kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Melipat cuan peci karakter yang sedang ngetren


Minggu, 27 Mei 2018 / 11:05 WIB
Melipat cuan peci karakter yang sedang ngetren


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Seperti baju gamis atau baju koko, peci juga menjadi produk buruan saat menjelang Lebaran. Tak hanya orang-orang dewasa, saat hari raya ini, orangtua juga melengkapi penampilan buah hatinya dengan peci.

Kini, biar dekat dengan si kecil, peci pun hadir dengan desain tokoh kartun. Saat menunaikan ibadah puasa atau sebagai persiapan Lebaran nanti, peci karakter ini banyak dicari. Para produsen memang sengaja menunggu momen ini untuk menggenjot penjualan mereka.

Rahman Adi, produsen peci sekaligus pemilik Rumah Soga asal Gresik, Jawa Timur mengamini hal tersebut. Menjelang bulan puasa lalu dia sudah mempersiapkan stok. Sebab, dia memprediksi penjualan bisa naik sekitar 50% dari bulan biasanya.

Hanya, ada perubahan waktu pembelian dari konsumen yaitu masa belanja baru dimulai pada pertengahan sampai mendekati akhir bulan puasa. "Untuk tahun ini di awal bulan yang biasanya ramai permintaan, sekarang masih sepi mungkin karena THR dan gaji belum turun," katanya pada KONTAN.

Untuk memenuhi tingginya permintaan pasar, Adi bersama perajinnya harus rela bekerja lembur. Dia dibantu empat orang karyawan ditahap produksi.

Tokoh karakter yang menjadi tren kali ini adalah Tayo (karakter kartun bis) dan Cars (mobil). Desain lainnya yang juga disiapkan adalah Spiderman,Sponge Bob, Patrick, dan lain.

Menyasar konsumen kalangan menengah, harga produknya dipatok Rp 40.000 per pices atau Rp 450.000 sampai Rp 500.000 per kodi.

Memanfaatkan media digital sebagai tempat berjualan, konsumennya pun menyebar mulai dari kota-kota di Jawa Timur, Kalimantan, dan Sumatera. " Rata-rata setiap konsumen membeli lebih dari lima kodi," jelasnya.

Muhammad Anhar Chunani, pengusaha peci lainnya asal Gresik, Jawa Timur mengaku permintaan di momen Ramadan ini bakal naik sampai 100% dari bulan biasanya. Trend kenaikan ini sudah terlihat sejak sebelum bulan puasa tiba.

Untuk mengantisipasi melonjakkan permintaan, laki-laki yang lebih akrab disapa Anhar ini mengaku telah membuat stok sejak sebulan lalu. Kini, ke 12 pengrajinnya pun tetap harus kerja lembur hingga dini hari.

Asal tahu saja, laki-laki berusia 27 tahun ini membuat peci karakter dengan cara di lukis berbeda dari kebanyakan pengrajin lainnya yang menggunakan teknik soga. " Saya ingin membuat variasi yang berbeda saja, agar pasar lebih ramai," katanya.

Menggunakan cara tradisional dalam produksi, peci buatannya dibandrol Rp 30.000 sampai Rp 35.000 per pieces. Sayangnya, dia enggan menyebutkan total omzet yang didapatkannya.

Memanfaatkan penjualan melalui sistem online, membuat jangkauan konsumennya cukup luas mulai dari Lamongan, Tuban, Banyuwangi, Makassar, hingga Sangatta.                   

Baru tren di Jawa Timur, peluang peci karakter masih besar

Belum banyak beredar,  usaha peci anak berkarakter tokoh kartun bakal mempunyai potensi yang bagus. Asal tahu saja, peci karakter ini baru menjadi tren di sekitar wilayah Jawa Timur. Para produsennya pun optimistis bisnisnya terus meluas ke seluruh Indonesia. Namun, perajin wajib melakukan inovasi untuk mempertahankan usahanya agar tetap eksis.

Usaha songkok (peci) anak karakter tokoh kartun belum mencapai titik tertinggi atau puncak ketenarannya. Pasalnya, belum semua daerah mengenal peci bergambar tokoh kartun kegemaran anak-anak ini. Peci ini baru banyak beredar di wilayah Jawa Timur. Hal ini terlihat dari tingginya jumlah permintaan konsumen di kota-kota bagian timur Pulau Jawa ini.

Rahmad Adi, perajin sekaligus pemilik Rumah Soga asal Gresik, Jawa Timur mengatakan, permintaan pelanggan di luar Jawa Timur belum terlalu banyak. Rata-rata setiap pembeli hanya meminta sekitar 10-15 kodi. "Saya rasa, mereka disana (pelanggan luar pulau) masih mencoba-coba karena ini tergolong barang baru mereka," katanya pada KONTAN.

Hal ini menandakan sektor usaha ini masih bakal berkembang. Potensi usahanya pun masih moncer sampai kapan pun. Karena produk ini bakal disukai anak-anak lewat desainnya yang menarik.

Sampai hari ini, laki-laki yang lebih akrab disapa Adi ini masih mendesain karakter tokoh kartunnya sendiri. Selain menggarap sesuai pesanan konsumen, dia juga mendapat inspirasi dari film kartun yang banyak ditonton oleh anak-anak.

Sudah menggeluti usaha ini sejak 10 tahun lalu, tidak membuatnya terlepas dari hambatan usaha. Keterbatasan modal menjadi masalah utamanya untuk mengembangkan sayap bisnisnya.

Mengamini persaingan sudah cukup ketat, tidak membuat Adi pusing tujuh keliling. Dengan mempertahankan kualitas serta terus mengikuti tren tokoh kartun pasar lokal, jadi jurus utamanya untuk bertahan.

Selain itu, dia terus melakukan inovasi produk. Kali ini, dia mencoba mengkombinasikan teknik desain soga dengan tambahan lampu di peci. "Ini biar lebih menarik saja dan beda dari lainnya," ucapnya.

Berbeda dengan Muhammad Anhar Chunani, perajin peci asal Gresik, Jawa Timur yang merasa tidak memiliki pesaing. Maklum saja, dia memilih untuk melukis manual peci miliknya daripada menggunakan teknik soga yang banyak digunakan oleh perajin.

Hanya saja, kendala yang dihadapinya adalah masalah bahan baku. Anhar mengambil peci polos berwarna putih dari pemasok yang berasal di luar kota seperti Banyuwangi, Tuban, Beji dan kota-kota lainnya. Saat permintaan peci sedang tinggi dan barang kosong, membuatnya harus menolak pesanan dalam jumlah besar dari pelanggan.

Kedepan, dia berharap usahanya terus melaju kencang sehingga dapat membuka workshop produksi peci polos sendiri. Selain itu, untuk membuat konsumen kembali pesan atau  mengundang konsumen baru, Anhar terus mengikuti tren kartun yang berkembang. Meski tidak rutin menonton tayangan kartun di televisi, dia selalu bertanya kepada anaknya tentang macam-macam tokoh kartun.          

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×