kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memahat bongkahan laba dari es balok


Jumat, 09 Desember 2011 / 16:08 WIB
Memahat bongkahan laba dari es balok
ILUSTRASI. Marketing sales Summarecon Agung (SMRA) sepanjang 2020 mencapai Rp 3,3 triliun.


Reporter: Fahriyadi, Dea Chadiza Syafina | Editor: Tri Adi

Di tangan orang kreatif, batangan es balok pun bisa menjadi pundi-pundi rupiah yang menguntungkan. Di musim kawin seperti sekarang, para penyedia jasa ice carving atau pahat es lagi memasuki masa panen, Dalam sebulan, sedikitnya Rp 14 juta bisa mereka kantongi.

Sejatinya, memahat es balok atau ice carving menjadi bentuk yang menarik bukanlah pekerjaan mudah. Namun, itulah rutinitas yang dilakukan oleh para penyedia jasa pahat es balok ini.

Norman Avianto, pemilik Avi Bintang Es Malang di Malang, Jawa Timur, yang memulai jadi pemahat es sejak 1996 mengatakan, bisnis pahat es ini cukup potensial jika ditekuni secara total.

Menurut Norman, memahat es adalah pekerjaan seni. Karena itu, sudah selayaknya pemahat es dihargai dengan harga yang tinggi. Norman sendiri mengaku dibayar lumayan mahal untuk satu bentuk pahatan esnya.

Pria berusia 39 ini menambahkan, panen pemahat es adalah bulan-bulan seperti sekarang ini. Maklum, setelah Lebaran hingga tahun baru biasanya menjadi musim perkawinan.

Norman sendiri sering menerima order memahat es ini dari perusahaan katering atau event organizer. "Terkadang ada pula pesanan memahat es untuk berbagai kegiatan seperti pesta ulang tahun atau peresmian arena permainan anak," tandasnya.

Sejauh ini konsumen Norman tak hanya dari Malang saja. Dia juga sering menerima order memahat es di Surabaya atau di Jakarta.

Dengan pengalamannya yang panjang, Norman memberikan tip. Menurut dia, memahat es sebaiknya berdekatan dengan lokasi kegiatan. Kalau terlalu jauh dari lokasi terlalu berisiko karena es itu mudah mencair. "Waktu memahatnya sendiri paling lama empat jam, tergantung tingkat kerumitan," tambahnya.

Dari hasil memahat ini, Norman setidaknya bisa mengantongi duit hingga sebesar Rp 30 juta per bulan. Nilai segitu untuk kurang lebih 20 kali order memahat. Norman pun bisa mengerjakan pahatan apa saja, mulai sekadar nama hingga memahat es menjadi bentuk buah-buahan.

Supriyadi, pemilik Yadi Decoration, juga berprofesi sebagai pemahat es di Tangerang. Dia mengaku, usaha ini ramai pesanan saat banyak pernikahan.

Seperti halnya Norman, pelanggan utama Supriyadi adalah perusahaan katering. Namun, kadang-kadang, ia juga menerima order pahatan dari perusahaan atau biro iklan yang lagi peluncuran produk baru. "Dalam sebulan saya mampu mengerjakan hingga 12 order es balok ukir ini," ujarnya.

Order memahat Supriyadi yang paling banyak masih dari sekitar Tangerang, Jakarta, dan Bogor. "Beberapa kali saya diundang memahat es di Kalimantan," tambahnya.

Dalam menjalankan usaha ini, Supriyadi menawarkan sistem paket. Paket pertama, seharga Rp 1,2 juta dengan perincian dua buah es balok ukir inisial huruf dan satu buah ice tray atau es ukir wadah buah.

Paket kedua, seharga Rp 1,5 juta dengan rincian konsumen akan mendapatkan dua buah es balok ukir inisial huruf, satu buah ice tray dan satu buah ice frame photo atau pigura foto dari es balok. "Harga ini berlaku untuk wilayah Tangerang saja. Untuk daerah lain, dikenakan biaya pengiriman tambahan," kata Yadi.

Asal tahu saja, untuk membuat satu huruf inisial, diperlukan dua buah balok es batangan dengan berat masing-masing 30 kilogram. Dari bisnis ini, Supriyadi bisa menangguk omzet hingga Rp 14 juta per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×