kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba meluncur dari dapur resto tradisional


Jumat, 30 Maret 2012 / 15:17 WIB
Laba meluncur dari dapur resto tradisional
ILUSTRASI. Kredit yang disalurkan perbankan


Reporter: Fahriyadi | Editor: Tri Adi

Bisnis restoran berkonsep tradisional semakin unjuk gigi di tengah menjamurnya restoran yang mengusung menu fast food ala barat. Terbukti, restoran yang mengusung resep tradisional kian menjamur. Salah satunya adalah CV Hidup Jaya Selaras, selaku pemilik brand Dapoer Penyet yang berdiri sejak November 2009 lalu di Bandung, Jawa Barat. Nah, mulai tahun ini Hidup Jaya Selaras mulai menawarkan waralaba kepada para calon investor yang ingin berbisnis makanan tradisional Indonesia.

Ucu Ridwan, pemilik Dapoer Penyet, mengaku membuka waralaba karena desakan banyak pihak yang ingin menjadi mitra. Ia mengklaim, restorannya diminati karena memadukan konsep makanan Sunda, Jawa, dan Bali dalam satu tempat sekaligus.

Menurut Ucu, penyet sejatinya adalah makanan khas Jawa. "Tapi kami juga ingin membawa suasana Sunda dan Bali dalam setiap gerai restoran. Ini untuk menguatkan bahwa kami mengusung konsep makanan lokal," jelasnya.

Dapoer Penyet menawarkan menu andalan berupa iga penyet. Adapun menu lainnya berupa ayam dan seafood penyet. Nah, untuk sambalnya terdapat tiga pilihan, yakni sambal penyet, sambal ijo, dan sambal gledek.

Hingga saat ini, Dapoer Penyet telah memiliki 11 gerai yang berlokasi di tiga kota, yaitu Bandung, Tangerang, dan Jakarta. Semua gerai tersebut milik sendiri. Ia berharap, dengan adanya tawaran kemitraan ini, jumlah gerainya akan bertambah.

Dapoer Penyet menawarkan tiga paket kemitraan, yakni paket express, semi express, dan restaurant yang masing-masing senilai Rp 500 juta, Rp 1 miliar, dan Rp 1,5 miliar. "Sudah termasuk franchise fee lima tahun, peralatan lengkap, dan pelatihan. Tapi belum termasuk sewa tempat," ungkapnya.

Dari ketiga paket itu, Ucu bilang, terwaralaba bisa meraup omzet Rp 150 juta, Rp 250 juta, dan Rp 350 juta per bulan. Dengan royalty fee 7,5% per bulan, Ucu memperkirakan calon mitra bisa balik modal dalam 24 bulan atau 2 tahun.

Harga makanan yang dijual Dapoer Penyet antara Rp 10.000 - Rp 30.000 per porsi. Dengan harga menu tersebut, pelanggan Dapoer Penyet kebanyakan dari kelas menengah hingga atas.

Kendati sudah meluncurkan tawaran waralaba, Ucu belum memiliki target jumlah gerai yang spesifik. Menurutnya, memperbaiki kualitas serta menjaga keharmonisan dengan mitra dan pelanggan menjadi yang utama. "Kami berupaya ekspansif di Jakarta, karena pasar makanan tersebar berada di sini,” tuturnya.

Anang Sukandar, Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), menilai ceruk bisnis kuliner tradisional Indonesia masih cukup besar. Makanya, kendati sudah banyak pemain, pasar bisnis ini tak pernah susut. "Sebagian besar bukan sekadar bertahan, tapi berhasil dikenal publik," ucapnya.

Karena segmen pasar yang diincar oleh Dapoer Penyet adalah menengah ke atas, menurut Anang, franchisor harus mencari kota yang memiliki basis pelanggan besar untuk makanan etnik seperti ini. "Kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung cukup potensial menjalankan resto seperti ini," ujarnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah soal kualitas dan pelayanan. "Jika syarat ini sudah bisa dipenuhi, otomatis brand akan terangkat dengan sendirinya," ujarnya.

Dapoer Penyet Resto
Jl. Gandapura No. 55, Bandung,
Jawa Barat
Telp 022-4204075

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×