kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mari hirup aroma kopi yang masih jos


Jumat, 31 Juli 2015 / 15:30 WIB
Mari hirup aroma kopi yang masih jos


Reporter: Izzatul Mazidah, Jane Aprilyani, Rani Nossar, Silvana Maya Pratiwi | Editor: Tri Adi

Menyeruput kopi di kedai-kedai kopi sudah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia, terutama di kota-kota besar. Tidak hanya sekadar menikmati sajian racikan kopi yang disajikan, fungsi kedai kopi kini meluas menjadi tempat kongko berjam-jam sambil bersantai. Itu sebabnya, makin banyak kedai kopi bermunculan di berbagai tempat, mulai dari pinggir jalan hingga di dalam mal.

Tidak sedikit dari berbagai merek yang bermunculan tersebut menawarkan kemitraan usaha pada masyarakat. Untuk mengetahui perkembangan terkini bisnis kedai kopi tersebut, KONTAN kali ini akan mengulas beberapa kemitraan usaha kedai kopi, diantaranya Lopecoffee, Coffeland Indonesia, dan Rumah Kopi. Berikut ulasannya:


Lopecoffee
Usaha kedai kopi milik Eko Satya Husada ini berdiri pada Oktober 2010 di Samarinda, Kalimantan Timur. Lantas Eko mulai menawarkan kemitraan di tahun 2011. Ketika KONTAN mengulas tawaran ini pada Januari 2014 silam, sudah dua gerai Lopecoffee yang beroperasi. Salah satunya, milik mitra di Berau, Kalimantan Timur. Setelah lebih dari setahun, perkembangan mitra hanya ada satu yang akan buka bulan depan di Tarakan, Kalimantan Utara.

Dicky Permana, Manajer Pengembangan Usaha Lopecoffee mengatakan, Lopecoffee telah melakukan berbagai promosi melalui media sosial serta website. Namun, banyaknya usaha kedai kopi yang berkembang pesat di Kalimantan Timur menjadi tantangan untuk Lopecoffee menambah mitra. "Apalagi coffee shop dengan merek internasional pun sudah banyak. Tetapi kami tetap menjaga kualitas dan layanan pelanggan," klaim dia.

Paket investasi yang ditawarkan masih tetap senilai Rp 283 juta. Mitra akan mendapatkan fasilitas desain interior, perlengkapan barista, yaitu satu unit mesin kopi, grinder, gelas kopi, perlengkapan promosi, bahan baku awal, seragam dan pelatihan karyawan. Mitra yang bergabung akan dikenakan biaya royalti 10%.

Menu kopi yang dijual di kedai ini beragam, mulai dari kopi gayo, lintong, toraja, dan kopi espresso khas Italia. Harga jual minuman hitam ini naik sejak pertengahan April 2015 dari Rp 15.000−Rp 28.000 per gelas menjadi Rp 21.000 hingga Rp 25.000 per gelas.

Lopecoffee juga menjual minuman lain seperti cokelat, wedang jahe, jus dan STMJ. Menu makanan ringan pun tersedia di sini seperti kentang goreng, pisang bakar, dan sandwich yang dibanderol
Rp 18.000 hingga Rp 25.000 per porsi. Dicky menargetkan, mitra dapat meraup omzet sekitar Rp 150 juta hingga Rp 200 juta per bulan, apabila lokasi usaha berada di tempat yang strategis.

Ke depannya, Dicky mengharapkan bisa mendapat dua mitra hingga tiga mitra di tahun ini. Agar makin menarik mitra usaha maupun pelanggan baru, Lopecoffee berusaha menciptakan inovasi menu kopi yang baru tiap bulan. "Tetapi menu baru ini yang belum masuk daftar menu, kalau memang banyak permintaan baru dimasukkan daftar menu," kata dia.


Coffeland Indonesia
Kedai kopi satu ini sudah berdiri sejak tahun 2009 di Bandung, Jawa Barat. Usaha besutan Micko Irawan ini sudah memiliki sembilan gerai ketika diulas KONTAN pada November 2014 silam. Kini delapan bulan berselang, Coffeland Indonesia sudah menambah jumlah gerainya menjadi 18 gerai yang tersebar di Jakarta, Tangerang, dan Bandung. Rinciannya, satu gerai milik pribadi di Bandung dan sisanya milik mitra.

Micko bilang, saat ini, ada perubahan pada paket investasi. Sebelumnya, Coffeland Indonesia menawarkan paket booth Rp 9,5 juta, mini cafe Rp 25 juta dan resto Rp 125 juta. Kini, paket investasi yang ditawarkan ada empat, yakni tipe coffee express senilai Rp 35 juta dengan standar luas 1,5 m x 1,5 m, paket mini cafe seharga Rp 65 juta, paket dengan tempat lebih luas seharga Rp 85 juta, serta paket restoran senilai Rp 145 juta.

Dari keempat paket yang ditawarkan, perbedaan yang didapat berupa fasilitas peralatan dan bahan baku yang disesuaikan dengan luas tempat usaha.

Bicara soal menu, sebelumnya Coffeland hanya memiliki 30 menu dengan harga jual mulai Rp 8.000−Rp 30.000 per porsi. Tahun ini ada penambahan menu hingga sudah ada 100 macam menu baik jenis minuman kopi juga makanan. Kenaikan bahan baku membuat harga jual pun meningkat menjadi Rp 20.000−Rp 40.000 per porsi.

Menu baru yang ada di Coffeland Indonesia yaitu kopi rasa jahe seperti kopi cappuchino gingger, gingger lemon tea, dan juga gingger milk tea. "Kami rajin berpromosi di media sosial dan juga punya komunitas seduh bareng. Itu merupakan strategi dari kemajuan bisnis kami," ucap Micko pada KONTAN.

Kendala yang masih dihadapi Coffeland hingga saat ini terkadang mitra susah menentukan lokasi yang strategis karena harga sewa yang mahal. Targetnya, Micko ingin menambah 36 mitra per tahun.

Dia bilang, Coffeland ingin dijadikan sebagai tempat minum kopi yang mampu mengenalkan kopi-kopi terbaik khas Indonesia misalnya seperti kopi Gayo, Toraja, Papua, Flores, dan Bali."Agar masyarakat Indonesia mengakui kualitas kopi lokal tidak kalah dengan kualitas impor," tutup Micko.


Rumah Kopi
Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 2010 di Surabaya, Jawa Timur dan menawarkan kemitraan pada saat yang sama. Ketika KONTAN mengulas tawaran kemitraan Rumah Kopi pada Maret lalu, sudah ada tiga gerai milik mitra dan satu gerai milik pusat di Surabaya, sisanya milik mitra yang berlokasi di Lamongan dan Magelang.

Saat ini jumlah gerai yang berdiri masih. Sony Wijaya, pemilik Rumah Kopi mengatakan, hal ini disebabkan karena dia merombak semua paket waralaba menjadi lebih mahal. Kenaikan nilai investasi ini dirasa Sony sebagai penyebab belum ada mitra lagi yang berminat bergabung. Perubahan paket investasi harus dia lakukan karena harga mesin kopi yang mahal dan juga ia ingin mengubah image Rumah Kopi yang awalnya hanya konter biasa menjadi kedai kopi ukuran besar.

Awalnya, Sony menawarkan dua paket investasi kerjasama yakni booth dan tanpa booth. Untuk paket booth terbagi lagi ke dalam lima pilihan paket usaha, dengan harga termahal Rp 28 juta. Sementara paket tanpa booth terbagi dalam tiga paket dengan harga termahal senilai Rp 20 juta.

Nah, sekarang Sony menawarkan paket investasi termurah seharga Rp 80 juta. Adapula paket lainnya senilai
Rp 150 juta, Rp 250 juta, dan Rp 400 juta. Sony banyak mengubah desain dekorasi Rumah Kopi serta mengubah pasar menjadi menyasar kalangan menengah ke atas. "Konsep tempatnya akan lebih luas sehingga pelanggan bisa duduk dan pesan makanan," kata dia.

Sony menyampaikan, dalam tiga bulan terakhir penjualan cukup stabil meski ada Ramadan dan Lebaran. Penjualan bisa mencapai Rp 3 juta−Rp 5 juta per hari.

Harga jual pun meningkat, dari Rp 5.000−Rp 15.000 per gelas menjadi Rp 12.000 hingga Rp 25.000 per gelas. Sony mengklaim, kopi yang disajikan Rumah Kopi menggunakan kopi berkualitas tinggi sehingga jadi mahal. Total varian yang ditawarkan ada sekitar 200 menu di kedai ini.

Dalam waktu dekat, Sony akan membuka satu gerai milik mitra di Bojonegoro, Jawa Timur. Hingga akhir tahun ini Sony berharap bisa membuka 5 gerai-10 gerai anyar.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×