kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit murah mengalir, si kecil jadi tajir (1)


Rabu, 25 November 2015 / 14:43 WIB
Kredit murah mengalir, si kecil jadi tajir (1)


Reporter: Merlina M. Barbara | Editor: Tri Adi

Kebijakan penurunan bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 22% menjadi 12%, dirasakan betul manfaatnya bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) . Salah satu yang merasakan para pelaku UMKM di Semarang, Jawa Tengah. Di kota lumpia ini, geliat UMKM terbilang pesat karena ditopang penyaluran dana KUR untuk dongkrak permodalan,  

Penurunan bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 22% menjadi 12%, membawa dampak positif bagi geliat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sejumlah perbankan tak melewatkan kesempatan ini untuk menggenjot penyaluran KUR ke pelaku UMKM.

Untuk meningkatkan penyaluran KUR, Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui 19 kantor wilayah BRI di seluruh Indonesia melaksanakan program "grebek pasar" di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (22/11). Sampai saat ini, BRI telah menyalurkan KUR kepada 565.000 pelaku UMKM. Hingga akhir November ini, BRI menargetkan penerima KUR bertambah menjadi 600.000 orang.

Kebijakan penurunan bunga KUR ini dirasakan salah satu pelaku UMKM di Semarang. Salah satunya, Harmanto, pengusaha vulkanisir ban dengan bendera usaha Hanura Jaya.

Harmanto mengaku, sejak membuka usaha tahun tahun 2009, ia belum pernah sekalipun mendapatkan dana KUR dari perbankan. “Awal merintis usaha, saya mengeluarkan uang pribadi sebesar Rp 100 juta,” katanya.

Kini, Harmanto bisa mencicipi dana KUR sebesar Rp 75 juta untuk membuka tempat usaha baru vulkanisir ban di daerah Kendal, Jawa Tengah. Dibantu tiga orang karyawannya, Harmanto mampu mengerjakan tujuh ban vulkanisir dengan waktu sekitar 1,5 jam per ban.

Untuk pengerjaan vulkanisir ban, Harmanto mematok tarif kepada pelanggannya Rp 380.000 per item. Sedangkan harga ban vulkanisir siap pakai dibanderol Rp 750.000-Rp 850.000 dan ban baru Rp 1,2 juta per item.

Untuk mengamankan pasokan bahan baku, setiap dua minggu sekali, ia mengorder lima kuintal karet mentah dari pemasok langganannya. Dari bisnis vulkanisir ban, Harmanto mengaku bisa meraup omzet Rp 50 juta per bulan dengan laba bersih sekitar 30%.

Harmanto mengakui, dana KUR bisa membantu memperkuat modal usahanya. Namun, ia berharap, ke depannya jaminan untuk pengajuan KUR bisa lebih ringan. “Nilai jaminannya masih besar. Semoga ke depan jaminannya lebih ringan,” harapnya.

Pelaku UMKM lain yang ketiban berkah penurunan KUR adalah Tri Sianiwati, pengusaha makanan ringan di Pasar Peterongan, Semarang. Tri mewarisi usaha ibunya yang telah merintis bisnis makanan kecil sejak tahun 1980-an. Makanan ringan yang dijajakan Tri berupa Chiki dan aneka roti. Harganya dibanderol Rp 2.000-Rp 11.000 per buah.

Dengan pinjaman dana KUR Rp 10 juta dari BRI, Tri mengaku bisa mengembangkan usahanya. Ini adalah kali kedua Tri menerima pinjaman dana KUR berskala mikro.Pinjaman modal sebesar Rp 10 juta itu akan diangsur Tri dalam waktu dua tahun.

Dari usahanya ini, Tri mengaku bisa mendulang omzet sebesar Rp 700.000 per hari atau Rp 21 juta per bulan dengan laba bersih mencapai sekitar 40%.        

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×