kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,74   -6,61   -0.71%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemas sukses menjadi juragan pempek (1)


Minggu, 26 Agustus 2012 / 18:53 WIB
ILUSTRASI. Petugas medis menunjukkan vaksin produksi Sinopharm di Sentra Vaksinasi Gotong Royong Perbanas, Lapangan Tenis Indoor Senayan, Jakarta, Sabtu (19/6/2021). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/pras.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Havid Vebri

Berawal dari usaha kecil-kecilan, Kemas Firmansyah sukses membesarkan bisnis pempek dengan brand Wongkito 19. Bisnisnya semakin menggurita lewat sistem kemitraan. Hingga saat ini, total gerai pempeknya sudah mencapai 92 outlet yang tersebar di kota-kota besar di seluruh Indonesia. Dari jumah itu, 89 gerai di antaranya milik mitra.

Dari usaha ini, omzet yang Kemas kantongi dalam sebulan mencapai Rp 500 juta. Bisnis pempek ini mulai dia rintis pada akhir tahun 2006. Selain alasan bisnis, lewat usaha pempek ini, ia juga ingin menunjukkan identitasnya sebagai orang Palembang.

Sebab, selama ini, Kemas melihat sebagian besar pedagang pempek bukanlah orang asli Pelembang. Padahal, pempek merupakan makanan tradisional khas wong kito galo, sebutan untuk orang Palembang. "Seharusnya saya juga berdagang pempek karena saya orang Palembang," ujar pria keliharan 1971 ini.

Kemas akhirnya terjun ke usaha kuliner pempek dengan membuka outlet kecil di dekat rumahnya di daerah Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat.
Berkat keuletannya mempopulerkan bisnis ini, dalam beberapa tahun, jumlah gerai pempeknya terus bertambah. Terlebih setelah ia menawarkan kemitraan di 2008.

Menurut Kemas, perkembangan usaha pempeknya berkat totalitasnya dalam mengembangkan usaha. Apalagi, sejak awal ia memang menyukai bisnis ini. Lantaran sudah suka, ia pun mencurahkan seluruh waktu dan pikirannya untuk membesarkan usaha ini. "Kalau berbisnis harus disukai dulu supaya maksimal," katanya.

Kecintaan Kemas terhadap pempek sudah tumbuh sejak dia kecil. Ia mengaku, sejak kecil sudah terbiasa menyantap pempek karena ibunya suka membuat makanan tersebut.

Tidak hanya penyuka pempek, seiring usianya yang makin beranjak dewasa, Kemas pun mulai membuat pempek sendiri. Berbekal kemampuan itu, dia kemudian terjun ke usaha pempek.

Di awal merintis usaha, ia langsung memperkenalkan variasi pempek hasil racikannya, seperti pempek sosis, pempek kapal selam, pempek keju, dan panggang. Aneka pempek ini Kemas banderol mulai Rp 3.000 hingga Rp 14.000 per buah. "Salah satu favorit pelanggan adalah pempek kapal selam super," ujarnya.

Lantaran pempek buatannya banyak punya penggemar, pada 2008 Kemas memberanikan diri menawarkan kemitraan. Baginya, sebuah usaha bisa berkembang jika ia bermitra dengan orang lain.

Dengan bermitra, maka sebuah brand akan semakin dikenal masyarakat. "Pebisnis harus punya banyak partner," katanya. Selain menjalin kemitraan, Kemas juga memanfaatkan media online untuk memperkenalkan produknya dengan membuat website Wongkito 19.

Ia menugaskan pegawainya untuk memuat info-info terbaru terkait Wongkito 19. Alhasil, saban hari selalu saja ada informasi anyar di situs Wongkito 19. Dari sanalah bisnisnya terus berkembang. Tak cuma di Jabodetabek, mitranya ada di Bandung, Cirebon, dan Kalimantan.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×