kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar kemitraan dari minuman cincau Calao 99


Senin, 17 Juli 2017 / 18:00 WIB
Menakar kemitraan dari minuman cincau Calao 99


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Markus Sumartomjon

Bisnis minuman masih menjadi peluang usaha yang menguntungkan belakangan ini. Apalagi, kondisi Indonesia sebagai negara tropis yang kerap cuaca panas membuat sajian minuman dingin pasti dilirik banyak orang. Tak cuma minuman modern seperti teh tarik ala Thailand yang lagi marak, bisa juga minuman tradisional bernama cao alias cincau.

Melihat kondisi ini, ada  salah satu pelaku usaha yang tertarik terjun di minuman segar tersebut, yakni Imam Muslik.  Ia menawarkan minuman dengan bahan dasar cincau yang tersaji dengan es batu  dengan merek Es Caola 99. Usaha ini ia rintis di Lamongan, Jawa Timur, sejak akhir 2012.

Melihat geliat pasar yang semakin menjanjikan, Muslik mantap menawarkan kemitraan ke masyarakat sejak awal 2013 silam.

Hasilnya terbilang positif. Hingga kini sudah ada sekitar 251 gerai gerobak Es Caola 99 yang tersebar di sejumlah daerah yang ada di Jawa. Para mitra Es Caola sendiri sudah ada di Malang, Lumajang, Gresik, Sidoarjo, dan Bandung.

Salah satu faktor penyebab tumbuh suburnya usaha es cincau ala Imam Muslik ini adalah besaran dana kemitraan yang ia patok. Yakni cukup merogoh kocek Rp 4 juta saja, Anda sudah bisa menjadi membuka gerai Es Caola 99.

Investasi ini mencakup gerobak, kentong, gelas, sedotan,  bahan baku berupa 2,5 liter sirup dan cao. “Cuma Rp 4 juta itu sudah dapat 23 item perlengkapan komplit dan siap jualan," tukas Rianto, petugas pemasaran Es Caola 99 keepada KONTAN, Minggu (16/7).

Kemitraan ini berlangsung seumur hidup selama mitra melakukan kerja sama. Agar tidak memberatkan mitra,  Es Caola 99 tidak membebani besaran biaya royalti ke pusat saban bulan. Namun mitra cuma wajib membeli bahan baku berupa sirup ke Caola 99. "Itupun tidak ada kewajiban beli sirup setiap bulan, kalau habis ya beli saja. Boleh setiap minggu atau 10 hari sekali," tuturnya.

Manajemen Es Caola 99 menargetkan kepada mitra supaya bisa menjual satu jerigen sirup yang dapat menghasilkan 180 hingga 190 gelas minuman cao. Bila target ini mampu tercapai,  mitra dapat mengantongi omzet Rp 500.000 setiap hari. Setelah dikurangi biaya operasional dan bahan baku, mitra dapat meraup laba bersih  75% dari total omzet. Artinya dalam tempo 100 hari, mitra sudah bisa balik modal. "Ini artinya mitra dapat menyisihkan Rp 40.000 per hari sehingga dalam waktu 100 hari sudah bisa balik modal," tukasnya.

Minuman Es Caola 99 sendiri menawarkan menu rasa original dengan banderol harga Rp 2.500 saja. Bila ingin menambah variasi rasa, seperti ada tambahan susu murni, maka ada tambahan biaya Rp 3.500 per gelas.

Lantaran berbentuk gerai gerobak saja, maka mitra hanya butuh satu karyawan saja. Tidak lebih tidak kurang. Menurut Muslik, tawaran kemitraan ini ia tujukan bagi orang yang kurang beruntung dalam pekerjaan.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×