kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenyal cuan bakso masih menggigit


Sabtu, 18 Agustus 2018 / 11:00 WIB
Kenyal cuan bakso masih menggigit


Reporter: Elisabeth Adventa, Puspita Saraswati, Sugeng Adji Soenarso, Tri Sulistiowati | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Siapa yang tidak kenal bakso? Kuliner ini sudah sangat lekat di lidah masyarakat Indonesia. Bahkan, menu bakso  sejatinya punya penggemar fanatik.  

Teksturnya yang kenyal menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi disajikan dengan kuah legit nan gurih, makin menambah kenikmatan. Tak heran jika hampir semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orangtua menyukai makanan khas Indonesia ini.

Bisnis bakso sudah ada sejak lama. Bahkan, skala bisnisnya beragam, mulai kelas pedagang kaki lima hingga kelas resto atau rumah makan. Setiap tahun, jumlah pelaku bisnis bakso pasti bertambah karena luasnya potensi pasar bakso.

Banyaknya pelaku usaha yang terjun, ditambah tawaran kemitraan bakso, tentu membuat persaingan makin ketat. Belum lagi munculnya inovasi kuliner kekinian yang makin banyak. Ketatnya persaingan tersebut pasti juga dirasakan oleh para pelaku bisnis kemitraan bakso.

Di tengah kondisi tersebut, pelaku usaha kemitraan bakso mana saja yang mampu bertahan dan mengembangkan sayap bisnisnya? Dan bagaimanakah perkembangan kemitraan bakso saat ini? Apa saja tantangan dan hambatannya? Bagaimana upaya para pelaku usaha bertahan?

Review waralaba pekan ini menghadirkan tiga pelaku kemitraan bakso, yakni Bakso Gepeng, Bakso Gibras dan Bakso Moncrot. Simak ulasannya berikut :  

Bakso Gepeng

Gerai bakso gepeng milik Sri Mulyono, awalnya berdiri Februari 2009, berlokasi di Bekasi. Tahun lalu, saat dihubungi Kontan, Mulyono mengatakan bahwa pihaknya telah memiliki empat mitra.

Tahun ini, jumlah mitranya melonjak, hingga total tersebar di sembilan lokasi berbeda. Di antaranya: Cigombong Bogor, Pamulang, Harapan Baru Bekasi, Medan Satria Bekasi, Delta Mas Bekasi, Pekan Baru, Kalimalang Bekasi, Kota Wisata Bekasi dan Puri Gading Bekasi.

Paket investasi untuk kategori warung juga naik. Sebelumnya, paket ini ditawarkan Rp 30 juta, kini ditawarkan dengan harga Rp 40 juta.

"Paket Warung Rp 40 juta, mitra mendapatkan gerobak & peralatannya, meja, kursi, kulkas, kipas angin, seragam, logo, spanduk, brosur, paket awal 150 porsi dan pelatihan. Paket Grobak Rp 20 juta mitra dapat gerobak & peralatannya, spanduk, brosur, seragam, paket awal 100 porsi dan pelatihan," katanya kepada Kontan, Kamis (9/8).

Mulyono juga menambahkan, kali ini program kemitraannya memberikan penawaran khusus, yakni bagi calon mitra yang menunjukkan Harian KONTAN akan mendapat diskon 20%.

Dari nilai investasi tersebut, Mulyono memperkirakan mitranya akan mendapatkan balik modal dalam waktu 1 hingga 2 tahun. " R0I (Return of Investment) 75%, dengan omzet rata-rata sekitar Rp 30 juta per bulan, makin bagus lokasinya akan semakin cepat balik modalnya," tuturnya.

Mulyono juga mengatakan adanya kenaikan harga untuk menu lama sebesar 10%. Soalnya, harga daging yang menjadi bahan utama pembuatan bakso juga sudah mengalami kenaikan. Selain itu Mulyono juga menambahkan inovasi menu baru pada olahan Bakso Gepengnya. "Ada inovasi baru dengan pilihan Bakso Cabe Uleg yang rasanya menjadi lebih segar, selain tambahan menu siomay sebagai pelengkap rasa," katanya.

Saat ini, kendala yang dihadapi Mulyono di antaranya kenaikan harga bahan baku daging sapi. Kondisi ini memaksa dirinya untuk memangkas keuntungan.
Selain itu, ia juga terkendala soal pengawasan pada karyawan ketika mitranya tidak melakukan pengelolaan secara langsung.


Bakso Gibrass

Usaha kuliner besutan Agung Sugiarto ini tampaknya terus berkembang. Pasalnya, sejak Januari sampai dengan Agustus 2018, sudah ada sekitar 10 mitra baru yang bergabung.

Lokasi mitra Bakso Gibras tersebar di beberapa daerah seperti Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. "Untuk di daerah Nusa Tenggara Barat, kami masih dalam proses mencari tempat sembari menunggu kondisi di sana stabil paska bencana gempa," katanya pada KONTAN, Jumat (10/8).
Sebelumnya, usaha bakso ini sempat diwawancarai KONTAN tahun 2017 lalu. Saat itu, menurut catatan,  ada 50 mitra yang sudah bergabung, dengan lokasi gerai didominasi pada wilayah Jawa Timur dan Jakarta.

Usaha milik Agung ini resmi dibuka sejak tahun 2010 dengan gerai pertama di Surabaya, Jawa Timur. Selang lima tahun setelah berdiri, dia mulai menawarkan kerjasama kemitraan untuk mempercepat ekspansi bisnis.

Lainnya, meski harga bahan baku terus naik Agung memilih untuk menahan harga jual produknya sama seperti tahun lalu yaitu sekitar Rp 10.000 sampai Rp 25.000 per porsi. Alasan  Agung tidak menaikkan harga, karena dirinya tidak ingin kehilangan konsumen seiring turunnya daya beli masyarakat.

Untuk investasi kemitraannya pun masih dibanderol sama yaitu Rp 40 juta sampai Rp 100 juta. Berdasarkan perhitungannya, mitra bisa balik modal kurang dari satu tahun asalkan saban harinya bisa menjual 100 porsi bakso.

Sama dengan kebanyakan pemilik merek, Agung mengeluhkan sulitnya mengontrol usaha mitra. Terutama, terkait soal kualitas pelayanan.


Bakso Moncrot

Brand lain yang menawarkan kemitraan bakso adalah Bakso Moncrot. Gerai bakso ini sudah beroperasi sejak 2011 lalu dan mulai menawarkan kerjasama kemitraan sejak tahun 2016. Saat diulas KONTAN pada bulan September 2017, Bakso Moncrot telah memiliki tiga gerai di Tebet, Bandung dan Depok. Dua gerai Bakso Moncrot milik mitra dan satu gerai milik pusat.

Saat ini, tawaran kemitraan Bakso Moncrot masih tetap berjalan. Hanya saja, kurangnya tim manajemen yang ada di Bakso Moncrot menjadi tantangan bagi kemitraan ini.
Saefullah, Direktur Marketing Bakso Moncrot menyebutkan, hambatan yang tengah dihadapi adalah manajemen. "Kami kekurangan tim manajemen," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (10/8).

Oleh sebab itu, sampai saat ini Bakso Moncrot masih bertahan hanya dengan  tiga cabang saja. Adapun dari ketiga cabang itu satu gerai milik sendiri dan dua gerai dimiliki mitra mereka.  Lokasi gerai mitra ada di Jatinangor, Bandung di Jawa Barat dan Depok, Jawa Barat.

Untuk harga paket investasi juga belum berubah. Kemitraan Bakso Moncrot masih ditawarkan dengan paket investasi sebesar Rp 50 juta sampai Rp 250 juta. Sedangkan untuk harga, kemitraan ini menawarkan varian menu bakso dengan rentang harga Rp 18.000 hingga Rp 25.000.

Demi memperluas cabang, mereka juga mengupayakan bisa beriklan melalui media sosial. "Kami ada pasang iklan, Instagram, dan Facebook," tutur Saefullah.
Adapun inovasi baru yang tengah dilakukan, saat ini mereka sedang upayakan membuat booth untuk memfasilitasi mitra-mitra yang ada.
Sampai akhir tahun, Saefullah menargetkan kemitraan yang ditawarkan dapat bertambah, menjadi 10 cabang. "Harapannya bisa bertambah menjadi 10," kata dia.  

     

Bisnis bakso masih punya potensi besar

Pengamat waralaba Djoko Kurniawan menilai bisnis bakso masih memiliki potensi yang sangat bagus. Sebabnya, semua kalangan menyukai makanan berkuah tersebut. Selain itu. bakso bisa dinikmati kapan saja.

"Jadi kalau ada yang mengatakan bisnis bakso tidak bisa berjalan dengan baik, pasti ada salah kelola," kata Djoko. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan beberapa brand bakso yang berkembang sangat bagus, padahal investasi franchise-nya cukup mahal.

Djoko bilang, kunci keberhasilan bisnis terletak pada sistem dan pengelolaannya. Menanggapi soal kendala sumber daya manusia (SDM) yang kerap dihadapi pelaku usaha kemitraan, ia menjelaskan strategi yang harus dilakukan adalah memberikan masa depan yang baik untuk karyawan.

Istilah 'memanusiakan manusia' kembali digunakan Djoko untuk mengatasi persoalan tersebut. "Banyak yang mengatakan susah mencari karyawan, kalau menurut saya mencari karyawan mudah jika kita tahu cara rekrut yang benar, membina  dan memelihara dengan cara yang baik," jelasnya.

Sedangkan, soal tempat usaha strategis yang semakin sulit, pelaku usaha harus paham betul segmentasi pasar yang dituju. Memilih lokasi tak sekadar memakai feeling tapi dengan data. Maka, dengan demikian pemilihan lokasi akan jadi benar.

Ihwal kendala harga daging sapi yang kerap naik turun, menurut Djoko hal tersebut tidak akan menjadi masalah selama penetapan harga awal tidak terlalu mepet. "Jadi ketika terjadi perubahan harga, pebisnis tidak akan kaget dan bisnisnya tetap bisa bertahan," tandasnya.            

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×