kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kisah inspiratif Hafiza Elfira membantu OYPMK


Rabu, 04 Maret 2015 / 11:59 WIB
Kisah inspiratif Hafiza Elfira membantu OYPMK
ILUSTRASI. Kenapa tidak ada iPhone 15 mini?


Reporter: Dinda Audriene Muthmainah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TANGERANG. Berawal dari tugas kampus, seorang mahasiswa lulusan Universitas Indonesia mampu memberdayakan mantan penderita kusta di Kampung Sitanala, Tangerang, Banten. Tugas kampus yang hanya berumur tiga bulan dengan modal Rp 7,5 juta tersebut terus dilanjutkan oleh perempuan bernama lengkap Hafiza Elvira Nofitariani ini hingga sekarang. Fiza, panggilan akrabnya, bercerita bahwa ada fenomena sosial yang terjadi Kampung Sitanala.
 
“Ada beberapa mantan penderita kusta yang nggak mau pulang ke rumahnya setelah dokter menyatakan mereka sembuh,” tutur Fiza.
 
Mereka yang lazim disebut dengan Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) merasa malu untuk berkumpul lagi bersama keluarganya, sehingga mereka memutuskan untuk tinggal di sekitar rumah sakit. Pekerjaan serabutan pun menjadi pilihan mereka, seperti pemulung, tukang sapu jalanan, atau bahkan pengemis. Maka besama keempat teman lainnya, Fiza ingin merubah sudut pandang mereka untuk hidup secara mandiri dengan tak mengandalkan pemberian orang lain semata.
 
Perempuan berumur 24 tahun ini bercerita bahwa merubah sudut pandang masyarakat yang akan diberdayakan itu sulit. Awalnya mereka enggan untuk meninggalkan pekerjaan serabutan itu.
 
“Mereka khawatir kita hanya sementara di sana,” cerita Fiza.
 
Namun dengan pendekatan yang intens dan personal, akhirnya terkumpul lah 20 ibu-ibu OYPMK yang mau bergabung. Lewat Nalacity Foundation, Fiza dan kawan-kawan menawarkan bisnis jilbab manik-manik. Mereka melihat bahwa ibu-ibu di Kampung Sitanala bisa menjahit meski dengan keadaan yang tak sempurna. Apalagi kebutuhan wanita muslimah akan jilbab berbagai model saat ini semakin marak karena berkembangnya tren jilbab itu sendiri. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, Nalacity Foundation menggandeng seorang fashion designer untuk mengasah kemampuan menjahit ibu-ibu OYPMK.
 
“Jahitan mereka sudah semakin bagus sekarang, model yang dihasilkan juga disesuaikan dengan tren,” ujar Fiza.
 
Setiap bulan, Fiza belanja bahan sebanyak 60-80 bahan dari seorang supplier di Jakarta dan langsung diantar ke Kampung Sitanala untuk dijahit. Setiap pekan, produk yang sudah jadi diambil oleh Nalacity Foundation.
 
“Kemudian kami cek dan kami masukkan ke dalam packaging lalu kami pasarkan di media online,” jelas Fiza.
 
Kegiatan sosial yang dilakukan sejak tahun 2011 ini tak melepas begitu saja segala urusan bisnis ini kepada ibu-ibu tersebut, mereka turut membantu dalam proses packaging dan pemasaran. Fiza memanfaatkan media online seperti website, twitter, facebook, dan instagram untuk memasarkan produk-produk tersebut. Namun ia juga sering ikut dalam berbagai event seperti bazaar.
 
Dalam sebulan, produksinya mencapai 50-70 buah. Bukan hanya jilbab, tapi mereka juga memproduksi bross. Pembelinya kebanyakan berasal dari Jakarta, selebihnya Jawa dan Sumatra. Namun pembeli tak hanya berasal dari dalam negri.
 
“Jilbab dan bross dari Kampung Sitanala ini juga sudah sampai Qatar,” tutur Fiza.
 
Satu harinya, jilbab dan bross terjual sampai tiga buah. Untuk kelebihan atau ciri khasnya, selain memakai bahan yang berkualitas, jilbab dan bross buatan ibu-ibu Kampung Sitanala ini juga dihias dengan manik-manik.
 
Jilbab manik-manik ini dibanderol dengan harga Rp 50.000-Rp 80.000, sedangkan bross dijual dengan harga Rp 20.000-Rp 25.000. Omzet yang bisa didapat per bulannya sekitar Rp 1 juta- Rp 3 juta dengan keuntungan 20%-50%. Dari keuntungan tersebut, 10%-30% nya dipakai untuk modal produksi berikutnya dan membiayai program pemberdayaan masyarakat melalui Nalacity Foundation. Adapun, ibu-ibu di Kampung Sitanala mendapatkan Rp 7.000-Rp 20.000 untuk satu produk yang mereka buat.
 
Berkat aksis sosialnya tersebut, Fiza mendapatkan penghargaan dari Majalah The Marketeers di akhir tahun 2014 lalu sebagai Young Woman Netizen 2015. Ke depannya, Fiza ingin meningkatkan kemampuan ibu-ibu OYPMK di sana sehingga bisa lihai juga dalam membuat aksesoris lain atau bahkan menjahit baju.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×