kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Membetot selera pengunjung luar kota (2)


Selasa, 09 Desember 2014 / 14:36 WIB
Membetot selera pengunjung luar kota (2)
ILUSTRASI. 4 Tips Memilih Lipstik untuk Bibir Kering.


Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Havid Vebri

Sentra kuliner laksa di Jalan Veteran, Kota Tangerang ini menjadi salah satu daya tarik wisata daerah ini, terutama bagi yang gemar berwisata kuliner. Selain bisa didapatkan di sini, makanan hasil perpaduan budaya Melayu dan Tionghoa ini juga kerap dijajakan oleh para pedangang keliling yang menjajakan ke komplek-komplek di sekitarnya menggunakan gerobak dorong.

Sehari-hari para pedagang di sentra ini memasak laksa di rumah mereka masing-masing. Rasa kuah laksa di tempat ini memiliki ciri khas yaitu kuah kuning kunyit dengan memakai kacang hijau dan kentang yang memiliki cita rasa gurih.

Matsuro, salah satu pedagang laksa di sentra ini bilang, setiap hari, dia mengeluarkan modal Rp 1 juta untuk membuat 100 porsi laksa. Cara pembuatan makanan ini terbilang susah-susah gampang, sebab hanya yang sudah ahli yang bisa membuat mi laksa dan kuahnya menjadi lezat. Jenis berasnya pun harus menggunakan jenis beras merek IR 42.

Menurut Ucup, pedagang laksa lainnya, untuk membuat laksa, pertama-tama beras digiling menjadi tepung lalu diadon sesuai takaran porsi yang ingin dibuat, setelah itu di cetak seperti mi. Kemudian di kukus. "Biasanya setiap 10 kg beras bisa untuk membuat 100 porsi laksa," kata Ucup.

Untuk pembuatan kuahnya, seperti membuat sayur dengan bahan-bahan kunyit, kelapa sangrai atau serundeng, kacang hijau, dan kentang lalu campur beberapa rempah-rempah dan cabai.

Biasannya setiap pedagang membagi pekerjaan dengan sanak saudaranya di rumah. Biasanya si penjual menyiapkan mi dan menyiapkan aneka bahan-bahannya, kemudian kuahnya dibuat oleh istrinya atau sanak saudara yang pintar memasak kuah laksa. Lantas setiap pagi laksa yang sudah selesai dimasak siap untuk dijajakan di sentra ini.

Matsuro menceritakan biasanya yang menjadi kendala adalah mencari bahan baku beras yang tepat. Soalnya dia bilang, beras merek IR 24 banyak palsunya di pasar sehingga terkadang salah membeli dan hasil mi laksa menjadi lembek. Jika sudah begitu pembuatan mi menjadi gagal dan harus diulang kembali dengan menggunakan beras yang benar.

Karena pusat kuliner jajanan khas Tangerang ini sudah berjalan 4 tahun, pamornya sudah cukup terkenal. Tidak jarang banyak pembeli yang datang dari luar kota seperti dari Bandung, Karawang, Serang bahkan sampai dari daerah di Jawa Timur. Ucup bilang, sentra makin terkenal seiring seringnya sentra ini di beritakan oleh media sebagai info kuliner makanan khas Tangerang.

Biasanya para pengunjung yang berasal dari luar kota datang pada saat hari libur atau di akhir pekan saja. Sementara selama hari kerja, umumnya pengunjung berasal dari penduduk sekitar Kota Tangerang.   

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×