kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melukis laba dari pembuatan tas ransel lukis


Kamis, 08 Oktober 2015 / 13:52 WIB
Melukis laba dari pembuatan tas ransel lukis


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Tri Adi

Berkreasi dengan melukis tas ternyata bisa menghadirkan keuntungan. Para produsen tas lukis di Yogyakarta mengklaim bahwa tas ransel lukis dengan berbagai bahan dan motif lukisan kini tengah digemari dan bakal terus berkembang. Menjual produknya lewat online, produsen tas lukis ini bisa mengantongi omzet ratusan ribu hingga jutaan rupiah saban bulan.

Untuk menunjang aktivitas, keberadaan tas ransel telah menjadi kebutuhan bagi banyak orang. Meski memiliki pasar yang besar, namun persaingan bisnis tas ransel sudah semakin ketat lantaran pemainnya yang sudah cukup banyak.

Kendati begitu, peluang bisnis tas ransel masih tetap terbuka terutama untuk tas ransel yang dikemas secara kreatif sehingga terlihat berbeda dari yang dijual di pasaran.  Salah satunya dengan menghadirkan tas ransel yang dilukis dengan menggunakan berbagai bahan.

Hanifah Eka Wulandari adalah salah satu pemain dalam bisnis tas lukis ini. Berdomisili di Yogyakarta, dia membuat tas lukis dengan merek tas Honeypaech. Wanita yang akrab disapa Hani ini sudah dua tahun memproduksi dan menjual tas lukis buatannya ke berbagai daerah. Salah satu alasan memproduksi tas lukis ini adalah respon yang baik dari masyarakat atas keunikan tas lukis ini.

Hani sendiri ada tiga bahan yang digunakan yaitu denim, vinyl, dan kanvas. Khusus untuk tas ransel dengan bahan vinyl atau yang kerap digunakan untuk spanduk ini biasanya tas tidak dilukis melainkan disablon.

Dengan kreativitas ini, banyak orang dari berbagai kalangan yang meminati produk tas lukis ini. “Tetapi pembelinya lebih banyak anak sekolah, mahasiswa dan orang kantoran,” ujar Hani.

Hani bilang, biasanya dia juga melayani pembuatan tas lukis sesuai permintaan alias custom dari pembeli dengan beragam tingkat kesulitan. Bahkan, dia bilang proses pembuatan tas lukis custom bisa mencapai satu minggu hingga satu bulan. “Karena proses pengerjaan dilakukan saya sendiri dan satu teman lagi. Apalagi saya juga masih terbentur dengan tugas kuliah," katanya.

Dalam sebulan, diperkirakan Hani mampu menjual 12 ransel-13 ransel lukis. Dengan harga jual tas senilai Rp 150.000 hingga Rp 250.000, ia bisa mengantongi omzet Rp 2 juta dalam satu bulan. Dengan omzet tersebut, rata-rata margin bersih yang didapat mencapai 30%-40%.

Meski omzetnya masih tergolong mini, namun dia menyatakan potensi bisnis tas lukis ini cukup besar dan akan terus berkembang. Sebagai contoh, sejauh ini dia telah menjangkau banyak kota di antaranya Semarang, , Bandung, dan Jakarta. Pemain lainnya adalah Alvin Taufik Abirawa membuat tas ramsel lukis dengan merek Umayra di Yogyakarta.

Sudah menjalankan usaha sejak tahun 2014 bersama tiga temannya, permintaan tas ransel lukis buatannya pun meningkat. Berbeda dengan Hani, bahan ransel yang digunakan oleh Taufik adalah kanvas. Waktu pengerjaannya pun tak sulit, yakni sekitar tiga hari hingga empat hari, bahkan satu minggu.

Dalam sebulan, sekitar 12 unit ransel dapat terjual dengan harga jual antara Rp 50.000-Rp 60.000 per unit. Dari bisnis ini, sebulan, Taufik bisa meraup omzet sekitar Rp 600.000.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×