kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Membantu startup mencari programmer


Senin, 29 Mei 2017 / 16:20 WIB
Membantu startup mencari programmer


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Bisnis startup kini sedang booming di Indonesia. Sektor yang digarap pun bermacam-macam mulai dari teknologi, fesyen, kerajinan sampai dengan musik.

Fenomena ini sudah sejalan dengan rencana pemerintah yang mendorong pertumbuhan start up untuk mendukung perekonomian dalam negeri. Lagipula, melalui wadah tersebut anak muda dapat berkreasi menciptakan hal baru.

Namun, mengembangkan dan mempertahankan bisnis startup di tengah ketatnya persaingan membutuhkan kerja keras. Butuh sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan kreatif dalam mengembangkan bisnis ini.

Karena itu, proses perekrutan SDM menjadi sangat penting dalam menentukan siapa kandidat yang mampu bekerja dan mengembangkan startup dengan baik. Namun, terkadang startup yang kebanyakan hanya didirikan sekelompok orang ini, masih kesulitan melakukan rekrutmen karyawan.

Menjawab kendala tersebut, kini hadir aplikasi baru bernama Geekhunter. Startup yang digawangi anak muda asal Bandung ini fokus menyediakan layanan perekrutan kerja di bidang IT bagi perusahaan-perusahaan startup yang bergerak di bidang teknologi atau IT.

Aplikasi ini resmi  berdiri sejak Juli 2013 oleh Ken Ratri Iswari sebagai founder dan CEO dan Yunita Anggraeni sebagai co-founder dan COO. Anggraeni bilang, Geekhunter menjadi perpanjangan tangan perusahaan-perusahaan startup dalam mendapatkan progammer.

Kehadiran Geekhunter sekaligus membawa manfaat bagi progammer atau orang yang memiliki kemampuan di bidang IT. Menurutnya, meski kehadiran stratup di Indonesia sudah menjamur, kebanyakan startup yang baru muncul belum memiliki kemampuan untuk mempromosikan perusahaan mereka sebagai tempat bekerja yang stabil dan nyaman.

Keraguan akan berkarier di perusahaan startup pun muncul. "Bargaining power startup belum tinggi sebagai tempat kerja pilihan para programmer," kata Anggraeni. Kebanyakan programmer atau fresh graduate tentu lebih memilih bekerja di perusahaan besar yang sudah lebih stabil.

Untuk membantu startup menemukan progammer, Geekhunter akan melakukan pendekatan kepada programmer. Kepada para kandidat, Geekhunter akan memberikan penjelasan lengkap mengenai keuntungan yang bisa didapat bila bekerja di salah satu startup yang menjadi klien Geekhunter.

"Bagaimana potensi calon karyawan akan kami jelaskan, jadi selain membatu perusahaan teknologi mendapatkan progammer, kami sekaligus membantu para progammer yang tadinya bingung dan ragu masuk ke startup kita jembatani mereka untuk dicocokan dengan startup yang sedang butuh karyawan," kata Anggraeni.

30.000 database

Ke depan, Anggraeni melihat startup di Indonesia akan berkembang. Hal ini memberikan potensi bisnis besar bagi Geekhunter. Sebab, startup pasti membutuhkan SDM yang handal dalam mengembangkan bisnisnya." Ini yang membuat Geekhunter dari awal berdiri hingga sekarang fokus di bidang teknologi,  untuk spesialis IT kami sudah lebih maju dari  rekrutmen konsultan lain," katanya.

Saat ini, Geekhunter memiliki 30.000 database programmer. Anggraeni menjelaskan, database itu dikelola menggunakan Applicant Tracking System, yaitu sistem yang dapat mengolah dan menyimpan berbagai data secara berkesinambungan.

Hampir empat tahun Geekhunter berdiri, kini rata-rata dalam sebulan bisa mendapat 20-30 klien. Kebanyakan klien Geekhunter menjalankan usaha e-commerce, online media, aplikasi, marketplace dan lainnya.  "Sekarang klien sudah tidak hanya startup saja, tapi startup yang sudah lebih establish juga ada," kata Anggraeni. Namun, porsi klien startup tetap lebih dominan dari pada perusahaan yang sudah tabil. "Porsinya 30% klien kami dari corporate, sisanya startup," kata Anggraeni.

Monetisasi Geekhunter berasal dari biaya rekrutmen yang dibayarkan klien untuk setiap programmer atau talenta IT yang berhasil direkrut melalui Geekhunter. "Geekhunter mendapat bayaran ketika klien sudah mendapat kandidat yang sesuai," kata Anggraeni.

Besaran komisi yang didapat Geekhunter tergantung dari annual gross salary atau total pendapatan gaji si kandidat. Namun, Anggraeni enggan menyebutkan berapa besaran presentase yang diambil berdasarkan gaji karyawan tersebut.

Anggraeni menegaskan, bukan gaji kandidat yang dipotong, melainkan presentase tersebut menjadi biaya yang harus dikeluarkan klien.

Bagi para progammer yang ingin mencari kerja melalui Geekhunter bisa mengakses website Geekhunter. Anggraeni menjelaskan, para prorgammer atau talenta IT bisa langsung mengunggah curriculum vitae (CV) di website tersebut. Kemudian tim operasional Geekhunter akan menyaring dan mencocokan CV dengan perusahaan yang sedang membuka lowongan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×