kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,39   2,75   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kesempatan bagi Indonesia ketika perikanan Thailand disemprit Uni Eropa


Senin, 21 Mei 2018 / 18:38 WIB
Kesempatan bagi Indonesia ketika perikanan Thailand disemprit Uni Eropa
ILUSTRASI. PASOKAN IKAN BEKU


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi ekspor perikanan Indonesia berpotensi makin besar, seiring dengan naiknya pengiriman ikan ke pasar asing. Tak hanya itu, kartu kuning yang disematkan Uni Eropa pada Thailand karena isu Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing membuat Indonesia berpotensi menjadi kesempatan bagi perikanan Indonesia.

"Tidak hanya ke Uni Eropa saja, tapi kita juga mendorong nelayan dan pengusaha kita untuk melihat kesempatan dengan negara-negara lain," kata Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Sjaried Widjaja, kepada KONTAN, Senin (21/5).

Asal tahu, mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), total ekspor perikanan selama tahun 2017 tercatat di US$ 4,515 juta, naik 8,22% dari pengiriman pada tahun 2016 sebanyak US$ 4,172 juta.

Kenaikan terbesar pada periode 2017 ditunjukkan dari ekspor ke China yang naik 14,47% dan diikuti oleh pengiriman ke Amerika Serikat sebesar 12,92%. Adapun ekspor Uni Eropa juga naik 9,69% dan Jepang naik 7,81% dan pada kawasan ASEAN juga naik 3,28%.

Dengan capaian demikian, Sjarief meyakini sangat besar kesempatan Indonesia untuk melebarkan sayapnya ke negara-negara lain apalagi mengingat hasil tangkap dan pengusaha ikan Indonesia memiliki sertifikasi yang sah dan diakui internasional.

Sentimen tersebut juga diserukan oleh Corporate Secretary PT Dharma Samudera Fishing Tbk (DSFI), Saut Marbun. Menurutnya, pengenaan kartu kuning UE kepada Thailand sebenarnya bukan berarti negara kawasan Eropa menutup keran ikan dari Thailand. Namun memperketat pemeriksaan pada catatan sertifikasinya.

"Dan hal ini sangat baik bagi Indonesia karena kita sertifikatnya bagus sehingga produk kita tidak sulit masuk EU," katanya.

Saut melanjutkan, untuk pasar UE, produki perikanan yang menerima permintaan paling besar adalah tuna, gurita dan kakap merah.

Adapun DSFI merupakan emiten perikanan yang fokus pada lini ekspor. Negara tujuan ekspor utama pada tahun 2018 ditargetkan kepada Amerika Serikat dengan target nilai US$ 20,14 juta alias 39% target penjualan. Kemudian diikuti oleh Eropa dengan nilai US$ 14,46 juta, Jepang dengan nilai US$ 6,2 juta, Australia senilai US$ 5,68 juta dan lainnya yang mencapai US$ 5,16 juta. Kemudian untuk target penjualan pasar lokal adalah senilai US$ 1,92 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×