kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kepiting soka capit laba dengan cangkak lunak (1)


Selasa, 08 Mei 2012 / 13:33 WIB
Kepiting soka capit laba dengan cangkak lunak (1)


Reporter: Noverius Laoli, Eka Saputra | Editor: Tri Adi

Lantaran cangkangnya lunak dan bisa dimakan, kepiting soka kini makin diminati konsumen. Tak heran, kepiting ini mulai ramai dibudidayakan. Pelanggan utamanya adalah restoran. Dengan harga jual Rp 55.000 - Rp 75.000 per kilogram, omzet budidaya kepiting soka bisa mencapai Rp 2,6 juta per hari.

Kepiting soka atawa kepiting bakau memiliki cangkang yang lunak. Hewan ini digemari karena sanggup menghadirkan cara baru menyantap kepiting. Dengan cangkang lunak, kita tak perlu lagi bekerja keras memecahkan cangkang dan mengorek-ngorek daging di dalam cangkang.

Dari segi fisik, bentuk kepiting ini sama dengan kepiting jenis lainnya. Hanya dalam proses budidaya, saat masih usia 10 - 12 hari, kepiting soka digunting kaki serta capitnya. Sehingga, yang tersisa hanyalah kaki renangnya saja.

Setelah itu, kepiting akan mengalami pergantian kulit yang lebih lunak atau moulting. Cangkang lunak itulah yang menjadi kelebihan dari kepiting soka.

Rukiyanto, salah seorang pembudidaya kepiting soka dari Sidoarjo, Jawa Timur mengatakan, prospek usaha budidaya kepiting soka saat ini makin menggiurkan. Sebab, permintaan kepiting jenis ini terus meningkat. Selain rumah tangga, konsumen utama kepiting ini adalah hotel dan restoran.

Menurut Rukiyanto, dalam sebulan ia bisa menjual lebih dari 300 kilogram (kg) kepiting soka. Kepiting itu ia jual dengan harga Rp 55.000 per kg. Tiap bulan, dia dapat meraup omzet sekitar Rp 17 juta hingga Rp 20 juta. Adapun laba bersihnya lebih dari 10% dari omzet.

Selain Sidoarjo, pelanggan Rukiyanto selama ini datang dari Jakarta, Malang, Bali, bahkan Batam. "Popularitas kepiting soka semakin naik lantaran permintaan masyarakat semakin meningkat," ungkap Rukiyanto.

Sebetulnya, dia menjelaskan, kepiting soka sudah lama ada. Tapi, baru belakangan ini mulai banyak dilirik seiring meningkatnya permintaan kepiting ini.

Ariyanti Astuti, pengelola UD Tiga Gading Jaya di Sidoarjo, bilang, kepiting soka merupakan hasil rekayasa budidaya sehingga menghasilkan cangkang lunak. "Pemotongan kaki dan capit itu yang mempengaruhi pelunakan dengan pergantian kulit, sehingga tempurungnya tidak balik lagi. Kalau jenisnya, ya, jenis kepiting bakau," jelas Ariyanti.

Dalam membudidayakan kepiting soka, Tiga Gading Jaya bekerja sama dengan dua pembudidaya di daerah Sidoarjo. Ariyanti mengaku, permintaan kepiting soka dalam dua tahun terakhir cenderung meningkat.

Dalam sehari, Ariyanti bisa menerima pesanan sebanyak 40 kg hingga 50 kg. Dia melego kepiting soka dengan harga lebih tinggi, yakni Rp 65.000-Rp 75.000 per kg. Dengan harga jual tersebut, omzetnya dalam sehari bisa mencapai Rp 2,6 juta. "Kebanyakan pelanggan kami restoran dari Surabaya dan Jakarta," katanya.

Selain rasanya yang lezat, kepiting ini banyak peminat karena kandungan gizinya yang tinggi. "Kandungan kalsium dan zat besinya tinggi," tutur Ariyanti.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×