bisa memberikan hasil yang maksimal untuk perusahaan.

Masalah juga menyembul saat ada karyawan yang tidak bekerja sesuai harapan tapi tidak langsung mendapat teguran. Dengan alasan, takut menyinggung karyawan itu.

Semua masalah ini timbul karena banyak perusahaan tidak punya proses peninjauan kinerja karyawan yang terstruktur. Alhasil, perusahaan tidak bisa mendapat gambaran lengkap tentang pemanfaatan tenaga kerja mereka, dan cara yang jelas membedakan karyawan berkinerja tinggi dan rendah.

Bertolak dari problem-problem tersebut, Domenico Tukiman dan Rhapsody Budiono membesut platform manajemen SDM dengan nama Synergo. Sebab, semua permasalahan yang mendera perusahaan itu tentu ada jalan keluar.

Ide awal membangun Synergo, Domenico berkisah, timbul saat dirinya dan Rhapsody bekerja di Amerika Serikat (AS). Kala itu, perusahaan tempat  Domenico dan Rhapsody mengadu nasib benar-benar memperhatikan pekerjaan keduanya.

Sehingga, mereka pun menjadi tahu: pekerjaannya sudah mencapai target atau belum. Info saja, di negeri Uwak Sam, Domenico bekerja sebagai analis investasi dan konsultan keuangan, sedangkan Rhapsody mengisi posisi software engineer dan system analyst.

Dalam sebuah perusahaan, jelas penting untuk memanfaatkan potensi penuh dari sumber daya manusia (SDM) yang ada. Tentu yang tidak kalah penting, mereka harus bisa bekerjasama dengan baik dalam tim.

Deal Street Asia menyebutkan, berdasar laporan McKinsey, saat ini 52% karyawan berada di bawah kualifikasi untuk posisi pekerjaan mereka. Kenaikan upah minimum di Indonesia yang tinggi sejak 2012 lalu menjadi kunci buat perusahaan untuk tidak hanya mempekerjakan orang yang tepat, juga memaksimalkan kinerja staf.

Melihat peluang yang besar di Indonesia, Domenico dan Rhapsody membangun perusahaan rintisan alias startup berbendera PT Synergo Teknologi Internasional di awal 2017. “Kenaikan upah minimum regional (UMR) lumayan drastis. Daripada cari orang baru, lebih baik memaksimalkan performa karyawan yang ada,” ujar Domenico, Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Synergo.

Synergo menawarkan perangkat lunak atawa software yang membantu perusahaan memantau kinerja karyawannya. Misalnya, seberapa besar kontribusinya untuk mencapai tujuan perusahaan. Karyawan juga bisa mengukur, apakah kinerjanya sudah sesuai target perusahaan atau belum.

Bukan cuma itu, Synergo juga memiliki fitur yang bisa secara otomatis memberikan jumlah tambahan gaji untuk setiap karyawan berdasarkan performa mereka. Pemilik perusahaan pun bisa melihat data-data performa karyawan mereka.

Untuk bisa menggunakan software ini, perusahaan cukup menghubungi Synergo dan memberi tahu apa saja kebutuhan mereka. Jika tercapai kata sepakat, perusahaan tinggal datang untuk menandatangani kontrak kerjasama.

Setelah itu, “Sistem portal bisa kami persiapkan hari itu juga. Yang agak lama adalah melakukan sosialisasi dengan karyawannya, itu sekitar satu bulan,” papar Domenico.

Biaya software ini adalah Rp 100.000 per bulan untuk setiap karyawan. Tapi, Domenico mengungkapkan, ada masa uji coba selama satu bulan pertama untuk pengguna baru.

Hanya, bagi perusahaan yang langsung memasang perangkat itu setahun, mereka bisa mendapatkan diskon 25% per karyawan.

Hingga saat ini, Synergo telah menjalin kongsi dengan beberapa perusahaan sebagai klien mereka, mulai yang bergerak di bidang manufaktur hingga startup teknologi. Dua di antaranya merupakan perusahaan dari AS. Setiap perusahaan mendaftarkan sekitar 30 karyawan hingga 100 karyawan mereka.

“Mayoritas klien kami memang perusahaan di Indonesia terutama yang ada di Jakarta. Kami juga sedang melobi salah satu perusahaan besar di Indonesia,” tambah Domenico yang sebelumnya bekerja di Advanced Research Investment Solutions LLC, Los Angeles.

Dapat pendanaan

Untuk menjalankan roda bisnis Synergo, Domenico dan Rhapsody merogoh kocek sendiri. Bahkan, sejak berdiri awal tahun hingga Agustus lalu, mereka masih mengelola start-up itu dari AS. Maklum, mereka masih bekerja di negara yang saat ini di bawah Pemerintahan Donald Trump tersebut.

Tapi, akhir Agustus lalu, Synergo mengantongi pendanaan dari East Venture. Perusahaan modal ventura yang berkantor di Jakarta ini, pada bulan yang sama juga memberikan suntikan permodalan untuk startup Member.id dan Immersv.

Sayang, Domenico enggan mengungkapkan nilai pendanaan dari East Venture untuk start-up-nya. Yang jelas, sejak mendapat bantuan modal itu, Domenico dan Rhapsody kembali ke tanah air.

“Kami memang baru full time sebulan terakhir ketika kami tahu dapat pendanaan dan memutuskan mengurus Synergo dari Indonesia,” ujar lulusan University of Southern California, AS, ini.

Pendanaan dari East Venture sepenuhnya Domenico dan Rhapsody gunakan untuk pengembangan bisnis Synergo, mulai membiayai server, pemasaran, serta gaji karyawan yang kini berjumlah 10 orang. “Karena kami menanggung biaya server, sampai saat ini kami masih belum bisa memperoleh profit,” kata Domenico.

Untuk memperoleh pendanaan dari East Venture, Domenico mengaku gampang-gampang susah. Meski memiliki kenalan di perusahan tersebut, ia bilang,  East Venture mengajukan beberapa syarat yang cukup berat dan perlu riset mendalam.

Tentu, suntikan modal dari  East Venture masih belum cukup. Itu sebabnya, Domenico dan Rhapsody yang duduk di kursi chief technology officer (CTO) akan kembali mencari pendanaan, namun paling cepat awal tahun depan. 

Rencananya, untuk biaya ekspansi ke kota lain di Indonesia dan Asia Tenggara, serta buat mendanai pengimplementasian software di perusahaan besar di Indonesia dan Asia Tenggara. “Di Asia Tenggara sudah ada perbincangan, tapi kami baru bisa umumkan perusahaannya di Oktober,” ucap Domenico.

Tentu, tak mudah buat Synergo merangsek ke pasar Asia Tenggara. Sebab, sudah ada beberapa perusahaan besar yang menawarkan solusi serupa.

Sebut saja, WorkDay, SAP SuccessFactors, dan Cornerstone On Demand. Di Singapura juga ada startup pesaing, EngageRocket serta Hoorah.

Kembangkan program

Tidak cuma ekspansi, Domenico menambahkan, Synergo juga berencana mengembangkan program. Kelak, bakal ada software program sistem manajemen pembelajaran (learning management system).

Perangkat ini untuk memberitahukan karyawan dan perusahan tentang pelatihan apa saja yang diperlukan para staf agar bisa meningkatan kinerjanya. Jika tak ada aral melintang, program tersebut akan meluncur dua tiga bulan lagi.

Untuk rencana lima tahun ke depan, Domenico berharap Synergo bisa menyediakan program, mulai proses rekrutmen hingga evaluasi kinerja karyawan. “Serta kami bisa mengontrol semua pasar di Asia Tenggara,” ujar Domenico.

Cuma tantangannya, Domenico membeberkan, bagaimana meyakinkan perusahaan khususnya di Indonesia, bahwa manajemen kinerja karyawan merupakan sesuatu yang penting. Dengan begitu, perusahaan menyadari pentingnya pemakaian software Synergo.

Toh, Domenico optimistis, kehadiran Synergo bakal mendapat respons positif dan bisa berkembang. “Peluang di Indonesia memang besar. Dengan persaingan tinggi, peluangnya juga tinggi,” kata dia.

Siapa yang mau ikut menangkap peluang besar itu?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×