kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kakak adik bahu-membahu membesarkan pasar bolu


Sabtu, 10 Februari 2018 / 12:30 WIB
Kakak adik bahu-membahu membesarkan pasar bolu


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Jeli melihat peluang, Vicky Kurniawan dan Mario Rovani berhasil membawa Kibo melesat.  Menyajikan bolu keju ala Jepang, kakak beradik ini menjadi pioner dipasar lokal.

Vicky mengaku sengaja menciptakan produk berbeda ditengah-tengah demam cheese cake ala Jepang. "Kami ingin jadi pioner bukan hanya follower," serunya.  

Setelah melewati masa uji coba, Desember 2016 lalu, bersama sang kakak, Vicky membuka gerai onlinenya. Tak perlu waktu lama, setelah menuai respon positif, pertengahan tahun 2017 mereka membuka gerai fisiknya disalah satu pusat perbelanjaan di Jakarta.

Belum genap dua tahun, sudah ada empat gerai yang tersebar di Lotte Avanue, PIK Ananue, Kota Kasablanka Mall dan Grand Indonesia. Bila tidak ada halangan, mereka bakal membuka dua gerai baru di Serpong.  

Saat ini, total produksinya mencapai 500-700 cake per hari. Proses pembuatan produknya dilakukan di dapur pusat di Bintaro, dengan bantuan 20 karyawan.  

Menyasar generasi milenial, cheese cake ini dijual Rp 30.000-Rp 35.000 per potong  dan Rp 180.000-Rp 200.000 per loyang. Ada empat varian yang disediakan yaitu original, matcha, choco cheese dan salted egg.

Tiap bulan, Vicky juga menambahkan menu baru supaya konsumen tak cepat bosan. Saat ini, menu yang baru adalah bluberry cheese.

Untuk urusan bahan baku, laki-laki berusia 27 tahun ini mengatakan masih mengandalkan bahan impor. Porsinya 60% merupakan bahan impor, 40% sisanya adalah bahan lokal. "Kami sengaja menggunakan bahan impor karena kualitas yang lebih baik," jelansya.

Tidak ingin repot untuk mendatangkan bahan baku yang dibutuhkan, mereka mengandeng pemasok untuk memenuhi bahan baku saban bulannya.

Meski sudah kondang, Vicky terus melakukan promosi untuk membangun brand image Kibo serta mengundang penasaran konsumen. Caranya dengan menggunakan jasa influencer, endorsement, review food blogger, serta menjalin kerjasama dengan pihak perbankan dan beberapa aplikasi online.        

Tak mau jadi follower, racik resep sendiri

Bertekstur lembut dan empuk, cheese cake punya banyak penggemar di negera asalnya, Jepang. Melihat besarnya animo warga Negeri Sakura tersebut, Mario Rovani dan Vicky Kurniawan tergelitik untuk mengadopsi kue tersebut di Tanah Air.

Mereka pun melakukan riset pasar. Setelah tahu ada pemain yang lebih dulu menjajakan jenis bolu ini, Mario dan Vicky pun memodifikasi produk. Maklum saja, sejak awal mereka enggan untuk menjadi follower.

Dengan modal Rp 25 juta, keduanya mengawali usaha bolu keju ala Jepang. Mereka berusaha menemukan formula yang pas dengan selera konsumen lokal, supaya dapat diterima oleh pasar dalam negeri.  

Pada tahap awal, Mario, sang kakak, lebih berperan karena mempunyai pengalaman  dalam dunia baking. Dia juga mengambil sekolah kuliner di saat kuliah di Jepang tahun 2013.

Saudara dan teman-teman terdekat pun menjadi sasaran untuk mencicip cheese cake kreasinya. Tak sekadar menjadi tester, mereka juga diminta memberikan feedback soal produk. "Dari sana kami terus berbenah sampai ketemu formula yang pas. ini merupakan tantangannya," kata lelaki 32 tahun ini.  

Setelah menyiapkan diri sejak pertengahan tahun 2016, Mario dan Vicky meluncurkan Kibo dengan konsep online business pada Desember 2016. Konsumen memesan Kibo melalui media online atau aplikasi, sementara proses produksi kue dilakukan di rumah.

Agar bisnis berjalan lancar serta tak terjadi tumpang tindih, Mario dan Vicky berbagi porsi pekerjaan. Sang kakak bertugas untuk urusan resep dan produksi dan sang adik mengurus manajemen, operasional dan marketing.  
Lantaran mengincar konsumen milenial, sejak awal usaha dibuka, Vicky memilih jalur promosi melalui media sosial, seperti Instagram. "Kami melihat generasi milenial menjadi kiblat para generasi lainnya," jelasnya.

Mereka optimistis penjualan Kibo sukses di pasaran lantaran produknya memiliki keunikan, serta mempunyai rasa yang pas dengan lidah konsumen lokal. Optimisme itu berbuah hasil. Bolu keju ala Jepang buatan mereka meledak di pasar lokal. Tidak saja menarik perhatian para milenial, kini pelanggan Kibo makin melebar hingga ke para orang tua.                      

Hadapi persaingan dengan inovasi dan kualitas

Mengincar pasar milenial menjadi tantangan bagi Mario Rovani dan Vicky Kurniawan. Sebab, pasar ini dikenal tak loyal. Alhasil, kala tren sudah lewat, kakak beradik ini pun harus terus memutar otak untuk mempertahankan bisnisnya.   

Meski menurut Vicky, potensi bolu ala Jepang masih baik, namun dia tetap berinovasi agar konsumen tak cepat bosan dan usahanya tetap eksis. "Kami tidak ingin seperti beruang yang tidur," katanya.

Salah satu inovasi yang mereka lakukan adalah menciptakan variasi filling alias isian cheese cake baru setiap bulan. Untuk menentukan rasa baru ini, mereka berdua selalu berdiskusi, bahkan tak jarang bertengkar untuk mempertahankan pendapatnya masing-masing. Biasanya, ide-idenya muncul saat mereka mengunjungi negara atau kota lain.

Sebelum diluncurkan, varian filling baru harus melalui tahap uji coba.  Biasanya, mereka akan menghabiskan waktu sekitar tiga minggu untuk melalui tahap trial and error.

Lantaran bisnis bolu Jepang ini sedang naik daun, para pemain baru pun terus bermunculan dan membuat persaingan kian kencang. Namun, Vicky tak merisaukan kondisi ini. Dia justru bersyukur, banyaknya pemain ini menjadi tanda  bahwa bidang bisnis ini sedang berkembang. Selain itu, pemain baru juga memberi variasi pada pasar.

Untuk menghadapi persaingan itu, Vicky juga terus berpromosi untuk  mengundang perhatian pasar. Selain itu, kiat lainnya adalah mempertahankan kualitas produk. Kepuasan konsumen menjadi hal penting bagi dia.

Kedepan, laki-laki asal Surabaya, Jawa Timur ini bakal membuat varian produk baru yang masih khas Jepang. Sayangnya, dia enggan menjelaskan detil produk baru yang akan meluncur tahun ini.  

Selain itu, Vicky juga tengah menyusun rencana ekspansi Kibo ke luar kota. "Saat ini, kami sedang banyak bicara dengan pemilik venue," jelasnya. Asal tahu saja, untuk membuka gerai baru diluar Jakarta, mereka harus membangun pula dapur pusat. Sayangnya, sampai sekarang Vicky masih belum mau untuk melakukan ekspansi dengan sistem kemitraan. Dia khawatir saat sistem belum siap bakal menurunkan tingkat kualitas produk.                          

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×