kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lembaga pembiayaan UKM pun sulit cari dana (2)


Kamis, 18 September 2014 / 16:54 WIB
Lembaga pembiayaan UKM pun sulit cari dana (2)
ILUSTRASI. Kill Boksoon dari Jeon Do Yeon (Crash Course in Romance) sebagai film Korea terbaru di Netflix yang bertema tentang pembunuhan.


Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Rizki Caturini

Pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di daerah-daerah kerap masih mengalami masalah permodalan untuk mengembangkan usaha. Ini juga terjadi pada para pelaku UKM di Lampung. Salah satu solusi yang bisa didapat oleh UKM adalah permodalan dari lembaga pembiayaan. Ini sebagai alternatif lantaran perbankan masih sulit menyalurkan pinjaman kepada para pelaku UKM.

Namun, lembaga pembiayaan seperti PT Sarana Lampung Ventura (SLV) pun ternyata tidak jarang menghadapi kesulitan mencari sumber pendanaan (funding). Jaringan perusahaan modal ventura daerah (PMVD) di bawah kendali PT Bahana Artha Ventura (BAV) ini sedang kesulitan mencari funding untuk memperbesar skala usaha pembiayaan dan juga untuk meningkatkan jumlah Perusahaan Pasangan Usaha (PPU). Hingga kini, aset perusahaan tinggal Rp 52 miliar. Sementara, dana siap salur (stand by cash) hingga Desember 2014 sekitar Rp 4 miliar.

Novri Al Hamid, Direktur Utama PT SLV, mengatakan, sebenarnya perusahaan sudah mengandeng beberapa lembaga keuangan termasuk bank yang berkomitmen untuk menyalurkan dana guna mengatasi masalah tersebut. "Namun itu belum cukup," kata dia.

Apalagi, tidak sedikit PPU yang sudah didampingi sejak awal dan akhirnya mulai berkembang, lantas beralih ke pembiayaan bank. Maklum, Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diberikan bank relatif lebih murah dibandingkan pinjaman dari modal ventura.

Jika suku bunga KUR dari bank rata-rata 12%−14% per tahun, SLV bisa mengenakan tingkat bunga pinjaman di atas itu. "Bunga pinjaman kami memang lebih tinggi dari perbankan, sebab sumber dana pinjaman kami juga dari bank. Kami juga harus menanggung ongkos transportasi dan pendampingan usaha yang tidak murah," tambahnya.

Untuk mengatasi hal itu, perusahaannya masih membuka peluang yang besar bagi kreditur baik dari pemerintah maupun perbankan untuk membantu pembiayaan. Sekadar info, tingkat kredit macet alias Non Performing Investment (NPI) SLV masih sekitar 0,47% dari total kredit.

Pada tahun 2015 nanti, PT SLV menargetkan untuk bisa bekerjasama dengan 1.000 unit PPU. Sumber dana yang dibutuhkan untuk target tersebut sebesar Rp 75 miliar. Perusahaan ini juga berencana membangun beberapa gerai di sejumlah kabupaten di Lampung untuk mempermudah akses transportasi ke daerah-daerah UKM yang dituju.

Selama enam tahun terakhir, PT SLV telah menyalurkan pembiayaan kepada 1.442 PPU. Total dana yang telah digulirkan sebesar Rp 158,94 miliar. Adapun, sejak per 31 Agustus 2014, SLV telah membiayai 529 unit PPU. Skala pembiayaan berkisar Rp 50 juta−Rp 500 juta. Sektor perdagangan dan hotel menyerap 50% total pembiayaan.     n

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×