kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lapak hewan kurban ini buka nonstop 24 jam (3)


Sabtu, 11 Agustus 2018 / 09:15 WIB
Lapak hewan kurban ini buka nonstop 24 jam (3)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Lokasi menjadi poin penting sebuah bisnis akan berhasil. Hal ini membuat para pemilik usaha seringkali memindah lokasi usahanya bila tak sesuai dengan target pasar.  

Begitu pula pedagang kambing yang suka berpindah-pindah lokasi. Selain untuk menghindari persaingan, mereka memindahkan lokasi jualan supaya mendapatkan lahan yang luas untuk menjadi kandang.   

Namun untuk membuka lapak hewan ternak (kambing dan sapi) tidaklah mudah. Para penjual harus berhadapan dengan protes dari warga sekitar.

Seperti Budi Raharjo, penjual hewan sekaligus pemilik UD Rahayu mengaku, lapaknya sempat didemo warga sekitar setelah beberapa minggu membuka usaha. "Banyak warga protes karena kotoran kambing dianggap bakal menimbulkan bau dan mencemari lingkungan warga," ceritanya. Merasa sudah mengantongi ijin dari RT/RW dan Kelurahan setempat, Budi memutuskan tetap bertahan meski tiap hari ada demo.  

Sebagai jalan tengah, perangkat kelurahan setempat membuat aturan tentang lingkungan untuk meredam protes warga. Namun, penjual hewan juga tetap bisa membuka usaha. Salah satu aturannya adalah tak boleh menempatkan sapi atau kerbau di kandang, karena  bau kotoran hewan tersebut lebih menyengat.

Para pedagang pun mengandangkan sapi-sapi mereka di lokasi yang cukup jauh. Mereka juga menjalin kerjasama dengan pedagang ditempat lainnya.

Setelah protes mereda, laki-laki asal Gunung Kidul, Jawa Tengah ini mengajak satu rekannya sesama penjual kambing ikut membuka lapak lantaran penjualan di Petukangan cukup baik dan lokasi masih luas. Antar pedagang memang ada budaya saling mengajak berjualan di tempat yang sama.  

Budi tak takut bersaing, karena mereka sudah mengenal baik satu dan lainnya. Meski patokan harga hewan berbeda-beda, mereka sudah mempunyai pelanggan masing-masing.

Lebih dari 14 tahun menempati lokasi tersebut, kendala yang ada adalah soal  perawatan hewan. Pasalnya, butuh waktu yang cukup untuk memastikan stok pakan dan menjaga kesehatan kambing. "Kalau sedang banyak pesanan aqiqah jadi agak repot walaupun sudah ada dua orang yang bantu untuk mencari rumput untuk pakan," jelasnya.

Maklum saja, para pedagang juga harus memotong dan membersihkan kambing sendiri saat ada pesanan untuk aqiqah.

Berbeda dengan Suyati yang juga pedagang kambing di Petukangan. Ia mengaku tidak mengalami kendala berarti selama berjualan disana. Untuk menjamin tak ada pencemaran lingkungan, dia membuat saluran khusus pada tempat pemotongan di dalam lapaknya.

Lainnya, untuk menjaring konsumen baru perempuan berambut panjang ini memilih untuk menyebar brosur dan kartu nama.      

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×