kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Membentang bisnis batik modern di kain denim (1)


Selasa, 27 Januari 2015 / 17:34 WIB
Membentang bisnis batik modern di kain denim (1)
ILUSTRASI. Presiden Uganda Yoweri Museveni di State House di Entebbe, Uganda, pada 12 Juli 2023. Kepresidenan Iran/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS


Reporter: Yuthi Fatimah | Editor: Rizki Caturini

Berawal dari memenangkan kompetisi perencanaan bisnis (business plan) yang diadakan oleh Kementerian Perdagangan tahun 2010 silam, Ivan Kurniawan akhirnya mulai serius menekuni bisnis fesyen yang dia garap bersama rekannya, Maretta Astri Nirmanda. Kedua anak bangsa ini menjalankan bisnis batik yang diaplikasikan pada material kain denim.

Sebagai anak muda, mereka ingin mengangkat batik dengan suasana dan jiwa yang lebih modern. Lewat usaha yang dinamakan Lazuli Sarae, Ivan berusaha membangun citra batik yang tak melulu terbuat dari bahan sifon, sutera, atau bahan lembut lainnya. Namun, batik juga bisa dibuat dengan bahan denim sehingga dapat digunakan sehari-hari oleh anak-anak muda.

Ivan menjalankan proses tradisional untuk membuat motif batik ini. Sesuai dengan tagline Lazuli Sarae yakni local value modern spirit, bersama temannya, ia membuat desain batik sendiri yang di dalamnya mengandung nilai-nilai filosofi. Tagline tersebut mengartikan adanya nilai kearifan lokal pada batik melalui bahan denim yang modern dan tentunya akrab dengan semangat anak muda.

Misalnya, ada desain Lazuli Sarae yang mengangkat konsep dari sister city antara Bandung dengan Suwon, Korea Selatan. "Kebetulan pada tahun-tahun itu, Korean Wave lagi masuk ke Indonesia. Jadi kami ambil momen itu," ungkap Ivan. Dari situ, Ivan mendapatkan ide untuk mengombinasikan motif batik antara bunga khas Bandung dan bunga khas Suwon, Korea Selatan.

Ivan dan timnya memproduksi pakaian batik denim untuk pria dan wanita seperti gaun, kemeja, rok, celana, dan luaran berupa jaket, cardigan, blazer, rompi, hingga pakaian muslim. Bukan hanya pakaian, belum lama ini Lazuli Sarae menambah produksi lainnya seperti tas, sepatu, dan aksesori.

Selain dapat membeli produk yang ada, pembeli juga dapat memesan batik denim sesuai dengan desain dan motif yang diinginkan. "Ada yang pesan seragam untuk acara keluarga atau acara tertentu," kata Ivan.

Adapun produk itu dibanderol mulai dari harga Rp 300.000-Rp 500.000 per unit untuk pakaian dan mencapai Rp 600.000 per unit untuk produk tas. Dalam sebulan, biasanya Ivan bisa menjual sekitar 100 unit hingga 200 unit pakaian.

Jika memasuki momen tertentu, seperti hari raya dan pameran kerajinan seperti Inacraft, ia bisa menjual hingga 400 pakaian. Dari situ, omzet Lazuli bisa mencapai puluhan juta rupiah hingga mencapai seratus juta rupiah per bulan. Selain dipasarkan di negeri, produk Lazuli juga sudah pernah mendapatkan pesanan dari pembeli di Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.      n

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×