Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Havid Vebri
Bisnis kuliner memang tidak ada matinya. Besarnya cuan yang dihasilkan membuat usaha ini sangat menarik di mata pengusaha. Inovasi-inovasi baru juga terus bermunculan di tengah ketatnya persaingan.
Seperti dilakukan oleh Retno Diah yang mengkreasikan bolu gulung dengan motif batik. Bolu gulung dengan tampilan nyentrik ini kini sedang tren di kalangan konsumen.
Permintaannya juga terus meningkat di pasaran. Kebanyakan bolu gulung batik ini digunakan sebagai suvenir dan hantaran pada perayaan hari besar.
Retno mulai memproduksi bolu gulung batik ini sejak bulan Juni 2014 lalu. Perempuan kelahiran Yogyakarta ini mengaku membutuhkan waktu sekitar 15 kali pembuatan untuk menghasilkan bolu gulung batik yang sempurna.
Membuat bolu gulung batik terbilang sederhana karena tidak menggunakan alat khusus. Alat yang diperlukan hanya kantong plastik segitiga serta ketelitian dan kesabaran. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu bolu gulung batik sekitar satu jam. "Tiga bulan pertama, total pesanan kue bolu gulung batik mencapai 1.000 gulung," katanya kepada KONTAN.
Retno membanderol harga bolu gulung batiknya mulai Rp 75.000 hingga Rp 100.000 per gulung. Karena lokasinya berada di Bekasi, Jawa Barat, kebanyakan konsumennya berasal dari Jabodetabek.
Menurut Retno, bolu gulung hasil kreasinya diminati karena tampilannya yang cantik. Lantaran banyaknya pesanan, dalam sebulan ia bisa mengantongi omzet hingga Rp 50 juta. Ada pun keuntungan bersihnya sekitar 50% dari omzet bulanan. "Tapi jumlah omzet setiap bulannya itu naik turun," jelasnya.
Sukses mengembangkan bolu gulung batik, wanita berhijab ini juga membuka kelas membuat bolu gulung batik. Muridnya tidak hanya berasal dari sekitar Bekasi, tetapi hingga mancanegara seperti Malaysia.
Pengusaha lainnya adalah Siti Rokiya asal Jakarta Selatan. Wanita yang akrab disapa Siti ini mulai membuat bolu gulung batik sejak pertengahan 2014 lalu. Siti mengaku, potensi bisnis ini masih bagus karena peminatnya yang masih banyak.
Sementara jumlah pemainnya masih cukup jarang sehingga pasar masih sangat besar. Siti mengaku, mempelajari bolu gulung batik secara otodidak. Untuk menyelesaikan satu bolu gulung dia membutuhkan waktu sekitar satu jam. Guna memenuhi pesanan seluruh pelanggan, dia dibantu oleh satu orang karyawan.
Siti menjual bolu gulung batik seharga Rp 50.000 per gulung. Dalam sebulan, ia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 5 juta. Ada pun keuntungannya sekitar 50% dari omzet.
Untuk mempromosikan produknya, Siti banyak menggunakan media digital, seperti toko online hingga akun jejaring sosial. Sama seperti Retno, kebanyakan konsumennya berasal dari Jabodetabek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News