kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Membelah laba durian monthong (1)


Kamis, 20 Agustus 2015 / 10:10 WIB
Membelah laba durian monthong (1)


Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Tri Adi

Bagi Anda yang gemar makan buah durian monthong, tak perlu jauh-jauh ke negeri asalnya di Thailand. Di Desa Karanganyar, Boyolali, Jawa Tengah, ada sentra durian monthong. Di sentra ini, ada 121 petani yang membudidayakan durian monthong. Saat musim panen, petani meraup omzet  Rp 5 juta per bulan.

Siapa yang tak kenal buah durian. Buah dengan kulit berduri yang memiliki aroma khas dan rasa lezat ini, sangat digemari masyarakat. Tidak hanya dinikmati buahnya secara utuh, durian banyak diburu setelah diolah menjadi camilan seperti kripik, selai, pancake, dan es krim.

Nah di desa Karanganyar, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, ada sentra kebun durian yang sudah cukup terkenal di tanah air. Di sentra ini banyak petani membudidayakan durian jenis monthong.

Selain bisa dijadikan tempat berbelanja durian, sentra ini juga layak Anda sambangi untuk tujuan agrowisata. Sebab, suasana di sentra ini sangat rimbun dengan pepohonan durian dan tanaman lain. Sentra ini juga berada di lereng gunung Merapi yang berhawa sejuk.

Sentra durian monthong di desa Karanganyar mulai berkembang sejak tahun 2009. Perkembangan sentra ini tak lepas dari bantuan program corporate social responsibility (CSR) BUMN di bidang minyak dan gas: PT Pertamina (Persero).

Ketika itu, perusahaan pelat merah ini memberikan bantuan CSR berupa 2.800 batang bibit pohon durian monthong, pupuk, peralatan, dan sistem irigasi. Tujuan program CSR ini untuk menggenjot pendapatan masyarakat dari budidaya durian monthong. Pasalnya, sebelum menanam durian monthong, petani di desa ini hanya menanam jagung.

Salah satu petani durian monthong di sentra Karanganyar adalah Suyanto. Ia menuturkan, di desa Karanganyar ada sekitar 121 petani yang membudidayakan durian monthong di lahan seluas 20 hektare (ha). Masing-masing petani menggarap lahan sekitar 1.600 meter persegi.

Sugiarto, pembudidaya durian monthong lainnya menambahkan, para petani mulai menanam bibit pada bulan April 2012. Pada 2013, petani mulai menikmati hasil panen. Namun, dari sekitar 2.800 bibit, baru 240 pohon yang telah mengalami masa panen. “Setiap tahun petani bisa menikmati panen. Pohon durian bisa hidup hingga umur 45 tahun,” katanya.

Sugiarto bilang, saat musim panen tiba, banyak pengunjung dari Salatiga dan Klaten, Jawa Tengah, membeli durian di sentra ini. Biasanya, kata dia, pembeli harus mengetahui waktu musim panen untuk bisa menikmati langsung durian montong di desa Karanganyar. Pasalnya, masa panen durian terkadang tidak menentu.

Yang menarik, pendapatan petani dari hasil panen berbeda-beda. Contohnya Suyanto. Ia biasa memanen sekitar 38 buah-40 buah dari 10 pohon durian monthong yang digarapnya. Biasanya, durian yang dipanen memiliki berat berkisar 3 kilogram (kg) hingga 5 kg per buah.

Suyanto biasa menjual durian monthong hasil budidayanya seharga Rp 35.000 per kg. Durian itu dijual Suyanto kepada para pedagang di pasar tradisional di sekitar Boyolali. Dia mengklaim, pada musim panen, bisa meraup omzet hingga Rp 4 juta-Rp 5 juta. 

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×