kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lincah menangkap peluang bisnis sarung tangan (1)


Minggu, 09 April 2017 / 18:29 WIB
Lincah menangkap peluang bisnis sarung tangan (1)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Tingginya penjualan motor di Indonesia berimbas pada bisnis lainnya. Meski tak berhubungan langsung dengan produksi motor,  pengusaha yang jeli akan menangkap kebutuhan aksesori pendukung. Salah satunya, aksesori bagi pengendara motor, seperti sarung tangan.

Ngatino adalah salah satunya. Melihat fenomena kian besarnya populasi sepeda motor, dia mulai tertarik untuk menjajal usaha pembuatan sarung tangan.

Supaya berbeda dengan lainnya, Ngatino memanfaatkan kulit kambing sebagai bahan baku sarung tangan kulit. Pada 15 Agustus 2007, dia resmi membuka CV Deschino Sport.

Dalam penilaian Ngatino, potensi bisnis sarung tangan  sangat luar biasa. Apalagi, di negeri ini belum banyak perajin sarung tangan berbahan kulit. "Dulu, saya amati, produk sarung tangan kulit kebanyakan masih di impor," ujar Ngatino pada KONTAN, Rabu (5/4).

Tidak sama dengan bisnis kebanyakan, laki-laki yang tinggal di Yogyakarta ini tidak membuka showroom. Sebagai gantinya, dia hanya menyediakan kantor yang berlokasi di Komplek PIK Blok B 40/41 Penggilingan, Jakarta Timur.

Sedangkan, untuk proses produksinya dilakukan di Yogyakarta. Sampai saat ini dia sudah mempunyai 130 karyawan. Kapasitas produksinya mencapai 30.000 pasang sarung tangan per bulan. "Tapi produksi bisa juga sesuai dengan order yang masuk," tambah dia.

Pemilihan penggunaan bahan baku kulit kambing dipilih karena ketersediaannya melimpah serta harga belinya tidak terlalu mahal. Kulit kambing ini dia ambil hanya dari daerah-daerah di sekitar Yogyakarta.

Ngatino menjual sarung tangannya dengan rentang harga yang cukup lebar, mulai dari Rp 45.000 sampai Rp 210.000 per pasang. Meski sudah merambah pasar internasional, sejauh ini konsumen masih didominasi oleh pasar dari dalam negeri.

Merunut data perusahaan, distribusi sarung tangan untuk pasar lokal mencapai 80%, sisanya masuk ke pasar luar negeri, seperti ke Jepang, Thailand dan Malaysia. Dalam sebulan, Ngatino pun berhasil mengantongi omzet ratusan juta.

Tak hanya membuat sarung tangan untuk biker,  pria yang lebih akrab disapa Tino ini juga memproduksi sarung tangan golf, fitnes, sepeda, taekwondo,  memancing dan sarung tangan untuk keperluan outdoor.

Dalam produksi, Tino mengaku mengutamakan kualitas, mulai dari bahan baku dan ukuran. "Sistem produksi kami sangat terukur dan pasti, sehingga pesanan bisa selesai tepat waktu," kata dia. Untuk mengenalkan produk ke pasar, Tino banyak mengikuti ajang pameran di Jakarta dan kota-kota lainnya, serta menjalin kerjasama dengan media.         

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×