kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kampung Arab ramai bukan cuma di musim haji (2)


Selasa, 06 Oktober 2015 / 14:45 WIB
Kampung Arab ramai bukan cuma di musim haji (2)


Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Tri Adi

Selain musim haji, para pedagang di sentra oleh-oleh haji di Jalan Ampel Suci, Surabaya, Jawa Timur, juga mengandalkan bulan Ramadan dan tahun ajaran baru sekolah untuk menggenjot omzet penjualannya. Pada musim ini, biasanya omzet pedagang melonjak 20%. Dalam sehari, omzet pedagang bisa menembus Rp 500.000-Rp 1 juta.

Sentra oleh-oleh haji di Kampung Arab Jalan Ampel Suci, Surabaya tak pernah sepi pengunjung. Apalagi, letak sentra yang kerap disebut Pasar Gubah Ampel Suci ini berdekatan dengan Masjid Agung Sunan Ampel.

Sejak tahun 1972, Masjid Agung Sunan Ampel di Kampung Arab telah menjadi destinasi wisata religi para turis lokal dan mancanegara. Kerukunan warga pribumi dan keturunan Arab dalam menjalankan usaha, menambah daya tarik sentra ini.

Usman, salah satu pedagang di sentra oleh-oleh Haji Kampung Arab punya cerita menarik soal kerukunan antarwarga tersebut. Usman berkisah, sekitar sepuluh tahun lalu, ia bersahabat baik dengan salah satu warga keturunan Arab yang membeli rumah tetangganya.

Ternyata, sang tetangga baru berprofesi sebagai distributor produk khas negeri timur tengah. Dari sahabatnya itu, Usman mendapatkan tawaran kerja sama berjualan oleh-oleh haji. "Teman saya yang warga negara Arab itu memasok langsung produk dari saudarannya di Mekkah, Arab Saudi,” kata Usman.

Dus, kesempatan itu tak disia-siakan Usman. Kini, di gerai tokonya, ia berjualan aneka produk khas Arab. Antara lain, kurma, kismis dan kacang arab. Dalam sebulan Usman bisa memasok sekitar 100 kilogram (kg) kacang arab, 50 kg kismis, dan 70 kg kurma lulu.

Usman mengklaim, dalam sehari, tokonya bisa mengantongi omzet penjualan berkisar Rp 500.000 hingga Rp 1 juta. "Jemaah umrah dan haji dibatasi berat kopernya. Jadi, kalau tidak puas belanja langsung di Arab Saudi, mereka menambah stok oleh-olehnya dengan membeli di sentra ini," imbuh Usman.

Berbeda dengan Usman, Hayinah pedagang lainnya di sentra ini mengaku tidak memasok langsung produknya dari Arab Saudi. Untuk alat-alat musik dan kaligrafi khas timur tengah yang dijualnya, Hayinah mendapat pasokan dari para perajin di sekitar Jawa Tengah. Salah satunya dari kota Jepara.

Di tokonya yang diberi nama 'Toko Sekawan', Hayinah menjual berbagai alat-alat musik khas timur tengah seperti rebana, pigura kota Mekkah, dan marawis.

Hayinah mengaku, biasanya saat musim ajaran baru pendidikan, banyak siswa pesantren atau sekolah Islam yang berbelanja alat musik rebana atau marawis di tokonya. "Kebayakkan para santri yang berbelanja di toko saya untuk kebutuhan pelajaran ekstra kulikuler di sekolah," tambah Hayinnah.

Hayinah menuturkan, pada bulan biasa, sebagian besar konsumennya adalah warga sekitar Surabaya. Namun, jika musim hawul atau jelang Ramadhan, tokonya dibanjiri wisatawan lokal dan mancanegara. "Mereka biasannya ziarah mengunjungi makam. Selain berwisata religi, wisatawan juga berbelanja oleh-oleh," kata Hayinah.

Biasanya, lanjut dia, dalam sebulan tokonya bisa meraup omzet sekitar Rp 5 juta. Namun, saat musim ajaran baru, omzetnya bisa meningkat sekitar 20%.       

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×