kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kesempatan kedua bagi Barli Asmara


Minggu, 17 Desember 2017 / 10:10 WIB
Kesempatan kedua bagi Barli Asmara


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Bekerja dengan hati, gigih dan peka terhadap pasar, menjadi kunci sukses Barli Asmara. Untuk mempertahankan bisnis, dia memutuskan masuk lini fashion ready to wear.

Barli pun membuat tiga merek koleksi pakaiannya, yakni Belle, Top of Eigth, dan White Baby A. Seluruhnya di jual online melalui webstore pribadinya, Barliasmara.id.

Selain itu, dia juga menjalin kerjasama dengan marketplace seperti JD.ID, Zalora. Produk fesyen ini berlabel harga Rp 400.000 hingga Rp 1 juta per helai.  

Keputusannya menjajaki pasar online lantaran pesanan yang datang sudah tak sederas dulu lagi. "Kebanyakan pesan hanya untuk wedding," tuturnya.

Sesuai dengan target, produknya pun disambut baik oleh pasar online. Dalam dua minggu, ratusan produknya terjual. Sayang, Barli  enggan menyebutkan total omzet yang dikantonginya.

Untuk produksinya, Barli juga menjalin kerjasama dengan dua konveksi yang berada di Kuningan, Jawa Barat dan Jakarta. Laki-laki berkacamata ini hanya berproduksi saat ada pesanan. Bahkan, untuk kerjasama dengan marketplace, dia mengunakan sistem beli putus untuk menghindari stok barang yang menumpuk dan arus kas keuangannya.  

Berbeda dengan kebiasaannya dalam membuat koleksi made by order, pada lini ready to wear ini dia bisa mengeluarkan lima koleksi dalam setahun. Koleksi baru ini meluncur saat hari raya Imlek, fall-winter, spring-summer, dan hari raya Idul Fitri.

Sekali rilis koleksi baru, Barli menyiapkan 20-40 desain. Rata-rata marketplace yang ingin memajang koleksi Barli harus mengambil sekitar 30 desain dengan jumlah lebih dari 1.000 helai.  

Sebelumnya, seperti disainer pada umumnya, Barli hanya membuat baju saat ada pesanan. Pelanggannya mulai dari artis, penyanyi, hingga sosialita. Tiap tahunnya dia merilis dua koleksi yang kemudian dipamerkan dalam ajang fashion show.

Barli sendiri mulai terjun dalam usaha fesyen ini sejak tahun 2003 lalu. Saat itu, dia merintis bisnisnya dari sebuah rumah petakan di kawasan Jakarta Selatan.      

Kerja keras membentuk brand image label

Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Peribahasa ini pas menggambarkan perjuangan Barli Asmara. Kesuksesan yang diraihnya kini merupakan buah ketekunannya sejak lama.

Sebelum membuka butiknya sendiri, laki-laki asal Jakarta ini sempat bekerja disalah satu butik fesyen japanese style. Saat itu, dia menduduki posisi sebagai  fesyen desainer, sekaligus manager. Selain mengembangkan bakat, Barli juga membentuk jaringan saat bekerja di butik tersebut. Saat itu, dia juga menyelesaikan pendidikan komunikasi di sebuah universitas swasta.

Setelah menguasai ilmu desain, pada 2003 Barli mulai memberanikan diri membuka butik sendiri di sebuah rumah petak kawasan Jakarta Selatan. Ia memodali usahanya ini dari dana pinjaman sebesar Rp 3 juta.

Lantaran sudah punya jaringan, ia tak sulit membuka pasar. Saat itu, pelanggan pertamanya adalah Dewi Sandra, yang kemudian diikuti oleh penyanyi dan artis lainnya.

Namun, Barli menemui kendala untuk membentuk brand image. Dia cukup sulitan mendongkrak gengsi busana rancangannya lanaran masih menempati rumah petak.

Lantas dia pun berniat untuk memindahkan butiknya ke lokasi lain. Selang setahun, dari hasil keuntungannya Barli berhasil memindahkan workshop ke lokasi lebih baik dan nyaman. "Kalau lokasinya bagus, mau mematok harga tinggi itu memungkinkan," ujarnya. Untuk mengatasi keterbatasan modal, dia pun menerapkan pembayaran uang muka senilai harga bahan.  

Bak gayung bersambut, di tempat baru, pelanggannya kian bertambah. Dalam sebulan, Barli bisa mendapat order untuk 20 busana

Pada 2008, ketika usaha lain terpuruk, justru menjadi  masa masa kejayaannya Barli. Permintaan busana made by order laris manis, untung besar pun berhasil dikantongi.

Semakin hari, popularitas Barli pun kian melambung. Hingga pada tahun 2010, dia berhasil menyebet beberapa penghargaan seperti Designer of the Year, Young Talented Designer, dan lainnya.           

Berjuang kembangkan bisnis di kehidupan kedua

Usai menggapai puncak karir sebagai fesyen desainer kondang, Barli Asmara menahan laju bisnisnya. Akibat lalai menjaga kesehatan dan gaya hidupnya, dia jatuh sakit hingga tak bisa beraktivitas.  

Dua tahun, waktu yang Barli butuhkan untuk pulih. Baginya, ini adalah kehidupan kedua. Sejak saat itu, tepatnya pada 2012, dia lebih menghargai dan menjaga kualitas hidup.

Namun, cobaaan kembali datang dua tahun berselang. Tahun 2014, permintaan busana made by order mulai lesu. Para artis dan sosialita langganannya lebih memilih sewa baju daripada membeli.

Permintaan yang kian menurun saban bulannya, membuat Barli harus mengikis tabungannya agar usahanya terus berjalan. Hingga pada 2016, dia memutuskan untuk masuk lini busana ready to wear.

Kendala pertamanya saat membentuk unit bisnis baru adalah mencari kovenksi yang sesuai dengan standart. "Kami sangat berhati-hati karena tidak ingin kecewa," ceritanya. Nyatanya, bisnis busana siap pakai ini membuatnya kembali bisa bernafas, meski masih jauh dari target.  

Lini busana siap pakai merupakan dunia baru bagi Barli. Sebab, dia harus memikirkan stok dan penyimpanan. Termasuk, membangun komunikasi dengan orang produksi. "Saya kerap pusing karena mereka tak bisa ikuti gaya saya, seperti bekerja di hari Sabtu dan Minggu," katanya.

Sekarang, dia bersama dengan tim sedang menyiapkan pengembagan produk siap pakai. Bila tidak ada halangan, tahun depan dia bakal meluncurkan produk fesyen olaraga. "Saya melihat belum ada brand lokal yang masuk ke sektor ini," katanya.

Tak hanya itu, Barli juga bakal melansir koleksi wedding dress secara online, seperti yang dilakukan para desainer luar negeri.  Dia mengaku sekarang sedang disiapkan formula untuk sistem pembelian, desain, dan penyewaannya.

Seluruh kesuksesan yang dicapainya kini merupakan hasil dari usaha keras serta doa dan dukungan kedua orang tuanya. Sampai sekarang, sang ayah merupakan sosok yang paling memberikan nasihat dalam hal manajemen karyawan, sistem cash flow, dan pemilihan properti.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×