kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Keuntungan manis dari budidaya si kayu manis (1)


Kamis, 05 Maret 2015 / 14:32 WIB
Keuntungan manis dari budidaya si kayu manis (1)


Reporter: Tri Sulistiowati, Yuthi Fatimah | Editor: Rizki Caturini

Indonesia sudah begitu terkenal sebagai negara penghasil rempah-rempah. Letak geografis dan kondisi iklim yang mendukung tumbuhnya berbagai macam jenis tanaman, membuat negeri ini kaya akan sumber daya alam. Salah satunya adalah kayu manis.

Selain banyak digunakan sebagai bumbu masakan, banyak sekali manfaat dari tanaman yang memiliki nama latin Cinnamomum zaylanicum ini. Diantaranya dipercaya bisa mengobati diabetes, asam urat, maag, kembung, sakit kepala, diare, mengurangi kadar kolesterol, dan masih banyak lagi.

Manfaatnya yang berlimpah itu membuat tanaman ini banyak dilirik oleh para pembudidaya. Salah satunya adalah Fatkul Mujib. Pria yang kerap disapa Faiz ini membudidayakan kayu manis di daerah Nganjuk, Jawa Timur.

Faiz mengaku lebih fokus pada pembibitan tanaman kayu manis. Nantinya bibit tersebut dijual dan akan dibudidayakan oleh para pembelinya. Faiz baru satu tahun terakhir melakukan pembibitan kayu manis. "Karena ada permintaan pasar untuk bibit kayu manis, tapi kalau pembibitan tanaman lainnya itu sudah lama," ujar Faiz.

Saat ini Faiz memiliki sekitar 2.000−5.000 bibit pohon kayu manis. Dia membanderol harga bibit mulai dari Rp 2.500−Rp 3.000 per polibag untuk ukuran 30 cm−40 cm. Sementara untuk ukuran bibit pohon 1 meter ke atas dihargai Rp 10.000−Rp 12.000 per polibag.

Faiz mengaku dapat menjual sekitar 100 bibit−200 bibit kayu manis dalam sebulan. Yang paling banyak diminati pasar itu yang ukuran 30 cm−40 cm. "Dari sini, saya bisa meraup omzet Rp 200.000 hingga lebih dari Rp 2 juta per bulan," kata dia.

Pembudidaya tanaman kayu manis lainnya adalah Almades asal Jambi. Dia sudah membudidayakan kayu manis sejak lama. Kebun tempat dia membudidayakan kayu manis adalah kebun yang didapatkan dari orang tuanya.

Sampai sekarang Almades mempunyai sekitar 2.000 pohon kayu manis dikebunnya. Rata-rata usia pohon sudah mencapai 25 tahun. “Saat ini, kita hanya mengambil kulit,” katanya pada KONTAN.

Pengupasan kulit pohon kayu manis ini tidak dapat dilakukan tiap bulan. Almades menanen kulit kayu manis sekitar lima tahun sekali. Dalam satu kali panen, Almades dapat menghasilkan sekitar 20 ton kulit kayu manis kering.

Dia membanderol harga jual kulit kayu manis sekitar Rp 19.000 per kg. Bila dihitung, sekali panen Almades dapat mengantongi omzet sekitar Rp 380 juta.  Seluruh hasil kayu manis kering hasil panennya selalu habis diborong oleh tengkulak asal Padang atau Jawa untuk dibawa ke wilayah mereka masing-masing.   

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×