kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memerah derasnya fulus dari susu almond


Senin, 26 Januari 2015 / 14:15 WIB
Memerah derasnya fulus dari susu almond
ILUSTRASI. Manfaat buah jeruk untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Marantina | Editor: Tri Adi

Tidak bisa dipungkiri, gaya hidup sehat sudah menjadi tren di sini. Gaya hidup ini mempengaruhi kebiasaan seseorang dalam berolahraga serta mengonsumsi makanan atau minuman tertentu. Nah, salah satu bentuk gaya hidup sehat dalam mengonsumsi makanan adalah menyeruput susu almond (almond milk).

Fenomena susu berbahan dasar kacang almond ini sangat ramai di media sosial. Pasalnya, sebagian besar pemain yang memasarkan susu almond menggunakan jejaring sosial, khususnya Instagram. Bahkan, tak sedikit selebritas dan blogger yang mengonsumsi almond milk serta membagikannya di akun Instagram mereka.

Adalah Yenna Samantha, salah satu produsen susu almond sejak Mei 2013. Dia bercerita, kebiasaan mengonsumsi jus dan smoothie sudah dilakukannya sejak delapan tahun lalu. Namun, baru pada 2012, ia mengenal susu almond. Tak sekadar mengonsumsi, Yenna juga belajar cara pembuatan almond milk. “Pembuatannya gampang, dan waktu itu keluarga saya langsung suka,” kata dia.

Yenna dan keluarga pun rutin minum almond milk sejak itu. Pada Mei 2013, Yenna baru mengomersilkan susu almond buatannya dengan merek Yourganic Raw Almond Mylk. Awalnya, ia hanya menjual susu almond dengan cara getok tular. Saat itu, ia menjual sebotol susu almond berukuran 250 ml seharga Rp 25.000  dan ukuran 500 ml seharga Rp 42.000. “Ketika mengawali usaha ini, kami bisa menjual sekitar 100 botol per hari,” ucap Yenna.

Tak lama, produk Yourganic semakin diminati. Bahkan,Yenna ditawari untuk memasok susu almond di Kemchicks. “Tadinya kami hanya menjual lewat Instagram, lalu kami juga menjual di Kemchicks sehingga pembeli lebih mudah mendapatkan Yourganic,” ujarnya.

Penjualannya pun meroket. Dalam sebulan, Yenna bisa menjual 400 botol susu almond per hari. Selain di Kemchicks, Yourganic juga dipasarkan di beberapa tempat yang disebut Yourganic Grab & Go Spots. Jadi, pembeli bisa mendapatkan produk ini di beberapa tempat fitness dan supermarket seperti Grand Lucky dan All Fresh.

Kini, Yenna menjual susu almond dengan kisaran harga Rp 30.000–Rp 45.000 per botol. Susu almond yang ia buat terdiri dari empat rasa, yakni original, matcha atau green tea, coffee, dan kurma. Yenna mengaku bisa meraup omzet Rp 200 juta–Rp 500 juta saban bulan dari usaha ini dengan laba bersih sekitar 30%.

Pemain lain yang juga menggeluti usaha produksi susu almond adalah Dama Stamboel. Perempuan kelahiran 1988 ini mengenal susu almond ketika kuliah di Australia. Melalui resep dari internet, ia mulai membuat susu almond untuk dikonsumsi sendiri. “Kebetulan saya lactose intolerant jadi tak bisa minum  susu sapi,” tuturnya.

Usaha bernama Dama Eats ini memang baru digeluti Dama selama enam bulan. Namun, Dama bilang, permintaan semakin deras karena kian banyak orang yang mengenal dan tertarik mengonsumsi susu almond.

Dama mengaku menggelontorkan modal Rp 30 juta untuk memulai usaha ini. Modal itu ia gunakan untuk membeli peralatan membuat susu almond seperti blender dan saringan. Selain membuat susu almond, Dama juga memproduksi susu dari kacang-kacangan lain, seperti hazelnut, Brazil Nut, dan macadamia. Tiap botol Dama Eats berukuran 500 ml dibanderol di kisaran harga Rp 60.000 hingga Rp 80.000.

Sejauh ini, Dama hanya memasarkan produknya lewat jalur online. Dalam sebulan, ia bisa memproduksi sekitar 600 botol susu almond. Dama bilang, laba bersih dari usaha susu almond ini bisa mencapai 50%. Anda tertarik?


Produk sensitif

Lantaran mentah alias tidak melalui proses dimasak, susu almond tergolong sensitif. Sebisa mungkin, susu almond harus disimpan dalam kulkas atau alat pendingin lain. Menurut Yenna dan Dama, masih banyak orang yang belum paham akan sifat sensitif susu almond. “Susu almond hanya tahan maksimal satu jam di luar kulkas karena produk ini rentan terhadap perubahan suhu,” kata Yenna.

Kesegaran produk jadi hal penting dalam kesuksesan bisnis ini. Dus, para pemain memproduksi susu almond berdasarkan pesanan saja alias tidak membuat stok. Hanny Kurniawan, Marketing Executive Yourganic Raw Almond Mylk, menjelaskan tiap hari dia membuka order minuman ini dari pagi hingga pukul 17.00.

Setelah itu, tim produksi akan mulai membuat susu almond yang sudah dipesan. “Produksi berlangsung malam hari hingga pukul 2 pagi, baru jam 7 pagi pengiriman dimulai,” terang Hanny. Siklus ini diterapkan agar susu almond tetap segar ketika diterima konsumen.

Untuk bahan baku, Hanny bilang kebanyakan bahan baku pembuatan susu almond harus diimpor. Apalagi kacang almond tidak tumbuh di Indonesia. Dalam sebulan, Yourganic menggunakan sekitar 200 kg kacang almond. Kacang almond ini bisa dibeli di sejumlah importir di dalam negeri.

Sementara, Dama juga menggunakan bahan baku impor. Menurut Dama, bahan baku harus benar-benar diperhatikan agar kualitas dan konsistensi rasa susu terjaga. Dalam sebulan, ia bisa menghabiskan hingga 50 kg kacang almond untuk usahanya.

Yenna mengatakan, usahanya terkendala dalam proses pengiriman. Saat ini, ia menggunakan pihak ketiga untuk mengirim produk ke semua Yourganic Grab & Go Spots. Cuaca buruk dan kemacetan jadi kendala yang masih harus dihadapi. “Kalau dihitung-hitung, saya tak perlu beli kendaraan sendiri untuk pengiriman karena biayanya hampir sama dengan menggunakan jasa delivery service dengan motor,” jelas dia.

Berbeda dengan Yenna, Dama memilih pengantaran dengan sepeda. Selain mendukung program ramah lingkungan, menurut Dama, pengendara sepeda bisa lebih cepat menjangkau alamat pengiriman produk. “Sepeda tidak kena macet dan bisa masuk ke gang-gang kecil jadi lebih cepat untuk antar barang,” ucap Dama.

Dama juga memproduksi susu almond berdasarkan order yang masuk. Produksi dan pengiriman hanya berlangsung pada hari Senin, Rabu, dan Jumat. Dama membatasi pemesanan untuk 15 customer dalam setiap hari pengiriman.

Adapun mengenai kemasan, baik Yenna dan Dama menggunakan botol plastik food grade. Alasannya supaya praktis. Pasalnya, banyak konsumen yang meminum susu almond ketika berada di luar rumah. Selain itu, botol yang terbuat dari plastik bersifat disposable alias sekali digunakan bisa langsung dibuang tak perlu disimpan.

Yenna menambahkan, tiap bulan, pengeluaran terbesar untuk usaha ini ialah untuk membeli bahan baku, terutama kacang almond. Pengeluaran lain ialah untuk membeli kemasan, membayar kurir serta karyawan dan biaya listrik.

Siap mengolah almond?    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×