kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lani sukses membesarkan usaha sambal udang (1)


Selasa, 20 Oktober 2015 / 13:22 WIB
Lani sukses membesarkan usaha sambal udang (1)


Reporter: Rani Nossar | Editor: Tri Adi

Menjadi pengusaha yang sukses membesarkan produk Sambal Bu Rudy tidak terbersit di benak Lani Siswadi. Namun kerja keras dan konsistensi membuatnya berhasil membuat sambal udang terkenal di Indonesia hingga ke negara tetangga.

Menjadi pengusaha sukses tentu bukan menjadi hal yang mustahil jika menjalaninya dengan kerja keras dan semangat untuk maju. Inilah yang menggambarkan seorang wanita asal Madiun bernama Lani Siswadi. Mendengar nama ini mungkin masih asing di telinga. Namun jika menyebut Sambal Bu Rudy pasti banyak orang sudah familiar dengan produkkuliner yang menjadi ikon di Surabaya ini.

Ya, Lani adalah si pemilik usaha Sambal Bu Rudy yang terkenal itu. Dia lebih senang menggunakan nama suaminya, yakni Pak Rudy Siswadi, sebagai merek produknya. Para pelancong yang datang ke Surabaya pasti sudah tidak asing lagi dengan Sambal Bu Rudy untuk dibawa sebagai oleh-oleh.

Sambalnya terkenal dengan rasa pedas yang gurih lantaran ditambahkan udang goreng kecil di dalamnya. Saat ini Lani telah memiliki lima cabang depot atau restoran yang menjual Sambal Bu Rudy yang pusatnya berada di Jalan Dharmahusada No. 140 Surabaya. Sementara empat cabang lainnya juga berada di Surabaya.

Selain menjual sambal botol, resto milik Lani juga menjual makanan khas Madiun seperti serundeng, empal suwiran, udang kecil yang dibalut tepung krispi. Semua masakan ini dipadukan dengan sambal Bu Rudy tentunya. Harga menu makanan di restorannya mulai dari Rp 15.000 sampai Rp 25.000 per porsi. Konsumennya yang datang ke gerainya dari kalangan bawah, menengah, sampai kalangan pejabat.

Kontribusi pendapatan terbesar tetap berasal dari penjualan sambal. Wanita kelahiran Madiun, 62 tahun silam ini bilang, produknya juga dijual di berbagai toko oleh-oleh, di bandara, stasiun. Saat ini Lani memiliki 300 reseller yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Timur, Yogyakarta, dan beberapa di Bandung.

Saat ini dia bisa memproduksi 2.000 botol sambal kemasan dalam sehari atau sampai 10.000 dus per bulan. Satu dus berisi enam botol dengan harga Rp 125.000 per dus. "Setiap minggu saya mengirim ke Jakarta sekitar 500 botol-1.000 botol yang bisa habis cuma dalam waktu lima hari," katanya.

Mereknya yang sudah ternama membuat pemasarannya, tidak hanya ke seluruh Indonesia, tapi juga sampai ke luar negeri seperti Malaysia dan Singapura.Tidak heran dalam sebulan, Bu Rudy mampu mengantongi omzet hingga ratusan juta rupiah.

Ia mengklaim kelebihan sambal buatannya selalu segar meski tanpa bahan pengawet. Jika sudah dibuka bisa bertahan selama 10 hari dalam suhu ruangan normal.

Wanita ini bercerita, banyak orang Surabaya dan orang-orang di daerah Jawa Timur ketika ingin pergi haji kerap membawa Sambal Bu Rudy sebagai salah satu bekal untuk makan selama di tanah suci.

Perkembangan usaha sambalnya ini berjalan dengan natural. Padahal, Lani tidak pernah memasang iklan atau gencar berpromosi. Dia mengaku hanya tamatan kelas 4 SD dan tidak mengerti soal pemasaran.

Sejak anak-anaknya mulai besar dan melek teknologi, sekarang Lani sudah aktif di media sosial. Tentu saja pengelolaan dilakukan oleh anaknya. "Saya hanya fokus mempertahankan kualitas produk yang dijual," kata dia.   

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×