kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45982,54   -7,83   -0.79%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memberdayakan warga miskin lewat koperasi


Kamis, 14 Agustus 2014 / 14:57 WIB
ILUSTRASI. Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Kamis 2 Maret 2023. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.


Reporter: Rani Nossar | Editor: Havid Vebri

Berawal dari keprihatinan melihat banyaknya warga miskin di daerah tempat tinggalnya, Sukmariah mendapatkan inspirasi untuk mendirikan koperasi simpan pinjam Baitul Malwa Tanwil (BMT) Mitra Mandiri Sejahtera di Desa Munjul, Kecamatan Solear, Tangerang, Banten.

Hingga kini, koperasi tersebut telah menyalurkan pinjaman modal usaha bagi 100 pengusaha kecil, 30 penjahit konveksi, 190 fakir miskin, dan 13 anak terlantar. "Fakir miskin dan anak terlantar diberikan cuma-cuma," kata Sukmariah.

Sementara, pengusaha kecil wajib mengembalikan  modal yang dipinjam, tergantung kemampuannya masing-masing. Ada yang seminggu sekali mengembalikan senilai Rp 80.000, dan ada juga yang mengembalikan setiap hari sebesar Rp 5.000 sampai Rp 10.000.

Selain simpan pinjaman, koperasi ini juga memberikan pembekalan ilmu keterampilan, seperti keterampilan menjahit dan membuat sepatu. Hingga saat ini, sudah 20 ibu-ibu mendapat pelatihan menjahit gratis.

Di tempat ia tinggal, Sukmariah berprofesi sebagai pengusaha konveksi. Profesi ini sudah ditekuninya sejak kuliah di Universitas Muhamadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta.

Bisnis konveksinya terus berlangsung sampai ia lulus kuliah. Lantaran usahanya terus berkembang, ia pun banyak mempekerjakan tetangga sekitar rumahnya.  

Meskipun ada belasan tetangga yang bekerja di konveksinya, pengangguran belum sama sekali teratasi. Maka, Sukmariah pun membuka kursus menjahit gratis bagi warga sekitar agar bisa membuka usaha sendiri.

Peminatnya cukup banyak mulai ibu-ibu hingga remaja putri. Namun, masalah lain muncul. Banyak warganya terkendala modal mendirikan usaha. Akhirnya, Sukmariah rela merogoh koceknya untuk dipinjamkan sebagai modal usaha. "Saya sering merasa iba," ujarnya.

Lantaran yang meminjam modal terus bertambah, Sukmariah pun memutar otak agar tetangganya tidak bergantung dengan dirinya dan bisa mandiri. Sejak itu muncul idenya mendirikan koperasi.

Ia lalu mengajak teman-temannya untuk urunan hingga terkumpul dana Rp 5 juta sebagai modal koperasi. Beberapa lama kemudian, tepatnya Maret 2010, Sukmariah mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Tangerang dan Kementerian Sosial.

Ia dipercaya menerima dana pemberdayaan fakir miskin sebesar Rp 30 juta. Sejak itu, koperasinya terus berkembang. Total omzet seluruh anggota koperasinya kini diperkirakan mencapai Rp 500 juta per bulan. Sementara omzet koperasi sekitar Rp 200 juta per bulan.

Atas kerja kerasnya ini, Sukmariah keluar sebagai Pemenang Danamon Award 2013 dan mendapat tambahan modal Rp 60 juta.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×