kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba dari reparasi alat fitness bikin bugar


Selasa, 11 Oktober 2011 / 15:18 WIB
Laba dari reparasi alat fitness bikin bugar
ILUSTRASI. Awan mendung menghiasi langit Jakarta, Rabu (21/10/2020). Cuaca hari ini di Jabodetabek hujan merata, menurut ramalan BMKG.


Reporter: Fahriyadi, Dea Chadiza Syafina | Editor: Tri Adi

Makin menjamurnya pusat-pusat kebugaran atau fitness center hingga ke pelosok kampung, tak hanya membuat kantong para pemiliknya padat berisi. Para penyedia jasa perbaikan alat-alat fitnessini pun kebanjiran rezeki. Dari jasa perbaikan alat fitness yang ngadat atau rusak mereka bisa membawa pulang duit puluhan juta rupiah dalam sebulan.

Peralatan fitness, yang sebagian besar masih impor dan berharga mahal, tentu juga butuh perawatan secara berkala. Selain itu, kalau rusak tentu membutuhkan jasa perbaikan. Inilah yang membuat jasa perawatan dan reparasi peralatan fitness menjadi lahan mencari duit nan subur.

Tengok saja pengalaman Ricky Susasmoyo. Menurut pemilik Blue Muscle di Jakarta ini, bisnis jasa reparasi alat fitness memang lagi menguntungkan. Maklum, di penjuru ibu kota ini kini begitu mudah menemukan pusat-pusat kebugaran. Tak hanya di mal atau hotel berbintang, pusat kebugaran itu kini tumbuh subur hingga ke pelosok kampung.

Ricky menambahkan, harga alat-alat kebugaran itu memang mahal, paling murah Rp 2 juta dan paling mahal hingga mencapai Rp 77 juta. Dengan harga segitu, jelas butuh jasa reparasi bila mengalami kerusakan. Karena kalau mengandalkan garansi, paling lama hanya dua tahun.

Pria yang mulai membuka jasa reparasi sejak 2006 mengakui, perlu keahlian khusus untuk memperbaiki peralatan kebugaran itu. Maklum, di dalam peralatan itu, di samping ada peralatan mekanis biasa juga digerakkan dengan perangkat elektronik. "Butuh keterampilan khusus dan tentunya pengalaman dalam menangani alat fitness ini," ucap Ricky, yang sudah menggeluti bisnis alat-alat fitness ini sejak 1988.

Dalam sebulan, Ricky mengaku menerima order hingga sebanyak 20 kali. Untuk jasa reparasi pria 43 tahun ini menetapkan biaya Rp 250.000 - Rp 350.000, tergantung ukuran alat dan tingkat kerusakan. "Harga tersebut di luar biaya ganti suku cadang yang harganya bervariasi, mulai Rp 500.000 hingga puluhan juta rupiah," tandasnya.

Ricky tak hanya menerima order dari wilayah Jabodetabek saja. Order servis dan perbaikan juga datang dari Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara, hingga Maluku. "Alat yang rusak di kirim ke kami. Setelah kami perbaiki kami kirim kembali. Bayaran melalui transfer rekening," jelasnya.

Omzet dari usaha ini, menurut Ricky sangat fluktuatif, antara Rp 20 juta hingga Rp 30 juta per bulan, dengan margin keuntungan sekitar 10%-15%.

Tak hanya di Ibukota ada tukang reparasi alat fitness. Di Surabaya, jasa reparasi ini juga dicari pelanggan. Bahkan, lantaran tak banyak pemain yang terjun di jasa ini, jasa reparasi yang dijalankan Dwi Azhari pun jadi laris manis. "Ya jasa ini membutuhkan keahlian tertentu," ujarnya.

Pemilik jasa reparasi alat fitness Platinum Treadmile Service ini menjelaskan, teknisi reparasi alat fitness harus menguasai keterampilan komputerisasi sekaligus paham mekanik. Karena tak jarang alat fitness merupakan barang fitness impor dengan elektrifikasi yang rumit dan sistem komputerisasi yang rumit.

Dengan kerumitan itu, seorang ahli reparasi alat fitness harus bisa membedakan apakah kerusakan itu akibat persoalan mekanik atau elektrik. "Yang paling sulit direparasi itu alat fitness yang built up karena banyak program komputer yang dikunci (lock)," tutur Azhari.

Pelanggan Azhari sendiri cukup beragam. Mulai pemilik alat fitness yang tinggal di perumahan hingga fitness centre kelas apartemen atau hotel berbintang.

Azhari yang memulai jasa reparasi alat fitness sejak 1996 ini mengaku memasang tarif jasa perawatan antara Rp 75.000 sampai dengan Rp 200.000. Jika kliennya berasal dari pusat kebugaran maka Azhari mengenakan tarif yang lebih tinggi yaitu sebesar Rp 100.000 sampai dengan Rp 350.000.

Ia juga memberikan layanan penjualan suku cadang. Harga suku cadang ini bervariasi, mulai harga Rp 2 juta hingga Rp 4 juta. Azhari tentu juga memungut untung dari penjualan suku cadang ini. "Selain itu, kalau klien dari luar kota, dia harus menanggung biaya transportasi," ujar Azhari.

Dalam satu bulan, untuk jasa reparasi ini, Azhari mengaku bisa mendapat order reparasi hingga 15 kali. Untuk satu kali reparasi, ongkosnya Rp 3 juta. Namun kalau ada penggantian suku cadang, biaya reparasi bisa lebih mahal lagi. Dengan order sebanyak itu, Azhari pun sanggup menangguk omzet hingga Rp 15 juta per bulan. "Kebanyakan pelanggan saya perorangan," ujarnya, senang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×