kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melongok magnet wisata Umbul Ponggok (3)


Kamis, 01 Februari 2018 / 11:40 WIB
Melongok magnet wisata Umbul Ponggok (3)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Berbagai kendala tak menyurutkan semangat perangkat Desa Umbul Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mewujudkan mimpi menjadi desa mandiri. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), para perangkat dan aparat desa pun harus mau mengikuti pelatihan, seperti komputer, pembukuan, dan lainnya. Selain itu, mereka harus mampu mengoperasikan ponsel pintar.

Melalui ponsel, para perangkat harus rajin mengunggah lokasi wisata di wilayahnya ke sejumlah media sosial. Misalnya melalui Facebook dan Instagram. Joko Winarno Direktur BUMDes Tirta Mandiri mengatakan, aksi ini menjadi promosi gratis.   

Tak hanya itu, mereka juga masuk ke ranah penjualan online. Yakni menjual produk olahan ikan nila khas Umbul Ponggok, seperti nuget, abon dan lainnya. Oleh-oleh khas ini dibuat oleh ibu-ibu PKK desa tersebut.

Jumadhi Mulyono, Kepala Desa Umbul Ponggok, menceritakan pada awalnya cukup susah menggerakkan warga, khususnya ibu-ibu untuk memanfaatkan segala fasilitas yang ada. Untuk menarik perhatian, dia lantas membuat keramaian di dekat pusat kuliner tersebut.

Setelah sadar ada potensi yang cukup bagus, satu per satu warga mulai bergabung ke pusat kuliner tersebut. "Mereka itu harus diberikan bukti, baru mau bergerak," katanya sambil tertawa kecil.

Selain itu, untuk menciptakan generasi yang lebih berkualitas, kepala desa memasang program satu rumah satu sarjana. Harapannya, dengan adanya anak muda yang melek ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mempercepat proses pembangunan desa. Sekarang ada 54 anak muda yang diberikan beasiswa senilai
Rp 300.000 per bulan.

Sedangkan, untuk mengurangi kesenjangan ekonomi, perangkat desa juga memberikan program jaminan sosial dengan menyantuni para warga jompo dan fakir miskin. Besarnya santunan  Rp 30.000 per bulan.

Dana santunan berasal dari  hasil potongan gaji para perangkat desa dan investor,  sebesar 2% saban bulan. Dana itu selanjutnya dikelola oleh badan zakat dan amal. Badan ini di bawah kendali Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Mandiri.

Menariknya, tak ada franchise toko ritel modern di Desa Umbul Ponggok. Hal ini memang disengaja karena kepala desa tidak ingin keuntungan serta penanaman modal dalam jumlah besar hanya berfokus pada satu orang diluar warga desa.

"Kami buat toko yang bentuk dan sistemnya sama persis, dengan modal hasil patungan warga yang nantinya bakal dilakukan pembagian keuntungan saban bulan," jelasnya.

Mereka sengaja membangun sistem tersebut untuk mengajarkan para warga berinvestasi. Nantinya, pembagian keuntungan tersebut diberikan dalam bentuk kupon. Warga hanya dapat membelanjakan kupon ini di toko ritel tersebut.      

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×