kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melipir ke sentra pengolahan kerang hijau tertua di ibukota (1)


Sabtu, 02 Juni 2018 / 15:30 WIB
Melipir ke sentra pengolahan kerang hijau tertua di ibukota (1)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi yang memiliki sentra pengolahan hasil laut. Sentra tersebut terletak di Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara. Di Muara Angke, tak hanya hasil tangkapan ikan yang diolah menjadi ikan asin dan ikan asap. Di sini, juga ada sentra pengolahan kerang hijau.

Akses menuju Muara Angke termasuk mudah, Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Jika menggunakan transportasi umum, akses paling dekat adalah ke arah Grogol. Dari Grogol, Anda bisa menaiki mikrolet B-01 yang langsung menuju arah pasar Muara Angke. Jalanan menuju ke sentra ini cukup padat dengan lalu lalang kendaraan dan orang-orang. Apalagi, jalanannya sempit. Anda perlu waspada terhadap barang bawaan.

Lokasi pengolahan kerang hijau terletak di bagian dalam kawasan industri pengolahan ikan Muara Angke. Jangan bayangkan jika akses jalan menuju sentra pengolahan kerang hijau sama seperti bagian depan sentra, mulus dan tergolong bersih. Anda harus melalui genangan air dan jalan becek menuju pengolahan kerang hijau ini.  "Dibanding dengan sentra ikan asin di depan, di sini memang lebih becek dan baunya lebih amis," kata Tandi, salah satu pemilik usaha pengolahan kerang hijau di Muara Angke.

Menurut penuturannya, sentra pengolahan kerang hijau sudah ada sejak tahun 1990 dan merupakan sentra kerang hijau yang pertama di Jakarta. Tandi sendiri sudah 12 tahun menggeluti bisnis pengolahan kerang hijau.

"Kerang hijau paling awal diolah ya di sini, baru setelah itu merembet ke daerah Cilincing. Di Muara Angke ada ratusan orang yang punya usaha pengolahan kerang hijau seperti saya," jelas Tandi. Ia mengatakan, satu pengolahan kerang hijau di Muara Angke memiliki 15 - 25 pekerja. Para pekerja tersebut dibagi menjadi empat bagian, yakni bagian merebus, mengupas, menangkap kerang dan membawa kerang ke tempat pelelangan.

Tandi menjelaskan, kerang hasil tangkapan akan direbus terlebih dulu, baru dikupas, kemudian dicuci bersih, setelah siap baru dijual ke tempat pelelangan Muara Angke. "Saya jual di pelelangan biasanya per kilogram. Kalau harga sekarang per kilonya sekitar Rp 20.000 karena barangnya lagi banyak," tandasnya.  

Proses pengupasan kerang hijau biasanya mulai pukul 9.00 dan berakhir menjelang pukul 18.00. "Ini selesainya tergantung pasokan, kalau pasokan lagi banyak banget, bisa selesai jam 19.00 malam. Kalau sedikit, biasanya jam 17.00 sudah selesai," ujar Darmini, salah satu pengupas kerang sambil mengupas tumpukan kerang hijau di tangannya.

Sudah lebih dari 5 tahun, Darmini menjalani profesi sebagai pengupas kerang. Upah yang ia peroleh dari mengupas kerang sebesar Rp 30.000 per satu drum ukuran kecil. Jika sedang banyak pasokan, wanita asal Indramayu ini bisa mengupas 4-6 drum ukuran kecil. Sedangkan jika sedang sepi pasokan, dirinya hanya bisa mendapat 1-2 drum ukuran kecil saja.

"Upah yang ngupas ini dibayar harian per satu drum ukuran kecil itu. Jadi begitu selesai mengupas, langsung minta upah ke bosnya," kata Darmini sambil tertawa. Ia mengatakan jika sebagian besar pekerja pengupas kerang adalah kaum wanita. Sedangkan kaum laki-laki, biasanya di bagian merebus, menangkap kerang di laut dan mengantarkan ke pelelangan.                             

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×