kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kesulitan mencari tenaga kerja terampil (3)


Kamis, 26 Februari 2015 / 14:38 WIB
Kesulitan mencari tenaga kerja terampil (3)
ILUSTRASI. Periksa Harga Mobil Bekas Rp 35 Jutaan, Cek Varian Sedan Toyota dan Honda./pho KONTAN/Carolus Agus waluyo/18/10/2022.


Reporter: Yuthi Fatimah | Editor: Rizki Caturini

Paulina Pungky Purnomowati sukses bisnis kue jajanan pasar dengan omzet ratusan juta per bulan. Kendati sukses, bukan berarti bisnisnya tidak pernah menemui hambatan.

Ia mengaku, hambatan dan kendala utama yang dihadapi adalah sulitnya mencari sumber daya manusa (SDM) terampil. Sejak mencoba membuka gerai di beberapa mal di sekitar Jakarta, Pungky bilang pelayanan harus memenuhi standar tinggi. "Nah persoalannya mencari pegawai toko dengan standar tinggi ini sangat sulit," kata pemilik brand usaha Bekal dari Ibu ini.

Pelayanan dengan standar tinggi diperlukan karena Bekal dari Ibu fokus membidik konsumen dari kalangan menengah ke atas. Sementara brand Bekal dari Ibu masih tergolong baru. "Pelayanan harus ramah. Walau dimarahi konsumen, tapi tetap harus sabar dan ramah melayani," katanya.

Menurut Pungky, mencari karyawan dengan kualitas seperti itu tidak mudah. Pungky bilang, dengan pelayanan yang baik, konsumen akan semakin percaya sehingga nantinya kembali lagi membeli kuenya. "Kami selalu berusaha bikin konsumen happy dengan berusaha mengerti kemauan mereka dengan cara komunikasi yang baik dengan mereka," paparnya.

Menurutnya, meningkatkan kualitas layanan itu penting karena sebelum Bekal dari Ibu lahir, sudah banyak toko-toko di mal menjual berbagai macam kue tradisional. Jadi sebagai pendatang baru, ia harus bisa mencuri perhatian konsumen.

Bekal dari Ibu juga berencana mengembangkan bisnisnya bukan hanya dalam hal produksi kue. Tapi juga penataan kue di atas meja atau biasa dikenal dengan dessert table.

Ini terinspirasi dari pelanggan Bekal dari Ibu yang meminta penataan kue untuk sebuah acara. "Biasanya kalau dessert table itu semacam cup cake tapi semacam kue basah jajanan pasar, ada gemblong, gorengan, lemper, macam-macam. Tapi ternyata orang-orang bilang bagus," kata Pungky.  

Bukan itu saja, demi memuaskan konsumen, ia juga sangat memperhatikan konsep penyajian, kemasan, dan kualitas produk. "Walaupun hampir sebagian besar kue yang dijual sama, tapi kami memproduksi beberapa kue yang berbeda" katanya.

Salah satu kue andalannya adalah pisang karamel. Pungky mengklaim, kue ini tidak ada di tempat lain.Menurut Pungky, sebagai pendatang baru ia harus terus melakukan inovasi agar kue yang ditawarkan  tidak monoton.

Makanya, ia selalu berusaha membuat produk baru setiap bulannya. Penambahan menu-menu baru juga merupakan bagian dari strategi untuk menarik perhatian pembeli.

Sementara demi menjaga kualitas produk, ia selalu memasarkan kue dalam kondisi fresh dari oven. Bila hari itu tidak habis dijual, besoknya kue tersebut tidak akan dijual kembali. Jadi, kue yang diproduksi hari itu akan dijual di hari selanjutnya dan tidak berlaku untuk hari berikutnya. Ia berharap, ke depannya Bekal dari Ibu akan menjadi rujukan masyarakat dalam memilih jajanan pasar.   

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×